Mengapa Bisa Terjadi Skoliosis Pada Anak?
Si Kecil yang masih berada dalam proses tumbuh kembang, mungkin saja mengalami berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang mungkin dialami oleh anak adalah kelainan tulang.
Kelainan tulang pada anak ada berbagai macam jenisnya, namun yang paling sering terjadi pada Si Kecil adalah skoliosis.
Skoliosis seringnya terjadi pada anak-anak sebelum memasuki masa puber, yaitu pada rentang usia 10 hingga 18 tahun.
Baca Juga: Penyebab Masalah Tulang pada Anak dan Cara Mengatasinya
Tidak ada kecederungan khusus penyakit ini sering terjadi pada anak dengan jenis kelamin tertentu. Baik itu anak laki-laki maupun perempuan, keduanya sebetulnya sama-sama berisiko terkena penyakit ini.
Namun anak perempuan yang menderita skoliosis rentan mengalami kondisi yang semakin buruk sehingga perlu ditangani secara cepat dan tepat. Mari kita simak ulasan tentang skoliosis pada anak!
Mengenal Skoliosis
“Skoliosis adalah keadaan di mana tulang belakang bengkok atau melengkung ke samping.
Kebanyakan penyebabnya tidak diketahui pasti,” tutur dr. Faisal Miraj, dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Skoliosis pada anak menyebabkan tulang belakang terpelintir atau berputar sehingga tulang tidak lagi membentuk garis lurus di tengah punggung, tetapi lebih mirip huruf "C" atau "S."
Kurva skoliosis paling sering terjadi di punggung atas dan tengah (tulang belakang toraks). Mereka juga dapat berkembang di punggung bagian bawah, dan kadang-kadang, akan terjadi di bagian tulang belakang atas dan bawah.
Kurva skoliosis pada anak bervariasi ukurannya, dan kurva ringan lebih umum daripada kurva yang lebih besar.
Jika seorang anak masih dalam tahap pertumbuhan, kurva skoliosis akan memburuk dengan cepat selama proses pertumbuhan.
Baca Juga: Seperti Apa Tahapan Perkembangan Tulang Anak?
Penyebab dan Gejala Skoliosis Pada Anak
Menurutnya dr. Faisal Miraj, penyebab terjadinya skoliosis ini biasanya disebabkan karena adanya kelainan pada otot-otot dan sistem saraf, ketidakseimbangan pertumbuhan, maupun terjadinya gangguan pembentukan ruas-ruas tulang belakang.
Akan tetapi, faktor genetika juga turut memainkan peran paling penting sebagai penyebab munculnya penyakit ini.
Selain itu, mitos yang mengatakan bahwa terjadinya skoliosis pada anak berhubungan dengan perilaku atau kegiatan tertentu, seperti membawa ransel yang berat atau memiliki postur yang salah, adalah tidak benar.
Sedangkan gejala yang ditunjukkan pada anak yang menderita skoliosis tidak sama pada semua anak.
Baca Juga: Resep MPASI untuk Memperkuat Tulang Anak
"Gejalanya tergantung pada besarnya kelengkungan," kata Dr. Francois Lalonde, spesialis ortopedi pediatrik di Children's Hospital of Orange County.
Menurutnya, jika anak menderita skoliosis ringan maka mungkin tidak akan ada banyak masalah atau gejala ya timbul.
“Banyak pasien penderita skoliosis yang tidak merasakan sakit punggung. Sedangkan skoliosis pada anak yang parah dapat menyebabkan masalah pernapasan dan perut,” tambahnya.
Penanganan Skoliosis Pada Anak
Penanganan skoliosis tergantung besarnya sudut kelengkungan. Sudut yang kecil hanya memerlukan observasi berkala untuk mengantisipasi progresivitas atau semakin bertambahnya besar sudut saat pertumbuhan anak.
“Pada keadaan demikian kadang diperlukan pemakaian korset atau brace bahkan sampai dengan tindakan koreksi dengan operasi pada keadaan yang berat,” ujar dr. Faisal Miraj.
Apabila dibiarkan, sudut yang semakin besar dapat menyebabkan perubahan pada rongga dada sehingga mengganggu fungsi pernapasan. Skoliosis juga mengganggu secara estetika postur tubuh karena tampak badan semakin miring.
Baca Juga: Bahaya! Sembarangan Tarik Tangan Anak Saat Bermain dapat Pengaruhi Tulangnya
Bila Moms memiliki anak yang menderita skoliosis, pasti seringkali membutuhkan dukungan dan tukar cerita dengan para ibu lainnya. Oleh sebab itu, Moms bisa bergabung di WhatsApp Group Orami Moms Community, lho.
Di WhatsApp Group Orami Moms Community, Moms bisa berkonsultasi dengan para ahli, seperti psikolog, dokter kandungan, dokter anak, konselor laktasi, konselor pernikahan, dan lain sebagainya.
Moms juga akan bertemu dan bisa berbagi pengalaman dengan sesama ibu dengan anak berkebutuhan khusus lainnya, lho. Moms pun tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi berbagai masalah seputar anak.
Moms bisa langsung add WhatsApp di nomor 0811-8852-250 atau klik link ini untuk informasi lebih lanjut.
Yuk gabung WhatsApp Group Orami Moms Community untuk mendapatkan berbagai keuntungan!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.