Telinga Berdenyut seperti Ditusuk-tusuk? Ini Penjelasannya!
Telinga merupakan salah satu indera yang vital pada tubuh. Karena itu, penting bagi Moms untuk menjaga kesehatan telinga dan berkonsultasi ke dokter jika mengalami masalah pendengaran, termasuk dengan telinga berdenyut.
Telinga berdenyut, atau yang dikenal dengan istilah medis sebagai tinnitus, adalah persepsi suara atau dengung di telinga. Ini merupakan masalah umum yang terjadi sekitar 15 hingga 20 persen orang.
Mengutip Mayo Clinic, tinnitus adalah gejala dari kondisi yang mendasarinya, seperti gangguan pendengaran terkait usia, cedera telinga, atau gangguan sistem peredaran darah.
Walau mengganggu, tinnitus biasanya bukanlah tanda dari sesuatu yang serius.
Meskipun dapat memburuk seiring bertambahnya usia, bagi banyak orang, tinnitus dapat membaik dengan pengobatan.
Karena itu, mengobati penyebab yang mendasari adalah hal penting.
Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang penyakit telinga berdenyut berikut ini, Moms.
Baca Juga: Konsumsi MSG Sebabkan Radang Amandel pada Anak? Begini Kata Dokter Spesialis THT!
Penyebab Telinga Berdenyut
Ada yang bisa menjadi penyebab telinga berdenyut, dr. Yohana Margarita, dokter umum, menjelaskan beberapa kondisi di bawah ini dapat menyebabkan tinnitus seperti bertambahnya umur dan berkurangnya pendengaran, pajanan suara keras yang berulang.
Bisa juga ada kotoran pada telinga, infeksi telinga tengah, penyakit meniere, pertumbuhan tulang di telinga tengah, dan efek samping obat-obatan tertentu.
Bagi banyak orang, mereka merasakan kondisi tinnitus sebagai bunyi dering, tetapi bagi yang lain, bisa juga terjadi suara bersiul, berdengung, berkicau, mendesis, bersenandung, menderu, atau bahkan menjerit.
Suara tersebut mungkin terdengar dari satu telinga atau keduanya, dari dalam kepala, atau dari kejauhan. Ini mungkin konstan atau intermiten, stabil atau berdenyut.
Situs Harvard Medical School mengatakan bahwa hampir setiap orang pernah menderita tinitus dalam waktu singkat setelah terpapar suara yang sangat keras.
Misalnya, menghadiri konser yang bising dapat memicu telinga berdenyut berumur pendek.
Beberapa obat (terutama aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya yang diminum dalam dosis tinggi) dapat menyebabkan tinitus, dan hilang ketika obat dihentikan.
Jika berlangsung lebih dari enam bulan, kondisi ini dikenal sebagai tinitus kronis.
Baca Juga: Infeksi Telinga: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Pengobatan Telinga Berdenyut
Kondisi telinga berdenyut belum dapat disembuhkan secara total, tetapi ada perawatan yang membantu banyak orang mengatasi kondisi tersebut dengan lebih baik.
Sebagian besar dokter akan menawarkan kombinasi perawatan di bawah ini, tergantung pada tingkat keparahan telinga berdenyut.
Mengutip National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, berikut ini beberapa perawatannya.
1. Penggunaan Alat Bantu Dengar
Alat bantu dengar sering kali berguna bagi orang yang mengalami gangguan pendengaran dengan kondisi telinga berdenyut.
Menggunakan alat bantu dengar yang disesuaikan untuk mengontrol tingkat suara di luar dengan hati-hati dapat memudahkan pasien mendengar.
2. Melakukan Konseling
Konseling dapat membantu mempelajari bagaimana caranya hidup berdampingan dengan telinga berdenyut.
Kebanyakan program konseling memiliki komponen pendidikan untuk membantu memahami apa yang terjadi di otak yang menyebabkan tinitus.
Beberapa program konseling juga akan membantu pasien mengubah cara berpikir dan bereaksi terhadap tinitus.
Pasien mungkin mempelajari beberapa hal yang harus dilakukan sendiri untuk membuat kebisingan berkurang, sehingga membantu ketika bersantai di siang hari, atau tidur di malam hari.
3. Stimulasi Saraf Akustik
Perawatan selanjutnya untuk telinga berdenyut adalah stimulasi saraf akustik.
Ini merupakan teknik yang relatif baru untuk orang yang tinnitusnya sangat keras atau tidak mau hilang.
Cara ini dengan menggunakan perangkat seukuran telapak tangan dan headphone untuk mengirimkan sinyal akustik broadband yang tertanam dalam musik.
Perawatan ini membantu menstimulasi perubahan sirkuit saraf di otak, yang pada akhirnya membuat pasien tidak peka terhadap tinitus.
Alat tersebut telah terbukti efektif dalam mengurangi atau menghilangkan tinitus pada sejumlah besar relawan penelitian.
4. Implan Koklea
Terkadang, cara ini digunakan pada orang yang menderita telinga berdenyut bersamaan dengan gangguan pendengaran yang parah.
Implan koklea melewati bagian telinga dalam yang rusak dan mengirimkan sinyal listrik yang secara langsung merangsang saraf pendengaran.
Perangkat ini menghadirkan suara dari luar yang membantu menutupi tinitus dan menstimulasi perubahan di sirkuit saraf.
