13 November 2024

Radang Gusi pada Anak: Penyebab hingga Cara Mengatasi

Kenali juga beragam penyakit infeksi mulut lainnya!

Radang gusi pada anak bisa jadi masalah serius, Moms.

Saat Si Kecil belum mengerti merawat mulutnya dengan baik, banyak hal dapat terjadi dan mengakibatkan peradangan bahkan infeksi pada mulutnya.

Salah satu yang sering terjadi adalah radang gusi pada anak atau periodentitis.

Radang gusi terjadi karena infeksi bakteri yang serius. Ini bahkan dapat menghancurkan gusi dan struktur pendukung giginya sejak masih kecil.

"Infeksi gigi yang parah dan tidak diobati atau terlambat ditangani adalah masalah yang lebih besar dari yang kami perkirakan," tegas dr. Frank Catalanotto, ketua Departemen Kedokteran Gigi Masyarakat dan Ilmu Perilaku di Florida College of Dentistry, dilansir dari New York Times.

Penyebab Radang Gusi Secara Umum

Penyebab Radang Gusi Anak
Foto: Penyebab Radang Gusi Anak (Hawaiifamilydental.com)

Radang gusi umumnya disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi.

Mengutip dari artikel jurnal yang dipublikasi pada National Library of Medicine, lapisan plak yang tidak dibersihkan secara rutin dapat menyebabkan bakteri berkembang biak di sekitar garis gusi, memicu iritasi dan peradangan.

Jika plak dibiarkan menumpuk, ia akan mengeras dan berubah menjadi karang gigi.

Karang gigi ini berada di bawah garis gusi dan memicu iritasi yang menyebabkan peradangan lebih lanjut.

Selain plak dan karang gigi, beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko radang gusi, seperti kebiasaan merokok, perubahan hormon, diabetes, dan gigi palsu yang tidak pas.

Penyebab Radang Gusi Pada Anak

Penyebab utama radang gusi pada anak serta infeksi lainnya juga disebabkan penumpukan plak.

Plak yang penuh bakteri menumpuk akhirnya mengeras dan membentuk karang gigi. Selain itu, hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami periodentitis adalah:

  • Makanan tersangkut di gusi
  • Pernafasan mulut, yang dapat menyebabkan pengeringan parah pada gusi dan gigi di bagian depan mulut
  • Pola makan yang buruk
  • Penyakit autoimun atau sistemik
  • Perubahan hormon dalam tubuh, seperti saat pubertas
  • Bruxism atau menggiling gigi secara berulang yang tidak bisa dikendalikan anak
  • Obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan pertumbuhan gusi berlebih

Gejala Radang Gusi

Gejala Radang Gusi (Orami Photo Stock)
Foto: Gejala Radang Gusi (Orami Photo Stock)

Gejala radang gusi bisa bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada tingkat keparahan peradangan.

Melansir dari Web MD, berikut beberapa gejala yang biasanya muncul:

  • Gusi kemerahan dan bengkak

Gusi yang meradang cenderung terlihat merah dan membengkak. Gusi yang sehat seharusnya berwarna merah muda.

  • Gusi berdarah

Gusi yang meradang sering kali berdarah saat menyikat gigi atau menggunakan benang gigi (flossing).

  • Bau mulut

Radang gusi sering disertai dengan bau mulut yang tidak sedap akibat penumpukan bakteri.

  • Nyeri pada gusi

Rasa nyeri atau tidak nyaman di sekitar gusi dapat muncul, terutama saat mengunyah makanan atau menyentuh gusi yang teriritasi.

  • Nanah di gusi

Pada kondisi yang lebih parah, gusi bisa mengeluarkan nanah atau cairan putih kekuningan, menandakan adanya infeksi yang lebih serius.

Jika Moms dan Dads mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, penting untuk segera mengambil tindakan sebelum kondisinya semakin buruk.

Beragam Penyakit dan Infeksi pada Mulut Anak

Infeksi Mulut pada Anak
Foto: Infeksi Mulut pada Anak (Orami Photo Stock)

Akibat dari perawatan mulut yang buruk, anak bisa mengalami berbagai macam penyakit bahkan infeksi yang buruk pada gigi dan gusinya.

Berikut ini beberapa penyakit serta infeksi yang bisa terjadi pada mulut Si Kecil.

1. Sariawan

Sariawan adalah infeksi jamur yang mempengaruhi jaringan lunak di dalam mulut. Ini cukup umum terjadi pada anak kecil. Sariawan terlihat seperti bercak putih susu di mulut.

Saat mengalaminya, anak mungkin juga mengalami infeksi di area popok secara bersamaan.

Sariawan jarang menyebabkan demam atau masalah pada pencernaan anak. Tetapi, jika Si Kecil mengalaminya bisa jadi ini merupakan gejala infeksi pada umumnya.


2. Herpes Oral

Herpes oral atau cold sore adalah lepuhan di sekitar mulut dan hidung, yang disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV).

Anak-anak dapat terkena HSV melalui kontak dengan seseorang yang menderita sakit flu. Penularannya diperkirakan terjadi pada beberapa hari pertama ketika lepuh dingin terbentuk.

