12 Jenis Cek Lab Ibu Hamil yang Dibutuhkan Setiap Trimester
Sudahkah Moms tahu mengenai serangkaian cek lab ibu hamil?
Wanita yang mengandung mesti menjalani setidaknya 4-5 tes laboratorium.
Bagi yang mengalami kehamilan pertama, pemeriksaaan ini dapat menjadi pedoman agar kondisi kesehatan tetap stabil.
Pada dasarnya, ketika hamil, segala sesuatu harus terkontrol, termasuk kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.
Nah, guna mewujudkan hal tersebut, Moms perlu bantuan dari dokter.
Namun, agar dokter dapat membantu dengan benar, Moms sebaiknya tidak melewatkan cek lab ibu hamil, ya!
Baca Juga: Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih dari 42 Minggu
Daftar Cek Lab Ibu Hamil yang Penting Dilakukan
Dilansir dari American Academy of Family Physicians, Moms bisa melakukan serangkaian cek lab ibu hamil guna menjaga kesehatan kehamilan.
Berikut ini merupakan beberapa tes laboratorium saat hamil yang penting untuk dilakukan:
1. Tes Golongan Darah
Pengambilan sampel darah merupakan salah satu dari rangkaian cek lab ibu hamil yang perlu dilakukan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kesehatan ibu dan mendeteksi apakah ada kelainan pada janin.
Seorang wanita yang sedang hamil akan melewati tes ini pada kunjungan pertama untuk memeriksa golongan darah dan tekanan darah.
Golongan darah ini terdiri dari 4 golongan yakni A, B, AB, atau O. Mengapa perlu dilakukan tes ini?
Mengetahui golongan darah dapat membantu apabila sewaktu-waktu melakukan transfusi darah jika terjadi pendarahan yang hebat saat kehamilan atau kelahiran.
Jika rhesus ibu berbeda dengan janinnya, maka ibu akan diberi suntikan imunoglobulin untuk mencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang darah janin.
Cek lab ibu hamil yang satu ini biasa dilakukan saat usia kandungan trimester pertama.
2. Cek Kadar Gula Darah
Tes laboratorium saat hamil ini bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah ibu hamil yang biasa dilakukan antara 24 dan 28 minggu usia kehamilan.
Tes ini perlu dilakukan saat awal kehamilan apabila Moms berisiko tinggi mengidap penyakit diabetes.
Biasanya, diabetes ini dapat disebabkan karena faktor keturunan ataupun pola makan.
Hasilnya dapat membantu mempercepat proses pengobatan yang dilakukan ibu hamil.
Apabila positif, risikonya dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Maka dari itu, tes ini akan membantu Moms agar dapat hidup sehat saat sedang hamil.
Baca Juga: 19 Buah yang Bagus untuk Ibu Hamil, Segar dan Menyehatkan
3. Pemeriksaan Penyakit Infeksi
Dari tes darah yang dilakukan saat trimester awal, Moms juga dapat mencari tahu jika memiliki infeksi yang dapat memengaruhi ibu dan bayi dalam kandungan.
Cek lab ibu hamil jenis ini juga dapat memberitahu untuk mengetahui apakah memiliki kondisi tertentu yang termasuk penyakit menular seksual seperti HIV atau hepatitis B.
Biasanya yang diperiksa dalam tes laboratorium kehamilan adalah hepatitis B, hepatitis C, HIV, rubella, dan sifilis.
Jika seorang wanita hamil mengidap HIV, maka akan dilakukan penanganan medis untuk mengurangi risiko penularan HIV pada janin.
4. Tes Hemoglobin
Anemia adalah salah satu kasus yang sering terjadi pada wanita yang sedang hamil.
Kondisi seperti ini disebabkan karena meningkatnya volume darah.
Risiko anemia ini akan membuat Moms cepat lelah, lebih fatalnya akan terjadi pendarahan saat hamil atau melahirkan akibat kekurangan zat besi.
Moms sudah tahu kan pentingnya tes laboratorium saat hamil?
Jadi sudah sewajarnya jika semua proses harus dilakukan demi kesehatan ibu dan janinnya.
Baca Juga: Mengenal Kehamilan Ektopik, Gejala Hingga Cara Mengatasinya
5. Deteksi Kelainan Genetik
Banyak kelainan genetik dapat didiagnosis sebelum lahir.
Dokter atau perawat dapat merekomendasikan tes genetik selama kehamilan jika Moms atau pasangan memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik.
Cek lab ibu hamil ini menjadi salah satu pencegah yang bisa dilakukan sejak dini.
