20 April 2024

Anak Hiperaktif: Penyebab, Ciri, dan Olahraga yang Tepat

Balita hiperaktif ternyata memiliki tanda yang jarang disadari
Anak Hiperaktif: Penyebab, Ciri, dan Olahraga yang Tepat

Foto: Freepik.com/freepik

Anak yang aktif bergerak, serta memiliki energi dan rasa penasaran yang tinggi, sering kali dianggap sebagai anak hiperaktif.

Banyak juga orang tua yang salah kaprah dan tak bisa membedakan antara yang sangat aktif dengan yang memiliki  gangguan perilaku hiperaktif.

Meski sudah sering mendengar istilahnya, apa Moms sudah tahu bagaimana anak hiperaktif itu sebenarnya?

Anak hiperaktif adalah gangguan pemusatan perhatian yang disertai dengan gejala hiperaktivitas motorik dikenal sebagai Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) atau Attention Deficit Disorder (ADD).

Ini biasanya terjadi dengan prevalensi 3-5% pada rentang usia 4-14 tahun.

Jika anak memiliki kondisi ini mereka dapat bergerak secara hiperaktif dan impulsif, serta sulit untuk duduk diam dan tenang.

Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai anak hiperaktif? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya Moms.

Baca Juga: 4 Tanda Anak Picky Eater, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Penyebab Anak Hiperaktif

Hiperaktif (Orami Photo Stock)
Foto: Hiperaktif (Orami Photo Stock)

Sesungguhnya anak memang memiliki energi yang besar.

Melansir WebMD, pada usia anak prasekolah, anak memang bisa jadi sangat aktif. Mereka bisa pindah dengan cepat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya.

Namun, jika keaktifan mereka menyebabkan masalah di sekolah, kesulitan melakukan pekerjaan rumah, hingga menimbulkan persoalan dalam hubungan pertemanannya, segera tanyakan dokter anak.

Lahirnya anak hiperaktif bukan tanpa sebab, lho Moms.

Ini terjadi karena adanya kerusakan kecil pada bagian sistem saraf pusat dan otak, sehingga rentang konsentrasi anak menjadi lebih pendek dan sulit dikendalikan.

Timbulnya kerusakan ini bisa disebabkan karena bawaan dari lahir, epilepsi, malfungsi otak, atau pengaruh lingkungan.

Selain itu, masalah ini juga dapat terjadi karena gangguan di kepala seperti trauma kepala, infeksi, keracunan, kurang gizi, atau alergi makanan.

Baca Juga: Kenali Toxic Parents dan Bahayanya bagi Tumbuh Kembang Anak

Ciri-ciri Anak Hiperaktif

Setiap anak hiperaktif memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda tergantung usia dan tingkat keparahannya.

Berikut ini ada beberapa ciri anak hiperaktif secara umum.

1. Sulit Fokus & Mudah Teralihkan

Sulit Fokus  (Orami Photo Stock)
Foto: Sulit Fokus (Orami Photo Stock)

Anak hiperaktif biasanya memiliki kesulitan untuk fokus pada satu titik atau satu aktivitas.

Mereka selalu saja mencoba mencari aktivitas baru saat mereka merasa bosan, meskipun baru beberapa detik berselang.

Fokus mereka selalu bercabang, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas yang mudah sekalipun.

Selain itu, mereka juga mudah teralihkan perhatiannya jika ada stimulasi suara atau visual didekatnya.

Misal, saat anak bermain bola, kemudian ada anak lain yang juga membawa mobil-mobilan, maka perhatiannya akan cepat beralih pada mainan baru yang dibawa anak lain tersebut.

Konsentrasi anak dengan hiperaktivitas tidak lebih dari 5 menit.

2. Bersifat Agresif

Ciri-ciri anak hiperaktif selanjutnya adalah mereka cenderung bersifat agresif.

Sifat agresif yang dimiliki oleh anak hiperaktif biasanya akan terlihat jika ia bermain bersama orang lain.

Tingkat agresivitas Si Kecil juga akan meningkat secara drastis jika sifat orang lain tidak seperti yang ia inginkan.