"Herpes oral hanya terjadi di satu sisi mulut dan muncul dalam kelompok. Jadi, jika anak memiliki ruam yang berbeda di sekitar mulutnya, itu mungkin bukan cold sore. Tepat sebelum cold sore muncul, anak mungkin memiliki perasaan geli atau terbakar di bibir luar dan biasanya di tempat yang sama dengan luka sebelumnya," jelas dokter Cindy Gellner, M.D., M.S.Phr., dikutip dari laman Health University of Utah.

3. Radang Gusi

Radang gusi atau periodentitis pada anak terjadi akibat penumpukan plak. Periodentitis sendiri dapat dikelompokkan menjadi periodentitis ringan hingga berat.

Bentuk dari periodentitis ringan adalah gingivitis yang menyebabkan gusi menjadi merah, bengkak, dan sakit.

Umumnya, radang gusi pada anak tidak menyakitkan sehingga anak tidak tahu kalau ia mengalami infeksi.

Tanda yang bisa Moms perhatikan seperti gusi merah, bengkak, perdarahan saat menyikat gigi, gusi yang keluar dari gigi, gigi yang longgar atau terpisah, bau mulut yang tidak hilang, nanah di antara gigi dan gusi.

4. Abses Gigi

Abses gigi yang dialami anak disebabkan oleh infeksi di dalam gigi. Biasanya abses gigi terjadi karena adanya kerusakan gigi yang tidak ditangani.

Bentuknya muncul seperti jerawat pada gusi, yaitu pembengkakan gusi atau sebagai pembengkakan wajah di sisi gigi yang terinfeksi.

Ini sangat berbahaya bagi anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.

Beberapa tanda dari infeksi ini adalah gusi bengkak, merah, sakit saat mengunyah, rasa pahit di mulut, hingga bau mulut.

Moms, ingat selalu untuk melakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan sekali. Ini tentu dapat mencegah radang gusi pada anak atau infeksi lainnya.

Cara Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Jika tidak rutin dirawat dan dijaga, Si Kecil bisa mengalami sakit gigi. Yang lebih parah lagi, anak bisa mengalami infeksi dan masalah mulut lainnya seperti salah satunya radang gusi pada anak.

Oleh karena itu, yuk mulai ajarkan Si Kecil cara mudah merawat kesehatan gigi dan mulut anak!

1. Rutin Check-Up ke Dokter Gigi

Dikutip dari Web MD, semakin muda anak dibawa check-up rutin ke dokter gigi, semakin baik pula untuk kesehatan giginya.

Bawa anak Moms ke dokter gigi pada ulang tahun pertamanya. Dengan begini, Moms bisa mencegah kerusakan gigi anak sejak dini.

Menurut studi dari CDC, biaya perawatan gigi anak hampir 40 persen lebih rendah saat sebelum usia 5 tahun dibandingkan dengan saat Moms membawanya ke dokter gigi saat dia berusia 5 tahun.

2. Ajarkan Kebiasaan Menyikat Gigi

Menyikat gigi sejak kecil penting sekali lho Moms untuk kesehatan gigi dan mulutnya. Saat bayi belum punya gigi, Moms bisa menyeka gusinya dengan sikat gigi bayi ataupun lap lembut.

Ketika gigi anak muncul, sikatlah dua kali sehari dengan sikat gigi anak dan pasta gigi anak, terutama saat anak mau tidur ya, Moms.

Menurut Canadian Dental Association, jika Moms tidak menghilangkan kuman dan gula yang menyebabkan gigi berlubang, maka mereka akan memiliki waktu semalaman untuk menggerogoti gigi anak.

Tak hanya itu, ketika anak tertidur, dia tidak akan menghasilkan air liur sebanyak biasanya. Padahal air liur membantu menjaga mulut tetap bersih.

Oleh karena itu, membiasakan anak menyikat gigi sebelum tidur sangatlah penting.

3. Kontrol Penggunaan Sippy Cup

Sippy cup memang membantu anak untuk beralih dari botol ke gelas. Namun jangan biarkan dia minum dengan sippy cup sepanjang hari.

Penggunaan sippy cup yang terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan pada bagian belakang gigi seri, apalagi jika minuman yang diminum Si Kecil adalah minuman manis.

4. Lepaskan Anak dari Dot dan Empeng di Usia 3 Tahun

Penggunaan dot dan empeng dalam jangka panjang dapat mempengaruhi pertumbuhan giginya. Tak hanya itu, dot juga bisa mengubah bentuk mulut Si Kecil.

Oleh karena itu, usahakan anak lepas dari dot dan empeng hingga maksimal saat dia berusia tiga tahun.

Jika anak masih mengempeng ataupun minum dari botol dot di atas tiga tahun, segeralah berkonsultasi dengan dokter Moms.

5. Ajarkan Flossing dan Rinsing

Sikat gigi saja belum cukup untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Moms juga harus mengajarkan Si Kecil untuk flossing dan rinsing atau berkumur.

Jika anak belum bisa berkumur-kumur dengan mouthwash, Moms bisa mengajarkannya dengan air putih matang.

Yuk jaga kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini agar di kemudian hari dia terhindar dari sakit gigi dan masalah mulut lainnya seperti radang gusi pada anak!

  • https://www.webmd.com/oral-health/gingivitis-periodontal-disease
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557422/
  • https://healthcare.utah.edu/the-scope/kids-zone/all/2020/10/how-treat-your-childs-cold-sore
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21482-gum-periodontal-disease
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/periodontitis/symptoms-causes/syc-20354473

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.