Kecanduan Game Online: Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi
Coba Moms perhatikan tingkah laku Si Kecil. Apakah ia tampak kecanduan game online sehingga tak bisa lepas dari gawai?
Jika ya, Moms sebaiknya waspada. Kecanduan game online bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele.
Tak hanya pada anak, orang dewasa pun bisa mengalami kondisi tersebut.
Awalnya, bermain game bisa menjadi sarana relaksasi untuk menenangkan dan meringankan beban pikiran.
Namun, apabila dilakukan secara berlebihan, game bisa menimbulkan sensasi ketagihan hingga akhirnya kecanduan.
Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai apabila seseorang tengah memasuki fase kecanduan game online.
Bagaimana kondisi ini terjadi dan apa saja tanda-tanda kecanduan game online yang perlu dikenali?
Cari tahu informasi selengkapnya di bawah ini, ya, Moms!
Baca Juga: 25 Rekomendasi Game Offline Android, Gratis tanpa Kuota!
Ciri-Ciri Kecanduan Game Online
Layaknya gangguan kesehatan mental pada umumnya, gejala kecanduan game online juga memiliki ciri khas tersendiri.
Melansir Cleveland Clinic, berikut ciri-ciri anak atau orang dewasa yang kecanduan game online:
- Penurunan prestasi di sekolah atau pekerjaan
- Sering merasa cemas, mudah marah, hingga sedih berlarut-larut
- Sering menghabiskan lebih banyak waktu bermain video game
- Menghindar atau menarik diri dari aktivitas sosial
- Tidak menjaga kebersihan diri
- Bermain game online sebagai sarana untuk menghindari konflik
- Melanjutkan permainan meski sedang dalam kondisi yang tidak tepat
- Memperburuk suasana hati, seperti rasa bersalah atau putus asa
- Sering mengeluh sakit kepala, leher, dan punggung bagian atas
Melansir dari laman Parentzone, Dr. Mark Griffiths, psikolog dari Nottingham Trent University, mengatakan bahwa anak bisa disebut mengalami kecanduan game online jika telah merusak 3 aspek.
Aspek-aspek tersebut, termasuk pendidikan, olahraga, serta sosialisasi dan interaksi dengan teman sebaya.
Selain itu, seseorang juga bisa dibilang mengalami kecanduan apabila memiliki frekuensi bermain lebih dari 3 kali dalam 1 minggu.
Diiringi dengan setiap kali bermain berlangsung lebih dari 2 jam lamanya.
Biasanya, seseorang yang kecanduan game online akan marah jika jam bermain game mendadak dikurangi atau dihentikan.
Baca Juga: 15 Rekomendasi Game Survival yang Penuh Tantangan!
Penyebab Kecanduan Game Online
Melansir studi di Journal of Critical Reviews, anak yang sudah kecanduan game online cenderung memiliki perilaku yang kurang baik, kesulitan bersosialisasi, dan rentan merasa kesepian.
Orang yang mengalami keadaan tersebut juga lebih berisiko mengalami gangguan tidur dan obesitas alias berat badan di atas normal.
Nah, supaya Si Kecil terhindar dari kecanduan game online, Moms harus jeli terhadap perubahan perilaku yang ditunjukkan anak.
Para peneliti masih mencoba untuk menentukan penyebab pasti dari sifat adiktif video game dan internet, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecanduan.
Sejauh ini, para peneliti berpikir bahwa proses bermain dan memenangkan suatu kontes di dalam video game dapat memicu pelepasan dopamin di otak.
Dopamin adalah zat kimia otak (neurotransmitter) yang memainkan peran penting dalam beberapa fungsi tubuh.
Hormon dopamin berfungsi sebagai pemicu rasa bahagia dan menenangkan bagi tubuh.
Tahukah Moms bahwa orang-orang yang menyalahgunakan obat-obatan memiliki kadar dopamin yang tinggi di dalam tubuhnya?
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan adanya kesamaan otak pada orang yang kecanduan game online dan pengguna penyalahgunaan zat.
Baca Juga: 12 Dampak Negatif Televisi bagi Anak dan Cara Menghindarinya
Dampak Kecanduan Game Online
Dampak kecanduan game online pada anak dapat sangat beragam dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, di antaranya:
1. Masalah Perilaku
Masalah perilaku adalah salah satu dampak serius dari kecanduan game online pada anak.
Kecanduan ini dapat mengubah perilaku anak secara signifikan, baik dalam interaksi sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, anak kesulitan mengontrol waktu dan frekuensi bermain mereka, perubahan mood yang ekstrim, kurangnya konsentrasi, dan peningkatan perilaku agresif.
2. Gangguan Pola Tidur
Anak yang terlalu sering bermain game online cenderung mengalami gangguan tidur malam.
Mereka mungkin terjaga sampai larut malam untuk bermain game, sehingga mengganggu ritme alami tidur mereka.
Hal ini karena game online sering kali membangkitkan rasa kecanduan dan keinginan untuk terus bermain.
