28 November 2024

Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh, Apa Penyebabnya Ya?

Yuk kita cari tahu, Moms

Luka sunat tidak kunjung sembuh jadi peringatan bagi orangtua.

Jika Si Kecil mengalami kondisi ini, Moms dan Dads perlu membawanya segera ke dokter.

Selain mempercepat proses pengobatan, hal ini juga mencegah terjadinya komplikasi sekaligus melegakan Si Kecil dari berbagai gejala yang membuat tak nyaman.

Memangnya, apa penyebab luka sunat tidak kunjung sembuh, ya?

Berikut ini ulasan lengkapnya sekaligus pengetahuan mengenai proses penyembuhan luka sehabis disunat yang perlu Moms dan Dads pahami.

Kapan Luka Sunat Sembuh?

Luka Sunat
Foto: Luka Sunat (Orami Photo Stock)

Sunat adalah proses pembuangan sebagian kulit yang menutupi kepala penis dengan tindakan operasi.

Bagian kepala penis yang biasanya terselubungi, setelah sunat akan memerah dan sensitif.

Namun, tingkat sensitivitas akan berkurang sedikit demi sedikit setelah terjadi

proses penebalan secara bertahap.

Keropeng di garis sayatan akan menghilang dalam 7 hingga 10 hari.

Jika cincin plastik (plastibell) digunakan, proses penyembuhan akan memakan waktu 14 hari. Paling cepat rata-rata waktu penyembuhan adalah 10 hari.

Penyebab Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh

Penyebab Luka Sunat (Orami Photo Stock)
Foto: Penyebab Luka Sunat (Orami Photo Stock)

Perdarahan adalah masalah pasca sunat yang paling sering terjadi.

Untungnya, dalam banyak kasus perdarahan yang terjadi termasuk ringan.

Kondisi ini biasanya dapat diatasi dengan memberikan tekanan langsung ke bekas sayatan selama satu atau dua menit untuk menghentikan perdarahan atau menggunakan bebat setelah sunat yang akan dilepas umumnya di hari ke-4.

Namun, masalah pasca sunat tidak hanya itu. Ada beberapa anak yang mengalami luka sunat tidak kunjung sembuh.

Jika kondisi ini terjadi, kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.

1. Infeksi

Infeksi merupakan komplikasi sunat yang jarang terjadi jika dilakukan dalam kondisi steril.

Banyak yang mengira jika keropeng kekuningan yang terbentuk pada area sekitar tepi luka diartikan sebagai infeksi.

Padahal, sebenarnya itu merupakan bagian dari proses penyembuhan normal setelah sunat.

Moms perlu tahu bahwa infeksi setelah sunat biasanya ditandai dengan kemerahan dan pembengkakan yang tidak kunjung hilang.

Rasa nyeri mungkin tidak membaik, tetapi justru semakin bertambah parah.

Kondisi ini umumnya juga diikuti dengan demam.

Risiko terjadinya infeksi paling tinggi jika menggunakan cincin plastik, karena adanya benda asing di lokasi pembedahan.

Tanda-tanda infeksi harus benar-benar dipahami orang tua sehingga dapat ditangani segera.

Mengingat sunat dapat dilakukan pada bayi yang sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna, infeksi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.

Meskipun sangat jarang terjadi, sepsis, meningitis, dan gangren bisa saja terjadi akibat bekas sunat mengalami infeksi parah.

Infeksi dapat juga terjadi pada anak-anak dengan gangguan imunitas tubuh.

2. Meatitis

Luka sunat tidak kunjung sembuh bisa jadi disebabkan oleh meatitis.

Meatitis adalah kondisi peradangan disertai kemerahan pada lubang uretra. Si Kecil juga akan mengeluhkan rasa nyeri ketika buang air kecil.

Kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, ketika permukaan kelenjar epitel menebal setelah disunat.

Namun, proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang lebih lama dari penyembuhan luka sunat pada umumnya.

Membalut area sunat dengan emolien (petroleum jelly atau salep antibiotik) setelah sunat adalah cara untuk mengurangi iritasi dan mencegah terjadinya meatitis.

Meatitis mungkin disebabkan oleh adanya paparan urine dan iritasi terkait pemakaian popok secara terus-menerus.

Walaupun beberapa kasus dapat sembuh dengan sendirinya, jangan ragu untuk memeriksakan Si Kecil ke dokter spesialis anak demi mendapatkan perawatan yang tepat.

3. Nekrosis

Penyebab luka sunat tidak kunjung sembuh ini sangat jarang terjadi.

Nekrosis adalah kematian pada jaringan tubuh. Kondisi ini terjadi ketika terlalu sedikit darah yang mengalir ke jaringan.

Kondisi ini dapat disebut sebagai komplikasi dari infeksi pada area sunat.

Hal ini dapat terjadi ketika sunat dilakukan saat penis dalam kondisi terinfeksi atau penggunaan perangkat elektrokauter yang tidak tepat saat dipakai untuk mengontrol perdarahan.

Jika proses nekrosis ini diikuti dengan pembusukan, maka disebut sebagai gangren.

Cara Mengatasi Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh

Dokter Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Dokter Anak (Orami Photo Stock)

Mengatasi komplikasi setelah sunat yang menghambat proses penyembuhan dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.

Pada kasus infeksi, dokter akan meresepkan obat antibiotik, baik itu minum maupun dioleskan pada luka yang terinfeksi.

Perlu Moms dan Dads ketahui bahwa penggunaan antibiotik harus diperhatikan dengan baik.

Pastikan Si Kecil menggunakan obat sesuai dengan saran dokter.

Hindari penggunaan melebihkan dosis, mengurangi dosis, atau berhenti menggunakan obat tanpa izin dari dokter.

Berikan Si Kecil obat antibiotik di jam yang sama setiap hari agar tidak melewatkan dosis.

Jika dosis terlewat, jangan menggandakan dosis di waktu konsumsi obat selanjutnya.

Beri tahu dokter jika Si Kecil memiliki alergi antibiotik.

Pada kasus meatitis, dokter akan mencari tahu penyebab peradangan terlebih dahulu.

Jika penyebabnya juga bakteri, antibiotik akan diresepkan.

Sementara pada kasus nekrosis, satu-satunya jalan pengobatan adalah mengangkat jaringan yang mati dengan tindakan operasi.

Hal ini tidak lakukan agar jaringan di sekitarnya tidak ikut terinfeksi.

Penting bagi Moms dan Dads untuk merawat luka pada penis pasca disunat sesuai dengan petunjuk dokter.

Bersihkan area tersebut dengan air hangat secara lembut.

Kemudian, keringkan dan oleskan salep antibiotik dan mengganti perban secara berkala.

Baca Juga: 5 Ciri-ciri Luka Sunat Mau Sembuh, Moms Perlu Tahu!

Jika mendapati luka sunat tidak kunjung sembuh, segera bawa Si Kecil ke dokter.

Oleh karena itu, sebaiknya tanyakan pada dokter terkait prediksi waktu kesembuhan luka agar Moms dapat memastikan kesembuhan di waktu yang normal.

  • https://med.stanford.edu/newborns/professional-education/circumcision/complications.html
  • https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/circumcision-problems/
  • https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/c/circumcision
  • https://medlineplus.gov/ency/article/002266.htm
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-necrotic-tissue-3157120
  • https://pediatrichealthcareunlimited.com/Urination-Pain-Male

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.