15 Manfaat Jengkol untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
Jengkol identik dengan bau yang khas. Namun, di balik itu semua ada beragam manfaat jengkol.
Jengkol adalah tanaman yang termasuk ke dalam spesies kacang-kacangan.
Tanaman yang memiliki nama latin Archidendron pauciflorum berbentuk seperti spiral, berwarna coklat tua dan memiliki bau yang tidak sedap.
Bau yang kurang sedap ini membuat jengkol kurang diminati untuk dikonsumsi.
Selain itu, mengonsumsi jengkol juga membuat pipis menjadi bau.
Padahal, di balik aroma yang bau tersebut jengkol memiliki manfaat untuk kesehatan.
Melansir Plants For a Future, jengkol dipercaya dapat meredakan kelahiran gejala diabetes.
Diketahui, daun tua jengkol yang dibakar dapat digunakan untuk mengatasi gatal-gatal, sedangkan daun muda yang dibakar dapat digunakan sebagai bedak luka untuk luka.
Selain itu, masih banyak beragam manfaat jengkol untuk kesehatan.
Tidak percaya Moms? Berikut beberapa manfaat jengkol!
Baca Juga: 21 Manfaat Peterseli untuk Kesehatan Kulit hingga Rambut!
Kandungan Gizi Jengkol
Walaupun menjadi salah satu makanan khas di Indonesia, tak semua orang mengemari makan jengkol.
Akan tetapi, ada cukup banyak kandungan gizi serta nutrisi di dalamnya.
Mengutip dari Data Komposisi Pangan Indonesia, berikut adalah kandungan gizi jengkol, seperti:
- Kalori: 192
- Air: 52,7 gram
- Karbohidrat: 40,7 gram
- Protein: 5,4 gram
- Serat: 1,5 gram
- Kalsium: 4 mg
- Fosfor: 150 mg
- Zat besi: 0,7 mg
- Kalium: 241 mg
- Vitamin B1: 0,05 mg
- Vitamin B2: 0,20 mg
- Vitamin C: 31 mg
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Bau Mulut pada Anak, Perhatikan Ya Moms
Manfaat Jengkol untuk Kesehatan
Apakah Moms menyukai jengkol? Kalau iya, Moms berbahagialah karena manfaat jengkol baik untuk kesehatan sehingga mencegah berbagai macam penyakit.
Dengan mengonsumsi jengkol, beberapa masalah kesehatan dapat teratasi.
1. Mencegah Anemia
Zat besi berperan sangat penting untuk mencegah dan mengatasi kekurangan produksi sel darah merah dalam tubuh.
Moms pasti tahu bahwa ketika tubuh kekurangan zat besi, produksi sel darah merah akan berkurang.
Akibatnya suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap sel di dalam tubuh juga akan berkurang.
Pengaruh kekurangan suplai oksigen dan nutrisi ke sel akan menurunkan fungsi atau kinerja sel.
Tak heran jika seseorang mengalami kekurangan zat besi, ia akan terlihat lemas, mudah lelah, dan terkena penyakit anemia.
Manfaat jengkol yang pertama adalah mengatasi dan mencegah anemia.
Jengkol kaya akan kandungan zat besi yang berfungsi memproduksi sel darah merah dalam tubuh sehingga dapat menjadi makanan yang ampuh mencegah anemia.
Untuk wanita, sangat dianjurkan mengonsumsi jengkol saat sedang menstruasi untuk memperbarui sel darah merah yang keluar dengan sel darah merah yang baru.
2. Penangkal Radikal Bebas
Banyak kandungan vitamin yang terdapat dalam jengkol.
Seperti vitamin A, B1, B2, juga vitamin C.
Gabungan senyawa vitamin A dan vitamin B sangat baik untuk berperan sebagai antioksidan yang menangkal radikal bebas yang bisa mempengaruhi pertumbuhan sel kanker.
3. Baik untuk Pertumbuhan Janin
Manfaat jengkol yang kaya vitamin dan zat besi tentunya sangat baik untuk asupan gizi ibu hamil.
Kecukupan gizi pada janin menghindari risiko janin lahir dengan cacat fisik.
4. Menguatkan Tulang dan Gigi
Selain vitamin dan zat besi, manfaat jengkol juga mengandung kalsium dan fosfor yang sangat baik untuk struktur tulang dan gigi.
Pertumbuhan tulang dan gigi dapat berjalan maksimal berkat kandungan kalsium dan fosfor yang tinggi pada jengkol.
