Amankah Nebulizer untuk Bayi?
Memasuki musim hujan, penyakit yang paling sering dialami Si Kecil adalah pilek.
Biasanya, Moms khawatir saat bayi susah bernapas karena lendir yang berada di saluran pernapasan akibat pilek.
Selain memberikan obat, biasanya dilakukan nebulisasi atau nebulizer bayi jika terdapat kondisi yang mengkhawatirkan.
Dilansir dari Asthma and Allergy Foundation of America, nebulizer adalah perangkat khusus untuk menghangatkan atau mengubah larutan cair menjadi kabut halus yang mudah dihirup. Beberapa orang menyebutnya sebagai mesin pernapasan nebulisator.
Nebulizer bermanfaat dalam mengobati kondisi pernapasan tertentu. Dokter sering menggunakannya untuk bayi karena memungkinkan bayi mendapatkan obat saat bernapas.
“Itu berarti obat dapat bertindak di tempat yang paling dibutuhkan: saluran udara anak Anda,” kata Chunrong Lin, MD, seorang ahli paru di Pusat Penelitian Alergi & Asma Sean N. Parker di Universitas Stanford.
Baca Juga: 8 Gejala Asma pada Bayi, Waspada ya Moms!
Bagaimana Nebulizer Bekerja untuk Bayi?
Foto: semprematerna.com
Mesin nebulizer bekerja sedikit mirip dengan inhaler dengan memberikan obat ke paru-paru untuk bantuan pernapasan. Nebulizer mengaburkan obat cair menjadi bentuk gas yang dapat dihirup.
"Ketika seorang anak mungkin terlalu muda untuk mengikuti petunjuk untuk menggunakan MDI dengan spacer, nebulizer mungkin satu-satunya pilihan," kata Sayantani Sindher, MD, ahli alergi dan dokter anak di Sean N. Parker Center.
Umumnya, pengobatan berlangsung sekitar 15 menit setiap 6 jam. Karena biasanya tidak mudah untuk membuat bayi diam selama waktu pengobatan, Moms bisa menggunakan tips yang dikutip dari Kids Health berikut ini:
- Gunakan nebulizer pada waktu bayi cenderung mengantuk, misalnya setelah makan, sebelum tidur siang, atau sebelum tidur malam secara teratur,
- Jika kebisingan dari alat nebulizer akan mengganggu, letakkan nebulizer di atas handuk atau karpet untuk mengurangi kebisingan dari getarannya. Menggunakan tubing yang lebih panjang juga dapat membantu, karena bagian paling berisik tidak dekat dengan bayi,
- Pegang bayi dengan posisi tegak di pangkuan selama pengobatan. Duduk tegak dapat membantu memberikan lebih banyak obat ke seluruh paru-paru karena bayi dapat bernapas lebih dalam,
- Buatlah suasana pengobatan lebih menyenangkan. Misalnya sambil membaca cerita, nyanyikan lagu, menonton, atau memainkan mainan khusus,
- Untuk bayi yang mudah muntah, cobalah menggunakan nebulizer saat bayi tidur.
Baca Juga: Napas Cepat pada Bayi, Kapan Perlu Diwaspadai?
Kondisi Apa yang Membutuhkan Nebulizer pada Bayi?
Foto: kingdomofbaby.com
Hal ini biasanya tergantung dari diagnosis dan rekomendasi dokter. Biasanya, dokter dapat meresepkan nebulizer untuk kondisi kronis pada bayi yang menderita asma misalnya. Kondisi lain yang mungkin diresepkan dokter pada bayi untuk nebulizer adalah:
- Croup Group; adalah hasil dari salah satu virus yang menyebabkan pilek atau flu. Hal ini menyebabkan pembengkakan saluran napas yang menyebabkan bayi mengalami batuk, hidung meler, atau demam,
- Cystic Fibrosis; penyakit genetik ini dapat menyebabkan lendir kental menumpuk di saluran udara, menyumbat, dan membuat bayi sulit bernapas,
- Epiglotiti; kondisi langka ini adalah akibat adanya bakteri Haemophilus influenza tipe B yang dapat menyebabkan pneumonia. Ini menyebabkan pembengkakan saluran napas parah yang mengarah ke suara abnormal bernada tinggi saat bernapas,
- Pneumonia; adalah penyakit parah yang melibatkan paru-paru yang meradang. Biasanya memerlukan rawat inap pada bayi. Gejalanya meliputi demam, sesak napas, dan perubahan kewaspadaan pada bayi,
- Respiratory Syncytial Virus (RSV); adalah suatu kondisi yang sering menyebabkan gejala ringan, seperti pilek. Sementara gejala parah tidak umum terjadi pada anak yang lebih besar, bayi dapat mengalami radang saluran udara kecil (bronchiolitis).
Baca Juga: 5 Pencegahan Bayi Tertular Flu, Batuk dan Pilek
Jenis Obat untuk Nebulizer pada Bayi
Foto: gettyimages.com
Dokter dapat meresepkan obat yang berbeda yang dapat diberikan lewat nebulizer. Contoh obat-obatan ini termasuk:
- Antibiotik yang dihirup. Beberapa antibiotik tersedia melalui perawatan nebulizer. Contohnya adalah TOBI atau tobramycin yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri tertentu,
- Beta-agonis inhalasi. Obat-obatan ini termasuk albuterol atau levoalbuterol yang dengan mudah larut sehingga membuat pernapasan menjadi lebih mudah,
- Kortikosteroid inhalasi. Ini dapat mengobati peradangan karena asma,
- Dornase alfa (Pulmozyme). Obat ini membantu mengobati fibrosis kistik dengan melonggarkan lendir kental di saluran udara.
Baca Juga: 3 Cara Mengatasi Asma pada Bayi, Catat ya Moms!
Jangan lupa untuk sering membersihkan nebulizer agar bayi benar-benar mendapatkan manfaat dari alat tersebut ya Moms.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.