Anak cenderung selalu curiga dengan orang lain yang memegang benda kepunyaannya, termasuk orang tuanya sendiri.

Dalam kasus yang parah, sifat agresif ini bisa muncul secara mendadak dan dapat melukai orang lain secara serius.

Baca Juga: 6 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak dengan Tepat

3. Tidak Pernah Merasa Bahaya

Ilustrasi Anak Nakal (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Nakal (Orami Photo Stock)

Secara naluriah, anak-anak sebenarnya sudah bisa melihat risiko dan konsekuensi sebelum melakukan suatu.

Namun, bagi anak hiperaktif mereka seperti tak pernah merasa takut akan bahaya suatu hal pada diri mereka.

Hal yang ada di pikiran mereka adalah keinginan kuat untuk mencoba sesuatu yang baru tanpa peduli apakah hal tersebut dapat melukainya atau tidak.

Sifat ini tentu saja sangat berbahaya, karena dapat melukai dirinya sendiri dan juga orang lain.

4. Terhambatnya Perkembangan Motorik dan Bahasa

Anak hiperaktif cenderung memiliki tingkat intelektualitas rendah.

Hal ini terjadi karena informasi yang diterimanya tidak sampai penuh.

Sehingga jika ada hal-hal baru yang didengar oleh mereka, anak akan langsung bergerak tak terkendali.

Sehingga Si Kecil tidak bisa menangkap segala informasi yang ada.

Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa tidak semua anak hiperaktif demikian. Hal ini bisa dipengaruhi oleh genetik.

Jadi, bisa saja anak hiperaktif memiliki intelektualitas tinggi.

Baca Juga: 14 Rekomendasi Buku Parenting, Bantu Orang Tua Mendidik Anak

5. Sangat Impulsif

Impulsif (Orami Photo Stock)
Foto: Impulsif (Orami Photo Stock)

Sifat impulsif anak hiperaktif dapat Moms lihat pada saat Si Kecil diminta untuk menunggu.

Mereka biasanya akan marah, melempar barang, atau tantrum hingga apa yang ia minta dituruti.

Balita hiperaktif juga biasanya selalu meminta perhatian dari orang lain secara tidak wajar dan terlampau obsesif.

Ini karena anak hiperaktif tidak bisa mengontrol emosi mereka dengan sempurna.

6. Selalu Gelisah

Anak hiperaktif akan selalu dalam keadaan gelisah jika diminta untuk diam.

Mereka akan berkeringat, memainkan tangan atau baju, ataupun melakukan aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatiannya.

Kegiatan yang membutuhkan fokus seperti membaca buku, mendengarkan cerita atau musik biasanya akan membuat mereka sangat tidak nyaman.

Baca Juga: 4 Manfaat Susu Rendah Gula untuk Mengoptimalkan Aspek Perkembangan Anak

7. Terlampau Dingin dengan Orang Asing

Seperti yang sudah disebutkan di atas, anak hiperaktif hampir tidak pernah merasa takut dan cenderung tak sadar akan keselamatan dirinya sendiri.

Fatalnya, sifat ini akan membuatnya tidak berhati-hati dan sembarangan berbicara dengan orang asing.

Mereka jadi tidak takut berbicara atau bercerita dengan orang asing, meskipun tidak ada orang tua di sekitarnya.


8. Cepat Frustrasi

Anak Menangis
Foto: Anak Menangis (Freepik.com/jcomp)

Anak hiperaktif cenderung bersifat lebih cepat frustrasi sehingga sering merusak barang-barang yang ada di sekitarnya.

Contoh simpelnya, jika anak disuruh menyusun puzzle dan kebingungan, mereka bisa langsung menghancurkannya.

Apabila Si Kecil memperlihatkan beberapa tanda di atas, sebaiknya segera konsultasikan pada psikolog anak agar bisa menemukan solusi terbaik.

Selain itu, konsultasi juga dapat membantu ia belajar sesuai dengan kepribadiannya.