Tubuh yang tercukupi dengan kandungan tersebut akan terhindari dari penyakit osteoporosis di usia lanjut.
5. Mencegah Penyakit Jantung
Mengonsumsi jengkol dengan porsi yang cukup bisa mencegah penyakit jantung.
Karena, kandungan vitamin sebagai manfaat jengkol ini bisa membantu melancarkan peredaran darah.
Saat peredaran darah lancar, tidak akan terjadi penyumbatan akibat plak yang menempel di pembuluh darah.
Sehingga darah akan bersirkulasi menuju jantung.
Segala sesuatu yang menghambat aliran darah di pembuluh darah juga akan hilang oleh zat yang terkandung di dalam jengkol.
Aliran darah akan lebih lancar dan jantung akan berfungsi dengan baik dan optimal.
Baca Juga: 25 Sayuran untuk Ibu Hamil yang Baik Dikonsumsi Rutin
6. Melancarkan BAB
Sulit BAB membuat tidak nyaman. Sisa makanan yang menumpuk dalam usus akan semakin mengeras, kemudian membuat perut terasa penuh dan begah.
Serat yang tinggi yang terkandung pada jengkol bisa melancarkan buang air besar dan memperbaiki sistem pencernaan.
Pencernaan yang sehat akan membantu sistem metabolisme pada tubuh.
Tapi tetap jangan terlalu banyak mengonsumsi jengkol, ya. Makan jengkol sesuai takaran yang dianjurkan.
7. Mencegah Diabetes
Manfaat jengkol selanjutnya adalah bisa mencegah diabetes.
Jengkol mengandung zat yang tidak ditemukan pada bahan makanan lain. Zat tersebut adalah asam jengkolat.
Melansir Journal of the Science of Food and Agriculture, manfaat jengkol dapat menguntungkan penderita diabetes karena gula yang terkandung sangat aman untuk dikonsumsi.
Tapi asam jengkolat ini membentuk kristal yang tidak larut oleh air, sehingga tidak disarankan dikonsumsi oleh penderita kelainan ginjal karena dikhawatirkan ginjal tidak bisa menyaringnya.
8. Mengatasi Penyempitan Pembuluh Darah
Penderita penyakit jantung mengalami penyempitan pembuluh darah sehingga darah yang mengalir menuju jantung menjadi lancar.
Kandungan mineral dalam jengkol ternyata dapat melebarkan pembuluh darah yang menyempit dan mencegah pembuluh darah kembali menyempit.
Nah, agar manfaat jengkol menjadi optimal, sebaiknya jangan memasak jengkol terlalu matang ya Moms karena dapat menghilangkan kandungan tersebut.
Baca Juga: 7 Variasi Resep Rendang Jengkol yang Nikmat dan Tidak Bau!
9. Kaya akan Asam Folat
Tahukah Moms bahwa manfaat jengkol memiliki kandungan asam folat?
Organ-organ penting dalam tubuh akan berfungsi dengan baik dan stabil bila kebutuhan asam folat dan vitamin B6 terpenuhi oleh tubuh.
Tak heran jika ibu hamil juga disarankan mengonsumsi makanan kaya asam folat untuk perkembangan janin.
Salah satu contoh makanan kaya asam folat adalah jengkol.
Namun, perlu diingat bahwa konsumsi jengkol dalam jumlah sedang.
Jangan terlalu berlebihan karena konsumsi jengkol yang berlebihan akan berdampak kurang baik bagi ginjal.
10. Mengontrol Kadar Gula Darah
Manfaat jengkol lainnya yaitu dapat mengontrol kadar gula darah sehingga baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Jengkol yang mengandung gula 'ramah' bagi penderita diabetes.
Gula jengkol merupakan jenis gula yang paling mudah diurai sehingga aman bagi penderita diabetes.
Berbeda dengan gula pada makanan lain seperti makanan yang mengandung karbohidrat.
Gula yang mudah terurai pada jengkol kemudian akan diubah menjadi energi oleh tubuh.
Alhasil, stamina tubuh pun akan meningkat.
Proses penguraian gula yang sempurna tidak akan menyebabkan penumpukan gula darah di dalam tubuh.
11. Mengatasi Demam Berdarah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat jengkol banyak mengandung zat protein, kalsium, fosfor, asam jengkolat, vitamin A dan B1.
Ini termasuk karbohidrat, minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tanin, dan glikosida.
Biji, kulit batang, kulit buah dan daun jengkol mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya saponin, flavonoid dan tanin.