Jadi, anak mungkin sulit untuk menghentikan aktivitas ini, bahkan ketika sudah mendekati waktu tidur.
Baca Juga: 12 Dampak Media Sosial dari Sisi Positif dan Negatif
3. Masalah Interaksi Sosial
Anak yang terlalu fokus pada game online mungkin mengalami keterbatasan dalam mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
Misalnya kemampuan untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik.
Meski game online sering menawarkan interaksi virtual dengan pemain lain, tetapi ini sering kali tidak menggantikan interaksi sosial yang nyata.
Anak mungkin lebih nyaman berkomunikasi melalui platform game daripada berinteraksi di kehidupan sehari-hari.
Jika dibiarkan secara terus-menerus, hal ini bisa menghambat perkembangan mereka dalam memahami dinamika sosial di masyarakat.
4. Gangguan Kesehatan Mental
Anak yang kecanduan game online cenderung lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi.
Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan yang dirasakan dalam permainan, kehilangan waktu untuk aktivitas yang lebih sehat, atau isolasi sosial yang dapat mempengaruhi suasana hati mereka.
5. Kerugian Finansial
Dampak kecanduan game online lainnya yaitu bisa menyebabkan kerugian finansial.
Pasalnya, banyak game online menawarkan item virtual atau fitur tambahan yang bisa dibeli dengan uang sungguhan.
Anak yang kecanduan game online pun sering kali tergoda untuk melakukan pembelian ini tanpa memperhitungkan konsekuensi finansialnya.
Hal ini pun dapat membuat anak mengabaikan pengelolaan keuangan pribadi secara sehat.
Mereka mungkin tidak menyisihkan uang untuk kebutuhan lain atau untuk masa depan, seperti tabungan atau pendidikan.
Cara Mengatasi Kecanduan Game Online pada Anak
Apakah Si Kecil mulai menunjukkan tanda dan ciri-ciri kecanduan game online seperti yang telah disebutkan di atas?
Jika ya, Moms perlu segera melakukan tindakan untuk mengatasi kecanduan main game online pada anak.
Cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Ajak Anak Bicara
Cara mengatasi kecanduan game online pada anak perlu dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan.
Duduklah bersama anak dan jelaskan situasinya bahwa ia mungkin sudah kecanduan game online.
Beberkan fakta yang Moms lihat, bahwa anak mulai sulit disuruh makan, mandi, dan belajar.
Katakan pula kalau hal ini terus dibiarkan, akan berdampak lebih buruk pada anak.
Misalnya kesehatannya jadi terganggu karena jadwal makan yang berantakan, atau ketinggalan pelajaran karena sering tidak mengerjakan PR.
2. Beri Konsekuensi yang Disiplin
Meski anak mungkin akan menyangkal semua yang Moms katakan, tetap berikan konsekuensi pada anak.
Dimulai dari konsekuensi yang ringan, yaitu membatasi waktunya bermain game online menjadi 30 menit sehari atau 1 jam dan hanya boleh dilakukan di hari libur.
Jika kecanduan sudah sangat parah, maka lepaskan anak sepenuhnya dari game online.
Tanda Si Kecil telah kecanduan game online salah satunya adalah perubahan perilaku ekstrem ketika anak dibatasi penggunaan game online-nya.
3. Ajak Orang Lain untuk Bekerja Sama
Jauhkan anak dari gadget dan perangkat lain tanpa kompromi.
Pastikan Moms untuk menghubungi orang tua teman anak dan memberi tahu soal larangan ini.
Karena salah satu alasan game online menjadi candu adalah karena dapat dimainkan secara online bersama teman-temannya.
Jika perlu, pertimbangkan untuk mendiskusikan masalah ini dengan psikolog anak, yang dapat memberi strategi yang lebih efektif mengatasi kecanduan game online pada anak.
Baca Juga: Anak Kecanduan Gadget: Ciri, Dampak, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
4. Berikan Alternatif Kegiatan Seru
Moms bisa mengatasi kecanduan game online pada anak dengan memberikan alternatif kegiatan positif yang tidak kalah seru.
Cari tahu kegiatan lain yang disukai anak, misalnya sepak bola, berenang, atau melukis.
Tawarkan anak untuk mengikuti kursus kegiatan yang disukainya.
Dengan begitu, pikiran anak akan teralihkan dari game online yang telah membuatnya kecanduan.
Cara mengatasi kecanduan game online bisa juga diterapkan pada pasangan atau suami.
Misalnya dengan mengajaknya olahraga bersama atau melakukan kegiatan seru lainnya.
5. Tetapkan Batasan Waktu Bermain Game
Jika Si Kecil berusia 2–5 tahun, izinkan ia untuk bermain game hanya 1 jam per hari.
Setelah Si Kecil sudah berusia 6 tahun atau lebih, durasi bermain game bisa ditentukan sesuai kesepakatan dengannya.
Misalnya, Si Kecil hanya boleh bermain game maksimal 2 jam dalam sehari atau saat akhir pekan saja.