Jika Moms menemukan gejala serupa pada Si Kecil, jangan langsung mendiagnosis anak hiperaktif.

Amati perkembangannya dan bandingkan dengan anak sebayanya.

Konsultasikan juga pada dokter anak mengenai kondisi anak sebenarnya.

Jika benar Si Kecil divonis mengidap ADHD, Moms dapat berkonsultasi dengan dokter anak tentang cara pengobatan yang benar.

Moms juga dapat berkonsultasi dengan psikolog anak.

Masalah anak hiperaktif harus diselesaikan, karena jika dibiarkan begitu saja hingga dewasa, anak bisa jadi antisosial, lho Moms.

Adakah Hubungan antara Sugar Rush dan Anak Hiperaktif?

Sugar Rush (Orami Photo Stock)
Foto: Sugar Rush (Orami Photo Stock)

Apakah Moms pernah nonton film Daddy Day Care yang dibintangi oleh Eddie Murphy?

Pada film tersebut ada adegan di mana anak-anak diberi aneka makanan manis, mulai dari marshmallow sampai cokelat.

Setelah itu anak-anak tersebut mulai menjadi rusuh, atau istilahnya sugar rush.

Sugar rush sendiri didefinisikan sebagai perilaku hiperaktif yang terjadi ketika anak-anak mengonsumsi makanan berindeks glikemik tinggi.

Makanan ini diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, namun tidak akan bertahan lama.

Kenaikan gula darah inilah yang akan memberikan dorongan energi pada anak dan membuat mereka kesulitan untuk memfokuskan perhatian. 

Tapi, The American Dietetic Association (ADA) mengatakan tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa sugar rush menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif.

ADA justru menyarankan Moms untuk memeriksa lingkungan sekitar, apakah ada hal-hal tertentu yang memicu Si Kecil mengalami overstimulasi.

Di pesta atau liburan, misalnya, sangat wajar anak-anak berperilaku lebih energik, karena suasana menyenangkan yang ditimbulkannya.

Baca Juga: Sugar Rush pada Anak serta Dampak Buruknya bagi Kesehatan

Aturan Konsumsi Gula yang Tepat Bagi Anak

Dampak Buruk Gula pada Anak (Orami Photo Stocks)
Foto: Dampak Buruk Gula pada Anak (Orami Photo Stocks)

Meski begitu, harus diakui bahwa konsumsi gula pada anak sebaiknya tidak berlebihan.

Beberapa anak tertentu mungkin lebih sensitif terhadap gula dibandingkan anak lain.

Pada sebagian orang yang sensitif, gula yang tinggi bisa mempengaruhi perilaku, kemampuan belajar, dan konsentrasi sekaligus.

Menurut WHO, kebutuhan gula pada anak seharusnya tidak melebihi dari 10% total kebutuhan energi yang ia butuhkan.

Menurut Angka Kecukupan Gizi Indonesia, anak usia 1-3 tahun dengan kebutuhan energi 1000 kilo kalori, kebutuhan gula hanya 25 gram dalam sehari.

Kadar gula yang dianjurkan ini setara dengan 5 sendok teh gula.

Pada anak usia 3-6 tahun dengan kebutuhan energi rata-rata 1550 kilo kalori, maka kebutuhan gula tidak lebih dari 38 gram perhari atau 8 sendok teh gula per hari.

Bila dalam setiap makanan yang disajikan sudah ditambah gula, maka Moms bisa menghitung berapa sisa kebutuhan gula tersebut.

Terlepas dari apakah sugar rush itu ada atau tidak, anak-anak memang sebaiknya dibatasi dari paparan makanan dan minuman yang terlalu manis.

Gula dapat membuat anak ‘malas’ menyantap makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran.

Selain itu, gula juga mempengaruhi pada kerusakan gigi dan diabetes pada anak.


Jenis Olahraga untuk Anak Hiperaktif

Olahraga dapat membantu mengendalikan gejala anak yang hiperaktif dengan meningkatkan kadar dopamin dan norepinefrin di otak.

Namun, orang tua juga harus tahu jenis olahraga yang tepat untuk anak hiperaktif.

