5 Jenis Love Language dalam Hubungan Asmara, Ada Contohnya!
Istilah love language sudah tak asing lagi kita dengar.
Banyak orang mencari tahu bagaimana cara kita mengomunikasikan bahasa cinta dengan pasangan.
Ternyata, istilah ini berawal dari seorang penulis buku, lho!
Belakangan, buku yang menjelaskan cara baru dalam memikirkan cinta, The Five Love Languages ini ditulis Dr. Gary Chapman pada 1995 menjadi naik daun kembali.
Sebelum menulis buku itu, diketahui Dr. Chapman menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam membuat catatan untuk mengenal pola komunikasi dengan pasangan.
Lantas pola komunikasi seperti apa yang dimaksud itu? Yuk, kenali bersama!
Baca Juga: 8 Ciri Pasangan Over Protektif dan Trik Menghadapinya
Apa itu Love Language?
Sebenarnya, apa sih love language itu dan apa maksudnya?
Menurut Dr. Tina B. Tessina, seorang psikoterapis dan pengarang buku Dr. Romance's Guide to Finding Love Today (2018), love language adalah cara dalam mengekspresikan cinta terhadap pasangan yang berbeda pada tiap orangnya.
Dengan mengetahui bahasa cinta pasangan, ini akan membuat Moms memahaminya lebih baik lagi.
Kita bisa lebih memahami kenapa ada hal-hal yang tak bisa dimengerti dan diterima pasangan.
Dengan ini, kita bisa lebih peka untuk memahami ketika pasangan sedang menggunakan bahasa cinta mereka meskipun itu bukan yang sering kita gunakan.
Dr. Chapman membagi love languages menjadi lima: word of affirmation, acts of service, receiving gifts, quality time, dan physical touch.
Baca Juga: 57 Tebak-tebakan Gombal untuk Menggoda Pasangan, Cek Yuk!
Jenis Love Language dan Contohnya
Berikut ini jenis love language dan masing-masing contoh yang perlu diketahui, Moms.
1. Words of Affirmation (Perkataan Berisi Pujian atau Apresiasi)
Love language yang pertama kita kenal adalah words of affirmation.
Jika bahasa cinta pasangan adalah words of affirmation, penting untuk selalu mengatakan pada mereka bahwa kita peduli dan menyayangi mereka.
Pendekatan seperti “Dia harusnya tahu kalau aku sayang sama dia jadi aku tidak perlu membicarakan hal ini” tidak akan berguna dan bermanfaat.
Pasangan tipe ini membutuhkan pernyataan cinta langsung dari Moms secara langsung dan rutin.
Salah satu aspek yang penting dari words of affirmation harus tetap jujur dengan kalimat-kalimat yang kita ucapkan untuk mereka.
Dads tak perlu jadi Romeo yang suka mengumbar kata-kata rayuan gombal. Tetaplah jadi diri sendiri.
Ucapkan kalimat penuh apresiasi terhadap hal-hal yang pasangan lakukan meskipun itu sangat sederhana, seperti “Aku senang banget kamu yang jadi teman hidupku. Enggak kebayang deh kalau bukan kamu.”
Kalimat lain yang sederhana tetapi bermakna yaitu "Terima kasih ya sayang sudah buatkan makanan yang enak untuk aku."
2. Acts of Service (Perilaku atau Tindakan Nyata)
Orang dengan tipe love languaage acts of service akan merasa tersanjung oleh hal-hal nyata yang kita lakukan untuknya.
Jika pasangan memiliki bahasa cinta yang satu ini, tak perlu merangkai kata untuk membuatnya bahagia.
Justru, lakukan tindakan nyata tanpa perlu banyak berkata-kata.
Hal-hal sederhana seperti memotong rumput di halaman, mencuci piring, atau bangun tengah malam untuk mengurus Si Kecil yang terjaga, bisa membuat pasangan merasa dihargai.
Tindakan-tindakan sederhana ini akan semakin bermakna jika dilakukan tanpa diminta.
Jika pasangan adalah orang dengan tipe acts of service, maka penting untuk secara nyata menunjukkan cinta dan perhatian dalam bentuk tindakan konkret.
Hal ini agar pasangan sadar bahwa ia dicintai dan dimengerti.
Baca Juga: 15 Ciri Pasangan Terlalu Clingy, Termasuk Mudah Cemburu!
3. Receiving Gifts (Menerima Hadiah)
Jika pasangan adalah orang dengan tipe love language ini, artinya mereka merasa dicintai dan dihargai melalui hadiah-hadiah atau pemberian.
Mungkin beberapa orang menganggap hal ini sebagai bentuk materialistis, namun tak semuanya benar.
Hadiah-hadiah kecil yang memiliki nilai sentimentil bisa mengingatkan pasangan bahwa kita selalu memikirkan mereka dan peduli terhadap kebahagiaan mereka.