Moms perlu bersikap tegas dalam menetapkan batasan waktu Si Kecil bermain game, ya.
Ajarkan ia untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum bermain game dan mengembalikan game kepada Moms setelah selesai digunakan.
6. Proteksi Keamanan Gawai
Media Si Kecil untuk memainkan game online adalah gawai atau gadget.
Jadi, jangan sembarangan meletakkan gawai di tempat yang mudah terjangkau.
Moms dapat menyimpannya di laci lemari. Ini menyulitkan anak untuk bermain gadget diam-diam.
Jangan lupa pasangkan kata sandi yang sulit ditebak supaya anak tidak bisa mengaksesnya dengan mudah.
Selain itu, Moms juga bisa mengatur agar gawai tidak secara otomatis terhubung dengan internet.
Jadi, Si Kecil mau tidak mau harus mendapatkan izin lebih dahulu sebelum memainkan game online.
7. Kenalkan Fungsi Utama Gawai
Moms, sudah pernahkah mengajak Si kecil berdiskusi tentang fungsi smartphone beserta game di dalamnya?
Kalau belum, Moms perlu mulai menjelaskan fungsi utama smartphone dan gadget sebagai sarana untuk mempermudah komunikasi dan pendidikannya.
Misalnya saja, ia bisa berkirim pesan dengan teman atau mencari materi di internet untuk membantunya mengerjakan tugas sekolah.
Sedangkan permainan atau game hanyalah hiburan atau pengisi waktu luang, dan bukan prioritas utama hidupnya.
Itulah mengapa, pencapaian di sekolah, menguasai suatu keterampilan, atau menekuni hobi lebih penting daripada bermain game.
8. Tingkatkan Quality Time
Kalau Moms tahu, setiap hari suami selalu pulang larut dan berangkat kerja di pagi harinya.
Saat weekend ia kembali menyibukkan diri dengan main game. Coba ciptakan hal seperti itu menjadi quality time saat waktu luang.
Sesekali Moms perlu mencoba bermain game bersama suami dan memasak beberapa hidangan favoritnya.
Tunjukkan bahwa Moms masih bisa memberikan perhatian lebih, walau suami sedang asyik di depan layar gadget.
9. Buat Kesepakatan Bersama
Jika Moms sudah merasa terganggu dengan suami kecanduan game online, lakukan cara ini.
Coba sesekali perlu ajak suami sejenak berdiskusi dan membuat kesepakatan kecil demi membangun kualitas hubungan yang lebih sehat.
Berikan batas waktu maksimal kapan suami Moms bisa bermain game.
Tunjukan bahwa Moms sungguh-sungguh dalam hal ini.
Berikan pengertian dengan lemah lembut bahwa Moms lebih menginginkan waktu berdua dan bersama Si Kecil untuk bermain.
10. Terapi dengan Ahlinya
Pada anak dengan kecanduan game yang parah, terapi mungkin diperlukan untuk mengembalikan fungsi normal anak sebelum ia kecanduan game online.
Terapi kognitif behavioral dapat berfungsi untuk membantu anak memaknai apa yang mereka dapat dari kecanduannya.
Selain itu, terapi ini juga mendorong anak untuk melakukan kebiasaan baru yang lebih positif.
Pada kasus kecanduan game online, seseorang yang kecanduan akan dibantu untuk menganalisis.
Mereka akan diberitahu bahwa kecanduan game online bukan suatu hal yang penting dalam hidup mereka.
Selain itu, mereka juga akan didorong untuk melakukan hal bermanfaat lainnya yang lebih positif.
Misalnya, olahraga, membaca buku, dan beraktivitas di luar ruangan.
Melansir dari laman WebMD, kecanduan game online dapat diatasi dengan melakukan terapi, seperti terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT).
Terapi ini mengatasi kecanduan game dengan cara mengganti pemikiran anak tentang game untuk membantu mengubah perilakunya.
Tentu saja, terapi ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis seperti psikolog atau psikiater, ya, Moms.
Baca Juga: 9 Aplikasi Edukatif dan Game untuk Anak di Gadget!
Kini Moms sudah tahu bahaya kecanduan game online dan bagaimana cara mengatasinya, bukan?
Mulai sekarang, pastikan untuk selalu mengawasi mereka agar tidak berlebihan dalam bermain game.
Apabila kondisi kecanduan game online sudah sangat sulit dikendalikan, jangan ragu untuk mengajak Si Kecil berkonsultasi ke psikolog atau psikiater, ya, Moms!
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/automatic-you/201808/kids-gaming-obsession-isn-t-really-about-the-games
- https://afineparent.com/be-positive/kids-playing-video-games.html
- https://www.focusonthefamily.ca/content/5-mistakes-to-avoid-when-your-child-is-addicted-to-video-games
- https://www.healthygamer.gg/blog/how-to-break-a-childs-video-game-addiction
- https://www.researchgate.net/publication/340678361_Journal_of_Critical_Reviews_Effects_of_Games_and_How_Parents_Overcome_Addiction_to_Children
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23124-video-game-addiction
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.