Serba-serbi Melanoma, Kanker Mata yang Perlu Diwaspadai
Penyakit kanker mata merujuk pada semua jenis kanker yang terjadi pada bagian mata.
Menurut Americam Cancer Society, jenis kanker mata yang paling umum terjadi, yakni melanoma.
Meski demikian, kanker mata lainnya juga bisa saja terjadi. Lalu, apakah yang dimaksud dengan melanoma?
Moms juga sebaiknya mengetahui gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
Hal ini karena gejala melanoma yang tidak disadari atau ditangani dengan tepat bisa membuat kondisi kanker mata semakin parah sehingga berakibat fatal pada indera penglihatan.
Baca Juga: Cara Mengobati Sakit Mata pada Anak, Yuk Simak!
Kanker Mata Melanoma
Foto: eyemichigan.com
Melansir Mayo Clinic, melanoma adalah jenis kanker yang berkembang di sel-sel yang memproduksi melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit.
Mata juga memiliki sel penghasil melanin dan dapat mengembangkan melanoma. Melanoma mata memiliki nama lain melanoma okular.
Melanoma okular juga dikenal sebagai melanoma uveal karena paling sering dimulai di bagian bola mata yang disebut uvea. Uvea merupakan lapisan di dinding mata antara sklera dan retina.
Menurut American Academy of Ophthalmology, melanoma hampir selalu terjadi di bagian uvea yang disebut koroid karena sel-sel koroid memiliki jenis pigmen yang sama dengan sel-sel kulit.
Meski sangat jarang terjadi, melanoma bisa muncul di iris, yang juga merupakan bagian dari uvea.
Sebagian besar melanoma mata terbentuk di bagian mata yang tidak dapat Moms lihat saat bercermin. Hal ini membuat melanoma mata sulit dideteksi.
Selain itu, melanoma mata biasanya tidak menyebabkan tanda atau gejala awal.
Gejala Melanoma Mata
Foto: Orami Photo Stock
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kanker mata mungkin tidak menimbulkan tanda dan gejala. Namun ketika terjadi, Moms mungkin akan merasakan tanda dan gejala di bawah ini:
- Sensasi kilatan atau bintik debu di penglihatan (floaters)
- Adanya bintik hitam yang tumbuh di iris
- Perubahan bentuk lingkaran hitam (pupil) di tengah mata
- Penglihatan yang buruk atau kabur di satu mata
- Kehilangan penglihatan tepi
Baca Juga: Waspada Moms, Inilah Penyebab dan Cara Mencegah Sakit Mata
Penyebab dan Faktor Risiko
Foto: Pexels.com
Melanoma mata terjadi ketika sel-sel penghasil pigmen di mata membelah dan berkembang biak terlalu cepat. Kondisi ini kemudian menghasilkan benjolan jaringan yang dikenal sebagai tumor.
Tidak jelas mengapa hal tersebut terjadi, tetapi menurut National Health Institute, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko terjadinya melanoma mata:
1. Warna Mata Lebih Terang
Seseorang yang memiliki warna mata lebih terang, seperti biru, abu-abu atau hijau, biasanya memiliki risiko lebih tinggi terkena melanoma mata dibandingkan dengan orang yang memiliki mata cokelat.
2. Orang Kulit Putih
Kanker mata melanoma juga kebanyakan menyerang orang kulit putih. Dengan demikian, orang yang berkulit putih memiliki risiko lebih tinggi terhadap melanoma dibanding orang dengan ras lain.
3. Radiasi Ultraviolet
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa mengekspos diri pada radiasi ultraviolet (UV), misalnya dari sunbeds dapat meningkatkan risiko terkena melanoma mata.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mata Juling Pada Anak
4. Paparan Sinar Matahari yang Berlebihan
Foto: Orami Photo Stock
Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker kulit, dan mungkin juga menjadi faktor risiko terjadi melanoma pada mata.
Jadi, berhati-hati ya, Moms. Lebih baik menggunakan pelindung wajah, seperti topi atau kacamata jika ingin beraktivitas di bawah sinar matahari yang mengandung UV.
5. Usia
Risiko mengembangkan melanoma mata juga meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar kasus melanoma mata yang didiagnosis pada orang berusia 50-an.
6. Kelainan Kulit Bawaan Tertentu
Suatu kondisi yang disebut sindrom nevus displastik, yang menyebabkan tahi lalat abnormal, juga dapat meningkatkan risiko Moms terkena melanoma pada kulit dan mata.
Selain itu, orang dengan pigmentasi kulit abnormal yang melibatkan kelopak mata dan jaringan yang berdekatan dan peningkatan pigmentasi pada uvea yang dikenal sebagai melanositosis okular juga memiliki peningkatan risiko terkena melanoma mata.
7. Mutasi Genetik Tertentu
Gen tertentu yang diturunkan dari orang tua ke anak-anak pun dapat meningkatkan risiko melanoma mata.
Baca Juga: Mata Bayi Kuning, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya, Catat!
Diagnosis Melanoma pada Mata
Foto: Orami Photo Stock
Jika Moms mengalami salah satu gejala yang memengaruhi sistem penglihatan seperti yang telah disebutkan di atas, mungkin sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata.
Nantinya, Moms akan menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis melanoma pada mata. Berikut tes mata yang mungkin akan Moms lakukan:
- Pemeriksaan mata, untuk melihat struktur mata secara lebih rinci dan memeriksa kelainan.
- Pemindaian ultrasound mata menggunakan probe kecil yang ditempatkan di atas mata tertutup menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar bagian dalam mata. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mengetahui lebih lanjut tentang posisi tumor mata dan ukurannya.
