Asam Urat Saat Hamil, Begini Cara Mengatasinya
Asam urat atau gout merupakan bentuk penyakit radang sendi yang menyakitkan. Penyakit ini bahkan bisa terjadi di masa kehamilan. Karena itu, Moms perlu tahu cara mengatasi asam urat saat hamil.
Meskipun merupakan penyakit yang umum terjadi, tetapi wanita hamil sebenarnya memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami asam urat.
Dalam jurnal Gynecologic and Obstretic Investigation, disebutkan bahwa risiko mengalami asam urat saat hamil lebih rendah karena kadar estrogen yang lebih tinggi, diyakini melindungi wanita dari serangan asam urat akut.
"Penyakit asam urat saat hamil terjadi dengan perbandingan 1,5 kasus per 10.000 pasien per tahunnya. Asam urat pada ibu hamil dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi kehamilan," jelas Gerald G. Briggs, B.PHARM., FCCP, spesialis klinis apoteker di Miller Children's Hospital di Long Beach, California, mengutip MDedge.
Baca Juga: 5 Tips Jitu Menghindari Penyakit Asam Urat, Yuk Kita Simak!
Cara Mengatasi Asam Urat Saat Hamil
Meskipun kondisi ini jarang terjadi di masa kehamilan, tetapi bila Moms sedang mengalaminya, berikut ini tips mengatasi asam urat saat hamil yang bisa dilakukan.
1. Mengubah Pola Makan
Foto: Orami Photo Stock
Pada Colombian Journal of Rheumatology, disebutkan bahwa mengatasi asam urat saat hamil merupakan tantangan bagi dokter karena keterbatasan informasi tentang keamanan obat-obatan yang biasa digunakan dalam perawatan.
Tetapi secara umum, perawatan asam urat selama hamil harus fokus pada pemantauan dan pemeliharaan fungsi ginjal, evaluasi dan pengobatan penyakit bawaan, dan pencegahan serangan akut. Salah satunya, menjaga pola makan.
Pengaturan pola makan yang direkomendasikan secara tradisional untuk mengatasi asam urat di masa kehamilan adalah diet rendah purin. Mengutip Arthritis Foundation, hindari makanan tinggi purin berikut ini:
- Semua minuman beralkohol
- Beberapa makanan laut dan ikan, seperti kerang, ikan teri, sarden, ikan kod
- Beberapa daging, seperti kalkun, daging sapi muda, daging rusa dan organ seperti hati
Selain itu, kurangi makanan dengan purin sedang seperti:
- Daging (daging sapi, ayam, bebek, dan babi)
- Kepiting, lobster, tiram dan udang
Baca Juga: 9 Makanan Penyebab Asam Urat Tinggi yang Harus Dihindari
2. Menggunakan Obat yang Diresepkan Dokter
Foto: Orami Photo Stock
Bila Moms merasakan adanya gejala asam urat saat hamil, maka bisa langsung berkonsultasi ke dokter.
Dokter mungkin akan memberikan obat yang bisa mengatasi asam urat.
Menurut MDedge Rheumatology, saat ini ada lima obat yang dapat digunakan untuk mengobati asam urat:
- Allopurinol (Zyloprim)
- Colchicine (Colcrys)
- Febuxostat (Ulorik)
- Pegloticase (Krystexxa)
- Probenecid
Semua obat-obatan ini memiliki kategori risiko kehamilan tingkat C menurut Food and Drugs Administration.
Menurut Drugs, kategori C berarti studi pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tetapi tidak ada studi yang memadai dan terkendali pada manusia.
Namun, ada potensi manfaat dari penggunaan obat kategori ini oleh wanita hamil, walaupun tetap ada potensi yang berisiko.
Baca Juga: Kenali Dehidrasi Kronis, Begini Cara Penangananya!
3. Memastikan Tubuh Tetap Terhidrasi
Foto: Orami Photo Stock
Moms perlu memastikan tubuh tetap terhidrasi selama hamil dengan minum sekitar 8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi air yang cukup selama kehamilan juga bisa menghindarkan dari risiko asam urat saat hamil.
Mengutip WebMD, ketika tubuh mengalami dehidrasi, jumlah asam urat dalam tubuh meningkat, dan kemampuan ginjal untuk membuang asam urat tambahan berkurang.
Jadi, ketika tubuh Moms tidak memiliki cukup air, Moms bisa lebih mungkin terkena serangan asam urat.
Untuk mencegahnya, selama kehamilan sediakan selalu botol air minum terutama bila Moms bepergian ke luar. Ingat, Moms juga perlu minum air tambahan setelah melakukan aktivitas fisik atau saat cuaca panas.
Itu dia Moms, cara mengatasi asam urat saat hamil yang bisa dilakukan. Penting diingat, bahwa pengobatan dan penanganan asam urat saat hamil yang tepat bisa didapatkan dengan berkonsultasi ke dokter. Semoga berguna.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.