Sementara menurut penelitian yang dikutip dari Jurnal UIN Suska Riau, ekstrak air kulit buah jengkol dapat digunakan sebagai larvasida untuk mencegah penyakit demam berdarah.
Namun, klaim ini masih perlu penelitian lanjutan untuk membuktikan khasiat jengkol dalam mengatasi demam berdarah.
Baca Juga: 7 Gejala DBD pada Anak, Kenali Fasenya, Jangan Sampai Kritis
12. Baik untuk Saluran Cerna
Manfaat jengkol yang berikutnya adalah dapat meningkatkan kesehatan saluran cerna.
Klaim ini dibuktikan oleh salah satu percobaan pernah dilakukan pada tikus.
Dalam uji coba tersebut menemukan bahwa tikus yang makan jengkol mengalami peningkatan enzim superoxide dismutase, yang berperan penting dalam melindungi dinding lambung dari luka akibat asam lambung.
Dari studi tersebut, membuat sebuah anggapan bahwa jengkol baik untuk menghindari maag atau gangguan pencernaan.
Namun, tentu perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
13. Menurunkan Kolesterol
Manfaat jengkol yang satu ini berasal dari kandungan tanin dan saponin di dalamnya.
Kedua zat itu sebetulnya bekerja dengan menghambat penyerapan asam empedu yang bersatu dari kolesterol melalui usus.
Untuk menambal kehilangan asam empedu ini, hati kemudian mengubah kolesterol yang telah ada di dalam tubuh menjadi asam empedu.
Maka dari itu, kadar kolesterol dalam darah menurun.
Baca Juga: 4 Ciri-ciri Kolesterol di Usia Muda Menurut Dokter Spesialis
14. Melawan Bakteri Jahat
Hasil penelitian mengungkapkan manfaat jengkol lainnya sebagai pembasmi bakteri jahat yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Bakteri tersebut misalnya Streptococcus mutans (dapat mengakibatkan pengeroposan gigi), Staphylococcus aureus (pneumonia), dan Escherichia coli (diare).
Selain bakteri tersebut, ekstrak kulit jengkol juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae (diare akut) dan Salmonella typhimurium (gastroenteritis).
Manfaat untuk melawan bakteri jahat di dalam tubuh tersebut berasal dari kandungan tanin dan flavonoin pada jengkol.
15. Mengobati Luka Bakar
Kandungan tanin pada jengkol juga bermanfaat sebagai campuran pada salep luka bakar.
Tanin terbukti memiliki sifat antibakteri dan antiseptik sehingga dapat mencegah luka bakar dari infeksi sekaligus mempercepat kesembuhannya.
Oleh petani, jengkol juga sering digunakan sebagai pestisida alami untuk membunuh hama atau serangga yang dapat merusak tanaman.
Pasalnya, jengkol mengandung asam jengkolat, alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin, dan triterpenoid yang sekaligus dapat melindungi tanaman jengkol dari serangan hama.
Baca Juga: Benarkah Obat Kuat Herbal di Apotik Ampuh? Ini Penjelasannya!
Waspada Keracunan Asam Jengkolat
Selain mengandung beragam nutrisi, terdapat juga kandungan senyawa asam jengkolat dalam jengkol yang berisiko dapat menimbulkan keracunan.
Asam jengkolat atau jengkolic acid merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur.
Adanya unsur sulfur inilah menyebabkan asam jengkol dapat menghasilkan bau yang kurang sedap.
Mengonsumsi jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol.
Hal ini karena asam jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif.
Namun demikian, tidak semua orang yang mengonsumsi jengkol akan mengalami keracunan.
Hal ini karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya tahan tubuh seseorang.
Dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara memasaknya.
Seseorang yang mengonsumsi jengkol dalam kondisi lambung yang asam, akan lebih berisiko mengalami keracunan.
Keracunan jengkol ini dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa.
Kristal ini kemudian menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Gejala keracunan asam jengkolat umumnya timbul 5-12 jam setelah seseorang mengonsumsi jengkol.
Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah, serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan berkemih), dan hematuria (darah di dalam urine).
Adanya darah dalam urine disebabkan oleh luka pada lambung, saluran kemih, bahkan ginjal akibat terkena kristal asam jengkolat yang tajam.
Jika keracunan asam jengkolat terus berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase oliguria-anuria (pengeluaran urine yang sangat sedikit hingga tidak dapat keluar).
