Kemunduran Perilaku dan Kemampuan Balita di Usia Tertentu, Normalkah?
Toddler regression atau regresi pada balita adalah istilah untuk menggambarkan fase kemunduran perilaku atau kemampuan anak.
Menurut psikoterapis anak dan keluarga Fran Walfish, Psy.D., regresi terjadi sebagai mekanisme pertahanan balita terhadap stress saat menghadapi berbagai perubahan besar, seperti:
- Perubahan rutinitas keseharian, seperti berganti pengasuh atau mulai masuk
- Kehamilan Moms atau hadirnya adik.
- Anggota keluarga terdekat anak sakit atau meninggal dunia.
- Perceraian atau suasana rumah yang penuh konflik.
- Pindah rumah.
Regresi pada balita sendiri umumnya terjadi pada beberapa area, seperti berbicara, pola tidur, pola makan, atau toilet training.
Itulah kenapa balita yang tadinya sudah cukup mandiri bisa mendadak berubah jadi manja dan berbicara seperti bayi setelah adiknya lahir, atau jadi sering buang air di celana setelah mulai masuk preschool.
Meskipun regresi pada balita itu normal dan tidak berlangsung lama, tak jarang orang tua dibuat frustasi sekaligus khawatir dengan mundurnya kemampuan yang selama ini sudah susah payah dibangun.
Baca Juga : 5 Perilaku Menyebalkan Balita yang Justru Bermanfaat untuk Tumbuh Kembangnya
Agar fase regresi lebih mudah dilalui oleh orang tua maupun anak, Moms bisa melakukan beberapa hal berikut:
1. Memberikan Perhatian Ekstra
Foto : Livestrong.com
Menurut psikolog perkembangan Nancy S. Buck, Ph.D., anak berusia balita masih dominan menggunakan tindakan untuk mengekspresikan dirinya.
Sebagai contoh, balita yang menjadi sangat manja dan tidak mau lepas dari Moms mungkin ingin mengatakan “Seharian di sekolah itu ternyata melelahkan, berada di dekat Moms membuatku merasa lebih baik.”
Karena itulah, saat terlihat kemunduran dalam perilaku balita, respon terbaik yang bisa Moms berikan adalah memberikan lebih banyak perhatian, pelukan, dan waktu berkualitas.
2. Tahan Kritik
Foto : Melissaanddoug.com
Moms mungkin ingin mengatakan “Jangan manja, kamu kan sudah besar!” untuk mengatasi regresi balita, tapi sebaiknya tahan diri untuk tidak melontarkan kritik negatif saat buah hati menunjukkan kemunduran.
Sebagai gantinya, yakinkan si kecil bahwa Moms akan terus memberikan perhatian dan kasih sayang meski dia sudah besar.
Dengan begitu, Si Kecil akan merasa lebih aman untuk bercerita tentang hal yang mengganggu dirinya.
Baca Juga : Ini Karakter Anak Usia 0-5 Tahun
3. Berikan Dukungan untuk Perilaku Positif
Foto : Perfectionpending.net
Agar fase regresi pada balita tidak berlangsung lama, dorong si kecil untuk kembali menggunakan kemampuan yang sudah dia miliki sebelumnya.
Sebagai contoh, Moms bisa mengatakan: “Moms tahu kamu sudah pandai makan sendiri, jadi Moms temani makan saja, ya.” saat balita mendadak minta disuapi. Atau memintanya untuk menggunakan suara anak besar saat meminta sesuatu.
Moms juga bisa menekankan berbagai hal menyenangkan yang bisa dilakukannya karena sudah besar, seperti bermain sepeda, makan es krim, atau naik wahana di taman hiburan.
Untuk mengatasi regresi balita, yang terpenting adalah meyakinkan buah hati bahwa dia akan mendapatkan lebih banyak perhatian dan kasih sayang dengan berlaku seperti layaknya anak yang sudah “besar.”
Baca Juga: Sudah Benarkah Cara Moms 'Mendengarkan' Si Kecil?
Moms, perilaku apa saja yang ditunjukkan buah hati saat sedang mengalami fase regresi?
(WA)
Sumber : healthychildren.org, whattoexpect.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.