Kapan Anak Harus Menambah Berat Badan?
Yuk, simak kapan anak harus menambah berat badan.
Memiliki tubuh yang kurus kadang membuat seseorang tidak percaya diri.
Pun dengan si Kecil yang memiliki tubuh kurus, tak seberat teman-teman sebayanya.
Ia biasanya cenderung tidak percaya diri dengan tubuhnya yang lebih kecil dibandingkan dengan teman-teman lainnya.
Bahkan dalam diri Moms sendiri, kadang kala Moms mengkhawatirkan tubuh si Kecil yang berperawakan kurus.
Tapi, kapan anak dikategorikan benar-benar kurus sehingga harus menambah berat badan?
Baca Juga: Si Kecil Kelebihan Berat Badan? Ini 6 Aturan Diet untuk Anak Obesitas
Jadi, Kapan Harus Menambah Berat Badan Anak?
Foto: pixabay.com
Melansir dari US National Library of Medicine National Institutes of Health, Moms harus menambah berat badan anak saat hasil pengukuran dari kalkulator BMI pada si Kecil menunjukkan angka 5 atau di bawah 5 percentile.
Sebelumnya, apa itu BMI?
BMI merupakan singkatan dari Body Mass Index, yang digunakan untuk mengukur indeks massa baik orang dewasa maupun anak-anak.
Masih dalam laman yang sama, Body Mass Index ini dapat mengukur tubuh si Kecil saat ia kekurangan berat badan, kelebihan, ataupun dalam kondisi yang ideal.
Cara untuk mengukur BMI pun cukup mudah lho Moms,
Adapun cara untuk menghitung BMI adalah berat ÷ (tinggi x tinggi) x 10.000. Untuk menghitung BMI ini, inlah hal yang harus Moms lakukan:
- Ukur berat badan si Kecil dalam kilogram (bukan gram). Ini dapat dinyatakan dalam nilai desimal, seperti 12,7 kilogram.
- Ukur tinggi anak dalam sentimeter (bukan meter). Ini akan dinyatakan, misalnya, sebagai 105 sentimeter dan bukan 1,05 meter.
Hitung BMI dengan membagi berat dengan tinggi kuadrat dan mengalikan total dengan 10.000.
Setelah Moms menetapkan BMI dan persentase si Kecil, Moms kemudian dapat melihat secara tepat di mana ia berada dalam kisaran yang diharapkan.
Jika tidak sesuai, barulah Moms bisa memikirkan untuk mulai menambah berat badan anak.
BMI-untuk-usia berat kategori didasarkan pada rekomendasi dari komite ahli yang diselenggarakan oleh American Medical Association (AMA), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan Health Resources and Services Administration (HRSA) Amerika Serikat.
Baca Juga: 9 Tips Agar Berat Badan Tak Melonjak Naik Saat Hamil
Kategori Berat Badan Anak
Foto: pixabay.com
Melansir dari The Centers for Disease Control and Prevention, kategori berat untuk anak-anak didefinisikan sebagai berikut:
- Underweight adalah BMI kurang dari persentase ke-5.
- Berat normal adalah BMI dari persentase ke-5 hingga ke bawah persentase ke-85.
- Kelebihan berat badan adalah BMI di atas persentase ke-85 hingga di bawah persentase ke-95.
- Obesitas adalah BMI lebih besar dari atau sama dengan persentase ke-95.
Nilai persentase sendiri dapat merupakan sebuah bandingan untuk mengategorikan BMI si Kecil berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Misalnya saat mengukur BMI di dalam kelas, si Kecil mendapatkan pengukuran persentase ke-54 dari seluruh siswa kelas dengan jenis kelamin yang sama.
Persentase ke-54 berarti bahwa si Kecil tumbuh 75% lebih tinggi dibandingkan dengan teman-temannya yang berada di kelas yang sama.
Sistem klasifikasi persentase ini dipopulerkan pada tahun 1977 untuk mengategorikan perkembangan si Kecil berdasarkan berat badan dinilai dari tingginya.
Persentase BMI si Kecil dapat ditentukan dengan memplot BMI pada grafik BMI.
Nah, saat si Kecil sudah menunjukkan BMI kurang dari persentase ke-5, maka itu saatnya Moms harus menambah berat badannya.
Jadi, sekarang Moms sudah tahu kan, kapan harus menambah berat badan anak?
Baca Juga: Berat Badan Ideal Atau Tidak? Cari Tahu Dengan Cara Ini
(TIUR/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.