Tak perlu emas dan berlian ataupun mobil mewah.
Hadiah kecil seperti mengirim makanan ke kantor saat jam kerja, pulsa, atau tiket nonton film berdua sudah mampu membuat pasangan bahagia dan merasa berharga.
Ingat, tipe receiving gifts tak melulu harus dihujani dengan hadiah.
Namun lebih kepada menunjukkan pada pasangan bahwa kita selalu memikirkan dan peduli dengan kebahagiaan mereka.
4. Quality Time (Menghabiskan Waktu Bersama)
Quality Time mungkin adalah love language yang paling mudah dimengerti, namun juga paling mudah untuk disalahartikan.
Jika karakter pasangan adalah quality time, artinya mereka merasa dicintai dan dihargai saat kita menghabiskan waktu bersama mereka.
Cukup jelas, bukan? Tapi tunggu dulu, hanya menghabiskan waktu bersama mereka tak akan cukup.
Karena quality time lebih dari sekadar waktu yang dihabiskan bersama, namun soal perhatian yang tercurah untuk satu sama lain.
Jadi, bahasa cinta yang satu ini lebih tepat disebut “quality attention” daripada “quality time”.
5. Physical Touch (Sentuhan Fisik)
Physical touch tak melulu soal seks, namun lebih kepada keintiman.
Bisa jadi bergandengan tangan, merebahkan kepala di bahu pasangan, atau pelukan sederhana.
Sebagai makhluk sosial, kita terkadang memang membutuhkan sentuhan fisik dalam membangun keintiman dengan pasangan.
Namun, jika bahasa cinta pasangan adalah physical touch, sentuhan fisik akan menjadi hal yang utama bagi mereka.
Daripada mengatakan "aku cinta kamu" dengan bahasa yang sangat puitis, cukup berikan pelukan dan kecupan di kening.
Dengan sentuhan fisik itu, pasangan akan merasa sangat dicintai.
Manfaat Saling Memahami Love Language dalam Hubungan Asmara
Karena love language sebagai bentuk cara kita mengkomunikasikan cinta, tentu ini ada manfaatnya, Moms.
Ini sebagai bentuk untuk menambah kualitas dan menghidupkan "sparks" dalam hubungan.
Berikut manfaat menerapkan love language.
1. Memahami Pasangan dengan Lebih Baik
Manfaat dari love language yang pertama adalah ini membuat kita untuk bisa lebih mengerti pasangan.
Memahami kebutuhannya tentu akan membuat hubungan percintaan semakin stabil.
Perasaan dihargai dan diperhatikan menjadi nilai plus dalam membangun hubungan yang sehat.
Apakah Moms sedang merasakan manfaat ini?
2. Mengajarkan Rasa Empati
Saat pasangan belajar lebih banyak tentang bagaimana bahasa cinta itu, artinya ini sedang belajar berempati.
Melansir Berkeley University of California, empati digambarkan sebagai kemampuan untuk merasakan emosi atau perasaan orang lain.
Artinya ini mengalahkan keegoisan dalam diri untuk mengerti perbedaan pandangan dengan pasangan.
Rasa empati membuat pasangan untuk berkomitmen dalam menggunakan bahasa cinta guna meningkatkan bonding dengan satu sama lain.
Ini juga bisa mengurangi konflik yang tidak perlu hanya karena tidak paham bahasa cinta masing-masing.
Baca Juga: 5 Doa Minta Jodoh agar Dapat Pasangan Tepat dan Terbaik
3. Lebih Intim
Memahami satu sama lain tentu manfaatnya membuat hubungan percintaan semakin intim.
Keintiman tak selalu yang bersifat seksual, melainkan juga dalam hal hati ke hati, lho!
Pembelajaran dan pengalaman membuat kita untuk lebih tahu satu sama lain.
Mungkin yang tadinya kita hanya tahu sebatas "kulit luarnya" saja, dengan tahu love language pasangan, membuat kita jadi paham bagaimana seharusnya memperlakukannya.
Hal ini membuat hubungan semakin nyaman untuk dijalani karena bersifat transparan.
4. Tidak Kehabisan Ide Menunjukkan Kasih Sayang
Manfaat dari mengetahui love language yaitu, jadi lebih banyak ide untuk mengomunikasikan cinta.
Tak hanya sebatas "aku sayang kamu", melainkan bisa diubah dalam berbagai bentuk. Bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan bahasa cinta pasangan.
Dalam hal ini, secara tak sadar kita "dipaksa" tumbuh dan bergerak di luar zona nyaman kita.
Mencoba hal-hal baru dalam membahagiakan pasangan tentu tak ada salahnya, bukan?
Setelah mengetahui bahasa cinta satu sama lain, Moms dan Dads akan lebih mudah untuk memahami masing-masing.