Contoh kelainan genetik yang dapat didiagnosis sebelum lahir meliputi:
- Cystic fibrosis
- Distrofi otot Duchenne
- Hemofilia A
- Penyakit ginjal polikistik
- Penyakit sel sabit
- penyakit Tay Sachs
- Talasemia
Deteksi kelainan genetik ini memerlukan biaya yang cukup tinggi, sehingga segala persiapan perlu dilakukan dengan tepat.
6. Tes Serum Sel Darah
Tes serum pada ibu hamil ini akan mengukur dua zat yang ditemukan dalam darah.
Ada beberapa sel darah yang diujikan, meliputi:
- Protein plasma terkait kehamilan A
Protein yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan.
Tingkat abnormal dikaitkan dengan peningkatan risiko kelainan kromosom.
- Gonadotropin korionik manusia
Hormon yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan.
Ketika digunakan bersamaan sebagai tes skrining trimester pertama, ini dapat menentukan apakah janin berisiko memiliki cacat lahir atau tidak.
Baca Juga: 21+ Gerakan Brain Gym untuk Bayi dan Anak, Yuk Tingkatkan Kemampuan Otak Si Kecil!
7. Skrining Alfa-Fetoprotein (AFP)
Cek lab ibu hamil lainnya adalah skrining AFP (Alfa-Fetoprotein) atau mengukur tingkat protein dalam darah.
AFP adalah protein yang biasanya diproduksi oleh hati janin yang terdapat dalam cairan yang mengelilingi janin (cairan ketuban).
Protein ini akan melintasi plasenta dan memasuki darah. Tingkat AFP yang tidak normal dapat mengindikasikan:
- Cacat pada dinding perut janin
- Down Syndrome atau kelainan kromosom lainnya
- Cacat tabung saraf terbuka, seperti spina bifida
- Kehamilan kembar (lebih dari satu janin memproduksi protein)
Cek lab ibu hamil ini biasanya dilakukan antara 15 dan 20 minggu kehamilan atau sekitar trimester pertama dan kedua.
8. Tes TORCH
Tes TORCH adalah sekelompok tes darah yang meliputi toxoplasmosis, rubella cytomegalovirus, herpes simplex, dan HIV.
Tes-tes ini memeriksa beberapa infeksi berbeda pada ibu hamil atau bayi baru lahir.
Biasanya, dokter menganjurkan wanita untuk menjalani Tes TORCH pada kunjungan pertama setelah kehamilan dipastikan.
Janin yang tumbuh rentan diperkirakan terjadi selama 3-4 bulan pertama kehamilan.
Oleh karena itu, cek lab ibu hamil ini jadi salah satu yang diprioritaskan.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Tepung Protein Tinggi dan Alternatifnya, Catat!
9. Tes Urine atau Urinalisis
Urinalisis termasuk dalam cek lab ibu hamil yang sering terlewati.
Dalam hal ini, memerlukan sampel urine pada ibu hamil untuk mengecek segala pemeriksaan yang dibutuhkan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui sejumlah kondisi, meliputi:
- Sel darah merah, untuk melihat apakah memiliki penyakit saluran kemih.
- Sel darah putih, untuk mengetahui apakah mengalami infeksi saluran kemih (ISK).
- Glukosa, karena kadar gula darah yang tinggi bisa menjadi tanda diabetes melitus.
Tes ini juga mengukur jumlah protein dalam darah yang dapat dibandingkan dengan kadarnya di akhir kehamilan.
Kadar protein yang tinggi dapat menandakan preeklampsia.
Ingat, komplikasi serius yang dapat terjadi di akhir kehamilan atau setelah bayi lahir.
Baca Juga: Mengenal Hipertensi Sekunder, Tekanan Darah Tinggi Akibat Penyakit Lain
10 . Tes HIV
Tidak perlu merasa khawatir atau sungkan saat Moms hendak melakukan tes ini.
Sebab, fasilitas kesehatan tempat tes HIV biasanya akan memberikan pelayanan VCT dan menjamin kerahasiaan status pasien saat menjalani pemeriksaan HIV selama hamil.
Apabila ternyata ibu hamil positif HIV, penanganan medis akan segera dokter lakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi dan mencegah berkembangnya infeksi HIV menjadi lebih berat.
11. Tes Sifilis
Calon ibu hamil juga perlu untuk memeriksakan kesehatan organ intimnya, terutama bagi yang memiliki perilaku seks berisiko atau tanda gejala penyakit menular seksual.
Sebab, penyakit infeksi menular seksual seperti sifilis sering tidak terdeteksi di awal.