- Angiogram fluorescein, di mana foto-foto dugaan kanker diambil menggunakan kamera khusus setelah pewarna disuntikkan ke dalam aliran darah untuk menyoroti tumor.
Selain beberapa pemeriksaan tersebut, dokter juga kadang-kadang akan menggunakan jarum tipis untuk mengambil sampel kecil sel dari tumor (biopsi).
Nantinya, informasi genetik dalam sel-sel ini dianalisis untuk memberikan indikasi kemungkinan kanker menyebar atau kembali (kambuh).
Selain biopsi dengan menggunakan jarum, terdapat sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan oleh U.S National Library of Medicine.
Dalam studi tersebut disebutkan bahwa ada jenis biopsi lain yang bisa digunakan untuk pemeriksaan kanker mata, yakni biopsi cair.
Jika pada biopsi umumnya harus membuat sayatan atau menusukkan jarum ke mata, biopsi cair ini bekerja dengan mengumpulkan sel tumor melanoma melalui sampel darah.
Sel-sel kanker ini kemudian dapat diuji untuk ciri-ciri tertentu, termasuk perubahan genetik, yang dapat membantu memprediksi seberapa besar kemungkinan kanker menyebar atau kembali setelah pengobatan.
Cara ini bisa sangat membantu pada pasien yang tidak menjalani biopsi tumor dan ingin mempertahankan penglihatan mereka.
Namun, peralatan yang diperlukan untuk tes ini tidak tersedia sehingga jenis biopsi ini tidak dilakukan secara rutin dan uji klinisnya masih sangat terbatas.
Baca Juga: 5 Penyebab Mata Bayi Belekan dan Cara Mengatasinya, Jangan Dianggap Remeh!
Cara Mengatasi Melanoma
Foto: Orami Photo Stock
Perawatan untuk kanker mata tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Dokter biasanya akan menjelaskan setiap opsi perawatan secara rinci, termasuk manfaat dan potensi komplikasi.
Perawatan akan bertujuan untuk melestarikan mata yang terkena melanoma bila memungkinkan sehingga tidak semakin parah dan berakibat fatal pada penglihatan.
Berikut beberapa pilihan perawatan utama untuk mengatasi melanoma mata:
- Brachytherapy, sebuah lempengan kecil yang dilapisi dengan bahan radioaktif yang disebut plak akan dimasukkan di dekat tumor dan dibiarkan di tempatnya hingga seminggu untuk membunuh sel kanker mata.
- Radioterapi eksternal, mesin ini digunakan untuk mengarahkan sinar radiasi ke tumor dengan hati-hati sehingga dapat membunuh sel kanker pada mata.
- Operasi untuk mengangkat tumor atau bagian mata, ini mungkin dilakukan jika tumornya kecil dan pasien masih memiliki beberapa penglihatan di mata.
- Pengangkatan mata (enukleasi), ini mungkin diperlukan jika tumornya besar atau pasien telah kehilangan penglihatan dan mata akhirnya akan diganti dengan mata buatan yang cocok dengan mata yang lain.
Dalam pengobatan kanker mata, kemoterapi jarang digunakan, tetapi cara ini mungkin cocok untuk jenis kanker mata lainnya.
Sebuah penelitian baru yang dikutip dari laman American Cancer Society juga menyebutkan bahwa imunoterapi mungkin efektif dalam mengatasi melanoma mata.
Untuk diketahui, imunoterapi merupakan perawatan yang bekerja dengan cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencoba menyerang sel kanker.
Sitokin, antibodi monoklonal, vaksin kanker, dan imunoterapi lainnya adalah salah satu pendekatan yang paling menjanjikan untuk mengobati melanoma.
Meskipun sebagian besar uji klinis perawatan ini termasuk orang dengan melanoma kulit, hasil penelitian ini mungkin membantu mengobati orang dengan melanoma mata juga.
Baca Juga: Sering Mengalami Mata Bengkak? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Risiko Komplikasi Akibat Melanoma Mata
Foto: manometcurrent.com
Komplikasi kanker mata mungkin termasuk:
1. Peningkatan Tekanan di Dalam Mata (Glaukoma)
Kanker mata yang tumbuh dapat menyebabkan glaukoma. Tanda dan gejala glaukoma mungkin termasuk sakit mata dan kemerahan, serta penglihatan kabur.
2. Kehilangan Penglihatan
Melanoma mata besar sering menyebabkan kehilangan penglihatan pada mata yang terkena dan dapat menyebabkan komplikasi, seperti ablasi retina.
Melanoma mata kecil juga dapat menyebabkan beberapa kehilangan penglihatan jika terjadi di bagian mata yang kritis. Moms mungkin mengalami kesulitan melihat di tengah atau di samping penglihatan.
Sementara itu, melanoma mata yang sangat lanjut dapat menyebabkan kehilangan penglihatan total.
3. Menyebar ke Bagian Tubuh Lainnya
Moms perlu waspada karena melanoma mata dapat menyebar di luar mata. Jadi, melanoma dapat memengaruhi area tubuh lain secara lebih jauh, termasuk bagian hati, paru-paru, hingga tulang.
Itulah informasi lengkap mengenai kanker mata melanoma yang perlu Moms pahami. Semoga bisa bermanfaat ya, Moms.
- https://www.cancer.org/cancer/eye-cancer/about/what-is-eye-cancer.html
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/eye-melanoma/symptoms-causes/syc-20372371
- https://www.nhs.uk/conditions/eye-cancer/
- https://www.aao.org/eye-health/diseases/eye-cancer
- https://www.cancer.org/cancer/eye-cancer/about/new-research.html
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29874014/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.