Kanker Saat Hamil, Apakah Bayi Masih Bisa Dilahirkan?
Kehamilan tidak menyebabkan kanker, dan dalam banyak kasus, kehamilan tidak akan membuat kanker tumbuh lebih cepat di tubuh Moms.
Terkadang, perubahan hormon dapat merangsang kanker tertentu, seperti melanoma, tetapi ini jarang terjadi.
Meskipun jarang, Moms dapat didiagnosis menderita kanker saat sedang hamil.
Mungkin juga untuk hamil saat Moms sedang didiagnosis kanker.
Dilansir dari laman Healthline, secara umum, kanker saat hamil adalah kondisi yang tidak biasa.
Statistik menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 1.000 ibu hamil didiagnosis mengidap kanker.
Namun, para ahli memperkirakan jumlah ibu hamil dengan kanker meningkat karena lebih banyak wanita menunggu sampai mereka lebih tua untuk memiliki anak.
Risiko berkembangnya sebagian besar kanker meningkat seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: 6 Pekerjaan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker di Dalam Tubuh
Mendeteksi Kanker Saat Hamil
Foto: nfcr.org
Kanker saat hamil sangat sulit dideteksi.
Ibu hamil mengalami banyak perubahan dalam tubuh mereka saat janin tumbuh.
Beberapa perubahan umum termasuk kembung, sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, perubahan payudara, dan pendarahan dubur.
Meskipun dianggap normal dalam kehamilan, ini juga merupakan gejala kanker yang umum.
Karena gejala ini terlalu umum dan wajar dalam kehamilan, maka diagnosis kanker biasanya tertunda atau terabaikan pada wanita hamil.
Peluang terbaik untuk kanker terdeteksi pada awal kehamilan seseorang adalah memiliki jalur komunikasi terbuka dengan tim medis.
Jika ibu hamil mengalami gejala apa pun yang mungkin terkait dengan kanker, maka harus mendiskusikan kondisi tersebut dengan dokter kandungannya atau mengunjungi dokter umum sesegera mungkin.
Pengaruh Kanker pada Janin? Apakah Janin Masih Bisa Dilahirkan?
Foto: cancertherapyadvisor.com
Dengan tim medis khusus, kanker biasanya jarang mempengaruhi bayi selama kehamilan.
Dr. Shuki Mizutani dari departemen pediatri di Tokyo Medical and Dental University, mengatakan, masyarakat banyak yang berpikir bahwa kanker pada ibu hamil mungkin menyebar ke bayi di dalam rahim.
Namun, belum ada bukti genetik yang jelas untuk mendukung interpretasi ini.
Tapi, Dr. Shuki Mizutani menegaskan, meskipun mungkin jarang, bayi yang lahir dari ibu yang menderita kanker saat hamil harus tetap di bawah pengamatan tim medis.
Bahkan, Healthline juga memberi peringatan yang sama, dikarenakan terdapat kasus kanker yang sangat jarang seperti melanoma atau leukemia yang menyebar dari plasenta ke janin.
Maka, kita perlu berkonsultasi dengan tim medis dan memantau untuk menghindari dan lebih sigap dalam menangani berbagai kemungkinan dengan tepat.
Baca Juga: Makanan dan Minuman Panas Picu Kanker Kerongkongan, Kok Bisa?
Kemoterapi Saat Hamil
Foto: thebump.com
Menurut National Foundation for Cancer Research, jika kanker terjadi pada trimester pertama, kemoterapi dapat menyebabkan cacat lahir atau keguguran.
Pemberian kemoterapi setelah trimester pertama memiliki risiko yang jauh lebih ringan.
Risiko yang paling mungkin terjadi adalah kelahiran prematur dan kemungkinan bayi kecil untuk usia kehamilan.
Meskipun ini adalah risiko penting yang harus diperhatikan, risiko tersebut belum tentu umum.
Setelah bayi lahir, ibu dapat melanjutkan perawatan. Hanya saja, jika menerima kemoterapi, ia tidak boleh menyusui karena obat dapat ditransfer melalui ASI.
Terlepas dari apapun mengenai kanker saat hamil, Moms sangat perlu mengonsultasikan keluhan apapun yang terjadi.
Sebab, kondisi kanker saat hamil memerlukan penanganan cepat dan perawatan khusus.
Baca Juga: 5 Cara Efektif Mengatasi Ketakutan setelah Didiagnosis Kanker Payudara
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.