Ingat, tentu ini perlu dibarengi dengan usaha dan niat dari dalam ya!
Baca Juga: 71 Topik Obrolan Deep Talk dengan Pasangan, Makin Intim!
Cara Mengetahui Love Language Diri Sendiri dan Pasangan
Cara mengetahui love language dapat ditentukan dengan tes sederhana seperti berikut:
1. Refleksi Diri
Pikirkan saat-saat Moms merasa paling dicintai atau bagaimana Moms biasanya menunjukkan kasih sayang kepada orang lain.
Apakah Moms senang mendengarkan ungkapan cinta atau menghabiskan waktu berdua?
Apakah Moms lebih senang ungkapan cinta lewat sentuhan atau dengan saling membantu atau dengan menerima hadiah?
Ini akan membantu Moms mengenali tipe love language Moms dan pasangan Moms.
2. Observasi
Lihat bagaimana pasangan menunjukkan kasih sayang dan apa yang tampaknya paling berarti baginya.
Perhatikan juga bagaimana pasangan merespons tindakan-tindakan kecil yang Moms lakukan.
Misalnya, jika Moms memberikan hadiah kecil atau memberikan pujian, bagaimana reaksi mereka? Apakah mereka tampak sangat menghargai hal itu atau kurang merespons?
3. Komunikasi
Diskusikan dengan pasangan atau orang terdekat Moms tentang cara-cara Moms merasa dicintai dan bagaimana Moms menunjukkan kasih sayang.
Ingatlah juga bahwa preferensi bahasa cinta seseorang dapat berubah seiring waktu.
Oleh karena itu, penting untuk terus berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan tentang apa yang membuat Moms merasa dicintai dan diapresiasi, serta untuk memahami perubahan yang mungkin terjadi dalam preferensi mereka seiring waktu.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Skincare untuk Kulit Kusam, Bikin Glowing!
Masalah yang Mungkin Terjadi akibat Love Language
Memahami love language dalam hubungan sangat penting, tetapi ada beberapa masalah yang mungkin timbul jika love language tidak dipahami atau diterapkan dengan tepat.
Berikut adalah beberapa masalah yang mungkin terjadi:
- Kekurangan Komunikasi Emosional
Jika pasangan memiliki love language yang berbeda dan tidak mengerti atau tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, bisa terjadi kekurangan komunikasi emosional.
Misalnya, jika satu pasangan lebih membutuhkan kata-kata afirmasi sementara yang lain lebih menghargai tindakan layanan, tidak terpenuhinya kebutuhan ini bisa menyebabkan rasa tidak diperhatikan atau tidak dihargai.
- Perasaan Tidak Dihargai
Ketika love language pasangan tidak dipenuhi, mereka mungkin merasa tidak dihargai.
Misalnya, jika love language pasangan adalah sentuhan fisik dan yang lain tidak memberikan sentuhan yang cukup, pasangan tersebut bisa merasa kurang diperhatikan dan tidak dicintai.
Perasaan ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan dalam hubungan.
- Ketidaksesuaian Harapan
Ketidaksesuaian dalam love language dapat menyebabkan perbedaan harapan.
Jika pasangan mengharapkan sesuatu berdasarkan love language mereka yang tidak dipahami oleh pasangannya, hal ini bisa menimbulkan konflik atau rasa kecewa.
Misalnya, jika satu pasangan lebih menghargai waktu berkualitas dan yang lain lebih fokus pada hadiah, salah satu pihak mungkin merasa harapan mereka tidak terpenuhi.
- Ketegangan atau Konflik
Ketika love language tidak diperhatikan, bisa timbul ketegangan atau konflik.
Misalnya, pasangan yang merasa tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam bentuk love language mereka mungkin menjadi frustrasi atau marah.
Konflik ini bisa semakin memburuk jika tidak ada komunikasi terbuka tentang kebutuhan emosional masing-masing.
- Kesalahpahaman
Kesalahpahaman bisa terjadi jika pasangan tidak memahami love language satu sama lain.
Tanpa pemahaman yang jelas, pasangan mungkin mengira tindakan mereka sudah mencukupi kebutuhan pasangan, padahal sebenarnya tidak.
Misalnya, seseorang yang memberikan hadiah sebagai bentuk cinta mungkin merasa sudah cukup, padahal pasangannya lebih membutuhkan waktu berkualitas.
Demikian penjelasan love language dan cara mengetahuinya lewat tes sederhana. Yuk, coba bersama Dads di rumah Moms.
- https://www.5lovelanguages.com/store/the-5-love-languages
- https://greatergood.berkeley.edu/topic/empathy/definition
- https://prestigestudentliving.com/blog/how-to-discover-your-love-language
- https://www.verywellmind.com/can-the-five-love-languages-help-your-relationship-4783538#toc-how-to-identify-your-love-language
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.