Kolik pada Bayi, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Karena bayi belum punya kemampuan untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan atau inginkan, hal ini mungkin menjadi sebuah tantangan bagi orang tua. Terutama, bila Si Kecil mengalami kolik pada bayi.
Mengutip Mayo Clinic, kolik merupakan kondisi di mana bayi yang sehat sering menangis atau rewel berkepanjangan, dan terjadi tanpa alasan yang jelas dan tidak ada hal yang bisa menghiburnya.
Kolik pada bayi biasanya memuncak ketika bayi berusia sekitar 6 minggu dan menurun secara signifikan setelah usia 3-4 bulan. Ketahui apa yang menjadi penyebab kolik pada bayi, serta bagaimana cara mengatasinya berikut ini.
Baca Juga: 4 Fakta Tentang Kolik pada Bayi, Sudah Tahu?
Penyebab Kolik pada Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Melansir Family Doctor, dokter tidak yakin tentang apa yang menyebabkan kolik pada bayi. Para peneliti telah melihat banyak kemungkinan yang menyebabkan kondisi ini pada bayi, seperti:
- Nyeri atau ketidaknyamanan karena gas atau gangguan pencernaan.
- Sistem pencernaan bayi yang belum sepenuhnya berkembang.
- Makan berlebihan atau kurang makan.
- Sensitivitas terhadap susu formula atau ASI.
- Stimulasi berlebih.
- Bentuk awal sakit kepala migrain masa kanak-kanak.
- Reaksi emosional terhadap rasa takut, frustrasi, atau kegembiraan.
Dalam jurnal American Family Physician, kolik pada bayi dapat terjadi pada bayi laki-laki dan perempuan, dan tidak ada korelasi dengan metode menyusui (payudara vs botol), usia kehamilan, atau status sosial ekonomi.
Baca Juga: Kenali Kolik pada Bayi, Penyebab Bayi Menangis Tanpa Sebab
Gejala Kolik pada Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Semua bayi menangis, tetapi Si Kecil mungkin mengalami kolik jika mereka menangis lebih dari 3 jam sehari, 3 hari seminggu selama setidaknya 1 minggu. Kolik pada bayi juga mungkin lebih sering terjadi di siang dan malam hari.
Mengutip National Health Service, berikut ini beberapa gejala kolik:
- Sulit menenangkan bayi
- Bayi mengepalkan tangannya
- Wajahnya memerah
- Mengangkat lutut ke atas perut atau melengkungkan punggungnya
- Perut keroncongan atau sangat berangin
- Tangisan atau teriakannya bernada tinggi
- Menarik kaki, atau menegangkan lengan
Kondisi ini terjadi ketika bayi berumur beberapa minggu, dan biasanya berhenti pada saat bayi berusia 6 bulan.
Diagnosis Kolik pada Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Dalam Kids Health, dijelaskan bahwa tidak ada tes yang bisa menentukan sebuah diagnosis kolik pada bayi. Dokter dapat mendiagnosis kolik, dan akan melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat dan gejalanya.
Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan beberapa tes untuk menyingkirkan kemungkinan masalah lain yang bisa terjadi pada Si Kecil.
Baca Juga: Bukan Lapar Atau Sakit, Ini 5 Tanda Tak Biasa Bayi Menangis
Cara Mengatasi Kolik pada Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Dalam jurnal Australian Prescriber, tidak ada pengobatan tunggal yang efektif untuk mengobati kolik pada bayi. Tetapi, Moms bisa melakukan beberapa hal untuk membantu mengatasinya.
- Pastikan Si Kecil tidak lapar.
- Pastikan popoknya bersih.
- Usahakan bayi lebih sering menyusu.
- Jika menggunakan botol susu, cobalah botol lain untuk mengetahui apakah botol itu membantu bayi menelan lebih sedikit udara.
- Tanyakan kepada dokter apakah mengganti susu formula dapat membantu.
- Moms bisa mencoba mengurangi konsumsi kafein, susu, kedelai, telur, atau gandum dari menu makanan harian.
- Bernyanyi atau berbicaralah dengan bayi.
- Berikan dot bayi.
- Bawa bayi naik stroller.
- Pegang bayi erat-erat di tubuh dan tarik napas secara tenang dan lambat.
- Mandikan bayi dengan air hangat.
- Tepuk atau gosokkan punggung bayi.
- Tempatkan bayi di pangkuan Moms di atas perutnya dan gosok punggung bayi.
- Tempatkan bayi di ayunan atau kursi yang bergetar. Gerakannya mungkin menenangkan.
- Putar musik. Beberapa bayi merasa lebih tenang dengan suara dan gerakan.
Beberapa bayi membutuhkan stimulasi yang lebih sedikit. Bayi yang berusia 2 bulan dan lebih muda mungkin bisa dibedong dengan baik, atau berbaring telentang di tempat tidur dengan lampu sangat redup atau gelap. Jangan membedong Si Kecil ketika ia mulai bisa berguling.
Merawat bayi dengan kondisi kolik bisa sangat menyulitkan. Bila bayi tidak berhenti menangis, berikut hal yang bisa dilakukan:
- Hubungi teman atau anggota keluarga untuk mendapatkan dukungan atau merawat bayi, sementara Moms beristirahat.
- Jika caranya tidak ada yang berhasil, letakkan bayi di atas tempat tidurnya tanpa selimut longgar atau boneka binatang, tutup pintu, dan periksa dalam 10 menit. Selama 10 menit, lakukan sesuatu untuk menenangkan diri.
Jangan salahkan diri sendiri ataupun bayi karena menangis terus-terusan. Kolik bukan kondisi yang bisa disalahkan. Cobalah untuk rileks, dan ketahuilah bahwa Si Kecil akan melewati fase ini.
Baca Juga: Bayi Menangis saat Tidur? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pengobatan Kolik pada Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Penggunaan obat medis juga bisa menjadi cara untuk mengobati kolik pada bayi. Dalam jurnal American Family Physician, berikut ini tiga jenis obat yang bisa digunakan untuk pengobatannya.
1. Simetikon
Meskipun obat tetes simetikon sudah tersedia dan sering digunakan untuk mengobati kolik, tetapi hasil dari uji coba yang dilakukan secara acak menemukan bahwa obat ini tidak lebih baik daripada plasebo.
2. Dicyclomine
Uji coba terkontrol secara acak menemukan bahwa dicyclomine secara signifikan lebih baik daripada plasebo untuk pengobatan kolik pada bayi. Tetapi obat ini tidak dapat digunakan pada bayi yang lebih muda dari 6 bulan karena efek samping seperti kantuk, konstipasi, diare, dan apnea.
3. Inhibitor Pompa Proton
Pada uji coba terkontrol acak selama empat minggu terhadap 30 bayi dengan gejala kolik dan refluks gastroesofageal atau esofagitis, ditemukan bahwa omeprazole (Prilosec) tidak lebih baik daripada plasebo dalam mengurangi tangisan atau rewel pada bayi.
Terlepas dari adanya obat-obatan yang dinilai bisa mengobati kolik pada bayi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk bentuk pengobatan yang lebih dianjurkan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.