Beberapa obat yang diresepkan untuk mengobati masalah medis dapat mencantumkan tinitus sebagai kemungkinan efek samping.
Tetapi, ini tidak berarti bahwa setiap orang yang meminum obat akan terkena tinnitus, atau dapat mengembangkan kondisi ini akibat dari meminum obat tersebut dapat menemukan gejalanya hilang jika berhenti minum obat.
Jika Moms khawatir tentang efek samping dari setiap obat yang diresepkan, maka konsultasikan dengan dokter tentang perawatan alternatif apa pun yang dapat diambil tanpa memiliki tinnitus sebagai efek samping yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Bolehkah Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud? Ketahui Bahaya dan Risikonya
5. Istirahat dan Relaksasi
Cara mengatasi telinga berdenyut paling sederhana bisa dilakukan dengan istirahat dan relaksasi.
Stres adalah salah satu faktor utama yang dapat memicu sensasi berdenyut di telinga.
Ketika tubuh mengalami stres, sistem saraf simpatik aktif, yang dapat menyebabkan berbagai respons fisik, termasuk peningkatan detak jantung dan pernapasan.
Sensasi berdenyut di telinga dapat menjadi salah satu gejala dari respons stres ini.
Dengan istirahat dan relaksasi yang cukup, kita dapat membantu menurunkan tingkat stres dalam tubuh, mengurangi sensasi berdenyut di telinga.
Cobalah untuk istirahat yang cukup dan praktikkan teknik-teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam-dalam untuk mengurangi stres.
Dengan mengambil langkah-langkah untuk istirahat dan relaksasi secara teratur, Moms dapat membantu mengurangi tingkat stres dalam tubuh, meredakan sensasi berdenyut di telinga, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Pencegahan Telinga Berdenyut
Dalam JAMA Otolaryngol Head Neck Surgery, disebutkan bahwa telinga berdenyut adalah gejala yang ditandai dengan persepsi suara tanpa adanya stimulus eksternal.
Jika terjadi terus-menerus dan tidak dapat ditoleransi atau cukup mengganggu, dapat menyebabkan gangguan fungsional dalam pemrosesan pikiran, emosi, pendengaran, tidur, dan konsentrasi.
Hal ini dapat berdampak besar dan negatif pada kualitas hidup.
Penting untuk disadari bahwa sistem pendengaran adalah salah satu mekanisme paling sensitif di tubuh.
Karena itu adalah bagian dari sistem saraf umum, ia sensitif, sampai taraf tertentu, terhadap apa pun yang memengaruhi kesehatan keseluruhan individu, baik fisik maupun psikologis.
Lalu, adakah langkah pencegahan telinga berdenyut? Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan, mengutip Medicine Net.
- Hindari paparan suara dan suara keras
- Kontrol tekanan darah
- Kurangi asupan garam
- Hindari stimulan saraf seperti kopi dan minuman soda (kafein) dan tembakau (nikotin)
- Kurangi kecemasan
- Cobalah berhenti mencemaskan tinitus. Seringkali, semakin khawatir dan berkonsentrasi pada kebisingan, akan semakin jelas
- Istirahat yang cukup dan hindari kelelahan
- Olahraga
- Biofeedback dapat membantu atau mengurangi tinitus pada beberapa pasien
- Hindari konsumsi produk aspirin dalam jumlah banyak
Orang-orang dapat mencegah telinga berdenyut, atau menurunkan risiko mengembangkannya selama hidupnya.
Cara yang paling jelas dan sederhana adalah dengan melindungi telinga dari segala jenis kerusakan.
Telinga memiliki proses pembersihan otomatis alami, jadi Moms tidak perlu memasukkan benda-benda ke dalam liang telinga seperti cotton bud untuk menghilangkan kotoran dari telinga.
Mendorong benda asing ke dalam telinga dapat berisiko merusak gendang telinga dan bahkan dapat membuat kotoran telinga lebih besar dengan mendorongnya lebih jauh ke saluran telinga dan memadatkannya melalui tekanan.
Mengobati infeksi telinga dengan cepat dan efektif dengan obat yang diresepkan dapat membantu membersihkan infeksi dan mengurangi risiko kerusakan jangka panjang yang dapat menyebabkan telinga berdenyut.
Sementara, mengabaikan infeksi telinga dengan harapan akan sembuh dengan sendirinya dapat menyebabkan masalah lebih lanjut.
Mengutip Hidden Hearing, kerusakan akibat kebisingan dianggap sebagai salah satu penyebab utama gangguan pendengaran di antara populasi umum, dan cukup sering orang yang terpapar suara keras dapat menderita telinga berdenyut.
Menghindari suara keras sedapat mungkin akan menjadi langkah yang baik dalam pencegahan telinga berdenyut, jadi memakai penutup telinga atau pelindung telinga di tempat kerja yang bising harus menjadi prioritas utama, terutama jika menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari di lingkungan kerja yang bising.
Itu dia Moms, penjelasan mengenai telinga berdenyut.
Jika ada pertanyaan atau ingin menyampaikan keluhan tentang kondisi ini, bisa langsung berkonsultasi ke dokter THT, ya.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5812683/
- https://www.nidcd.nih.gov/health/tinnitus
- https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/tinnitus-ringing-in-the-ears-and-what-to-do-about-it
- https://www.hiddenhearing.co.uk/hearing-information/hearing-problems/tinnitus
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.