Kemudian diikuti dengan fase poliuria (volume urine yang sangat besar dalam periode tertentu).
Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop di laboratorium, dapat ditemukan hablur asam jengkolat berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.
Baca Juga: 6+ Jenis dan Kriteria Makanan Sehat untuk Keluarga di Rumah
Cara Menghilangkan Bau Jengkol
Cara menghilangkan bau jengkol dapat dilakukan dengan beberapa metode yang efektif. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Rendam Jengkol dalam Air Garam
Sebelum memasak jengkol, rendam jengkol dalam air garam selama beberapa jam. Proses ini dapat membantu mengurangi kadar zat-zat yang menyebabkan bau tidak sedap.
2. Rebus dengan Daun Salam
Saat merebus jengkol, tambahkan beberapa lembar daun salam. Daun salam memiliki aroma yang kuat yang dapat membantu menetralkan bau jengkol.
3. Tambahkan Bumbu Aromatik
Gunakan bumbu-bumbu seperti jahe, lengkuas, atau serai saat memasak jengkol.
Bumbu-bumbu ini tidak hanya memberikan aroma yang harum, tetapi juga dapat membantu mengurangi bau tidak sedap.
4. Sikat Gigi
Sikat gigi adalah cara yang paling umum digunakan untuk menghilangkan aroma jengkol.
Menggosok gigi dengan pasta gigi beraroma mint kemudian berkumur dengan mouthwash tepat setelah selesai mengonsumsi jengkol.
Cara ini dapat membantu menghilangkan sebagian harum semerbak jengkol di mulut.
5. Makan Buah
Makan buah seperti mentimun atau semangka dapat membantu menghilangkan bau jengkol. Buah-buah ini memiliki sifat yang dapat menetralkan bau mulut.
6. Mengunyah Permen Karet
Mengunyah permen karet, terutama yang beraroma mint, dapat membersihkan sisa jengkol yang terselip di gigi dan mengurangi aroma jengkol di mulut.
7. Minum Susu
Minum susu murni dapat menetralkan zat kimia tertentu, termasuk aroma jengkol di mulut.
Susu mengandung protein, terutama kasein, yang diyakini memiliki kemampuan untuk mengikat senyawa-senyawa kimia tertentu dalam mulut, termasuk senyawa yang menyebabkan aroma tidak sedap dari jengkol.
Protein dalam susu dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa tersebut, sehingga mengurangi intensitas aroma yang tercium.
Selain itu, susu juga memiliki sifat basa yang dapat membantu menetralkan asam-asam yang dihasilkan oleh senyawa-senyawa kimia dalam jengkol.
8. Minum Teh Hijau
Teh hijau dipercaya dapat menghilangkan bau menyengat jengkol karena mengandung polifenol yang dapat melawan berbagai penyebab bau mulut yang tak sedap.
9. Kunyah Beras
Mengunyah beras dapat membersihkan sisa jengkol yang terselip di gigi dan mengurangi aroma jengkol di mulut.
Ketika mengunyah beras, butiran-butiran kasar dari beras dapat bertindak sebagai alat pembersih alami yang membantu mengangkat sisa-sisa makanan yang terperangkap di gigi, termasuk sisa-sisa jengkol.
Ini mirip dengan efek membersihkan gigi dengan menggunakan tusuk gigi atau benang gigi.
Baca Juga: Kalori Rendang Daging dan Jengkol, Lengkap dengan Resep!
Manfaat jengkol cukup beragam, bukan, Moms? Jadi, jangan gengsi lagi mengonsumsi jengkol, ya!
Namun, Moms tetap ingat untuk membatasi porsi jengkol yang dikonsumsi agar tidak berlebihan.
Apabila khawatir bau mulut, Moms bisa menyiasatinya dengan sering menggosok gigi dan makan permen yang mengandung kandungan mint yang kuat.
Pastikan juga menjaga kebersihan saat buang air kecil di toilet umum.
Caranya, yaitu dengan menyiram toilet sampai bersih agar tidak menimbulkan aroma menyengat.
Selamat makan, Moms!
- https://steemit.com/health/@fajrilgooner/14-jengkol-archidendron-pauciflorum-for-body-health-benefits
- https://pfaf.org/user/Plant.aspx
- https://www.researchgate.net/publication/51481875_Evaluating_the_toxic_and_beneficial_effects_of_jering_beans_Archidendron_jiringa_in_normal_and_diabetic_rats
- http://repository.uin-suska.ac.id/18131/7/7.%20BAB%20II.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.