Selain itu, penyakit ini juga dapat mempersulit kehamilan dan menghambat pembuahan.
Sifilis yang tidak mendapat penanganan tepat juga dapat menyebabkan cacat berat pada bayi.
Bahkan, pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan meninggal.
Jika ibu hamil didiagnosis memiliki sifilis, dokter akan memberikan antibiotik penisilin untuk mengobati penyakit tersebut dan mencegah penularan sifilis pada janin.
12 . Pap Smear
Ini adalah tes yang berfungsi untuk mendeteksi virus HPV.
Virus ini merupakan penyebab kanker serviks pada wanita.
Tidak hanya ketika hamil, tes tersebut juga dapat dilakukan secara rutin setelah menikah dan sudah melakukan hubungan seks.
Jika ditemukan kelainan di rahim dan vagina saat tes pap smear, maka dokter akan menyarankan ibu untuk melakukan biopsi. Ini adalah pemeriksaan terhadap organisme, organ, atau jaringan yang hidup.
Sederet Manfaat Cek Lab Ibu Hamil
Ketika hamil, itu adalah masa yang paling rentan bagi perempuan.
Karenanya, pengecekan dan penjagaan demi kesehatan calon ibu dan janin perlu untuk dilakukan.
Selain dengan memberikan asupan gizi yang seimbang, cek lab ibu hamil pun menjadi suatu hal yang diwajibkan.
Berikut manfaat cek lab ibu hamil yang bisa dirasakan:
1. Mengantisipasi Kemungkinan Terburuk
Ketika seorang perempuan hamil, ia akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya.
Hal tersebut pun terjadi pada janin yang tengah dikandung.
Cek lab ibu hamil sendiri berguna untuk mencegah risiko terjadinya gangguan obesitas, preeklampsia, dan gangguan kehamilan lain yang bisa menimpa calon ibu dan janin.
2. Persiapan Masa Kehamilan, Persalinan dan Menyusui
Agar persiapan kehamilan, persalinan dan menyusui lebih mantan, cek lab ibu hamil tentulah diperlukan.
Mengetahui risiko genetis yang akan diturunkan pada janin, sehingga bisa melakukan pencegahan yang tepat.
Manfaat cek lab ibu hamil ini juga akan mendukung proses menyusui jadi lebih lancar tanpa kendali.
3. Mencegah Keguguran
Hal yang sangat ditakuti oleh calon ibu dan ayah yang adalah kehilangan janin yang tengah dikandung.
Cek lab ibu hamil bisa memperkecil potensi gugur janin, cacat janin sejak dalam kandungan,
Bahkan, dapat mengetahui jika bayi meninggal di dalam kandungan dan lain sebagainya.
Dalam keadaan umum, pemeriksaan lab akan dilakukan 3 kali pada masa kehamilan yang baru memasuki trimester pertama, kedua, dan ketiga.
Baca Juga: 11 Tips Melahirkan Lancar untuk Ibu Hamil 9 Bulan, Yuk Coba!
Kapan Ibu Hamil Harus Segera ke Dokter?
Selain cek lab untuk ibu hamil, Moms juga harus waspada mengenai gejala yang bisa membahayakan ibu hamil dan juga janin.
Terdapat berbagai macam gejala yang harus diwaspadai dan perlu segera diperiksakan ke dokter.
Gejala yang berbahaya tersebut adalah:
- Pendarahan pada vagina
- Muntah terlalu sering
- Pecah ketuban
- Kontraksi atau nyeri perut yang teramat sangat
- Nyeri kepala hebat dan tak kunjung sembuh
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Kejang
- Tidak merasakan pergerakan janin
Ingat, Moms harus tetap melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Hal ini demi menjaga kesehatan Moms dan juga janin yang ada di dalam kandungan.
Mosm juga bisa mencoba untuk membuat janji secara online terlebih dahulu.
Hal tersebut berguna agar Moms bisa datang sesuai waktu yang sudah ditentukan dan tak perlu menunggu dan antre berlama-lama di rumah sakit.
Baca Juga: Mengenal Pemeriksaan Leopold, Alternatif Pemeriksaan Janin Tanpa USG
Apabila Moms ragu atau butuh saran lebih lanjut terkait cek lab ibu hamil, jangan sungkan untuk berkonsultasi langsung kepada dokter, ya!
- https://www.aafp.org/afp/2014/0201/p199.html
- https://familydoctor.org/routine-tests-pregnancy/
- https://www.acog.org/womens-health/faqs/routine-tests-during-pregnancy
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/common-tests-during-pregnancy
- https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=common-tests-during-pregnancy-85-P01241
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.