Jangan bingung, lihat rekomendasi olahraga untuk anak hiperaktif di bawah ini!

1. Berenang

Anak Berenang
Foto: Anak Berenang (Jooinn.com)

Olahraga untuk anak hiperaktif yang pertama adalah olahraga individu seperti berenang.

Anak-anak yang hiperaktif memiliki keunggulan dalam struktur dan bimbingan. Hal ini bisa mereka dapatkan dalam olahraga renang.

Anak dapat fokus pada pengembangan pribadi dengan meningkatkan waktu berenang pribadi.

Berenang membantu mengelola gejala hiperaktif anak dengan membuatnya tetap fokus dan disiplin sejak usia dini.

Baca Juga: 5 Resep Sayuran Rebus untuk Diet yang Sederhana, Dicoba Yuk!

2. Bela Diri

Bela Diri (Orami Photo Stock)
Foto: Bela Diri (Orami Photo Stock)

Kontrol diri, disiplin, dan rasa hormat hanyalah beberapa keterampilan yang ditekankan dalam kelas seni bela diri.

Seseorang akan menguasai setiap kombinasi seni bela diri langkah demi langkah, sehingga mencegah terjadinya kendala.

Salah satu manfaat mengejutkan dari seni bela diri adalah membantu anak hiperaktif belajar menerima dan melakukan rutinitas di bidang lain dalam kehidupan mereka.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh International Journal of Environmental Research and Public Health, bela diri juga dapat membantu anak yang menjadi korban bullying.

Segi akademik, sosial, dan emosional mereka akan jadi lebih baik setelah belajar bela diri.

Baca Juga: 5 Aktivitas Fisik Berat yang Cocok untuk Anak Obesitas!

3. Tenis

Anak Bermain Tenis
Foto: Anak Bermain Tenis (Orami Photo Stocks)

Olahraga untuk anak hiperaktif selanjutnya adalah tenis.

Anak akan berkembang ketika bersaing melawan diri sendiri untuk menguasai keterampilan baru.

Tenis membutuhkan kerja tim dan komunikasi yang terkoordinasi ketika bermain ganda, tetapi kecepatan cepat membuat anak-anak lebih berkonsentrasi.

Ditambah lagi, memukul bola tenis bisa menjadi cara yang bagus bagi anak hiperaktif untuk melepaskan kemarahan atau frustrasi.

4. Senam

Anak Senam
Foto: Anak Senam (Freepik.com/fxquadro)

Penelitian telah menunjukkan bahwa kegiatan yang membutuhkan perhatian besar terhadap gerakan tubuh adalah senam.

Senam dapat membantu anak-anak hiperaktif meningkatkan fokus mereka.

Peralatan dan gerakan senam sangat mirip dengan yang digunakan dalam terapi okupasi.

Manfaatnya, ini dapat membantu mengelola gangguan pemrosesan sensorik anak dengan mengembangkan kekuatan intinya, rasa keseimbangan, dan kesadaran otot.

Senam akan membangun kekuatan otot. Berbagai aktivitas senam juga membuat keseimbangan anak menjadi lebih baik.

Baca Juga: 6 Cara Mengobati Luka Jatuh pada Anak, Si Kecil Bisa Cepat Aktif Main Lagi!

Jika Moms termasuk salah satu orang tua yang memiliki anak hiperaktif, beberapa olahraga di atas bisa dikenalkan Si Kecil.

Sekarang Moms jadi lebih paham menghadapi anak hiperaktif, bukan? Semoga informasi ini bermanfaat ya, Moms!

  • https://www.healthline.com/health/hyperactivity#:~:text=Hyperactivity%20is%20a%20state%20of,how%20people%20respond%20to%20it.
  • https://medlineplus.gov/ency/article/003256.htm
  • https://www.who.int/publications-detail-redirect/9789241549028
  • https://publications.aap.org/aapnews/news/7331
  • https://www.mdpi.com/journal/ijerph/special_issues/bullying_interventions
  • https://www.webmd.com/parenting/why-child-hyper

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.