Penjelasan Lengkap Psikosomatik: Gangguan Psikis yang Menyerang Fisik, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Pernahkah Moms merasa mual, pusing, atau jantung berdebar, tapi ketika diperiksa dokter ternyata tubuh Moms sehat-sehat saja? Bisa jadi Moms mengalami psikosomatik.
Gangguan ini merupakan gangguan pada jiwa yang memengaruhi fisik penderitanya.
Meskipun gangguan ini biasanya merupakan akibat dari kondisi psikologis atau pengalaman trauma yang pernah terjadi, namun, gangguan psikosomatik dapat hadir dan menyerang secara tiba-tiba.
Hal tersebut sering kali membuat penderitanya bingung dan putus asa, serta membutuhkan penjelasan atas apa yang terjadi.
Tidak jarang penderitanya akan berulang kali memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apa yang mereka alami.
Baca Juga : Waduh, Ini 5 Zodiak yang Gampang Panik Hingga Terkena Stres!
Apa Itu Psikosomatik?
Foto: unsplash.com
Psikosomatik berasal dari bahasa Yunani, yang merupakan gabungan kata dari psyche (pikiran) dan soma (tubuh).
Singkatnya, gangguan psikosomatik adalah sebuah gejala penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh.
Beberapa gejala fisik yang dialami akibat psikosomatik dianggap dapat berkembang menjadi lebih buruk oleh faktor mental.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Indian Journal of Occupational & Environtmental Medicine, dijelaskan bahwa gangguan psikosomatik dapat meningkat seiring terjadinya peningkatan stres pada seseorang.
Keadaan mental seseorang dapat memengaruhi seberapa buruk gejala fisik yang akan dialami.
Dilansir dari My Cleveland Clinic, gangguan ini sering terjadi pada sekitar 5 - 7% persen dari masyarakat umum, dan 10 kali lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan pria.
Biasanya, dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor mental dan sosial yang mungkin memengaruhi timbulnya gejala yang dialami.
Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah psikis, Moms perlu menjaga kondisi mental agar dapat tetap stabil.
Hindari stres, buatlah pikiran menjadi tenang, atasi rasa cemas, hindari depresi, serta selalu berpikiran positif.
Baca Juga: Ternyata Balita Bisa Stress Juga! Coba 4 Cara Ini Untuk Mengatasinya
Penyebab Psikosomatik
Foto: unsplash.com
Melansir dari News Medical Life Sciences, dijelaskan bahwa penyebab pasti dari gangguan ini masih belum diketahui.
Namun, beberapa hal di bawah ini dapat menjadi salah satu pemicunya, yakni:
1. Faktor Genetik
Adanya penyimpangan genetik tertentu pada individu dapat secara langsung menyebabkan kondisi ini.
2. Kondisi Biologis
Perubahan metabolisme glukosa, kadar asam amino dalam serum, dan lainnya, dapat menyebabkan gangguan psikosomatik.
3. Pengaruh Stres
Seseorang yang mengalami peristiwa yang memicu stres, seperti trauma, pelecehan, ketakutan, depresi, rasa marah, rasa bersalah, rasa tidak aman, dan situasi sulit lainnya juga rentan mengalami gangguan ini.
4. Keadaan Keluarga
Ketidakhadiran orang tua, perilaku buruk orang tua terhadap anak, dan adanya masalah dengan hubungan keluarga, juga merupakan penyebab utama gangguan psikosomatik.
Baca Juga: Mendengarkan Musik di Mobil Mengurangi Stres, Benarkah?
Gejala Psikosomatik
Foto: unsplash.com
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stres merupakan salah satu faktor utama yang menjadi pemicu berbagai gejala fisik pada tubuh.
Gejala psikosomatik dapat tampak fisik dan mental.
Gejala Fisik
Berikut ini gejala yang bisa dialami tubuh:
- Jantung berdebar atau tekanan darah meningkat
- Sakit dan nyeri otot
- Sakit kepala
- Pusing dan gemetar (tremor)
- Gangguan pencernaan
- Rasa lelah
- Insomnia
- Disfungsi ereksi
- Ruam pada kulit
- Kesulitan bernapas (dispnea atau sesak napas)
- Tukak lambung
Gejala Psikis
Selain mengalami gejala yang berkaitan dengan tubuh, psikomatik juga dapat menimbulkan gejala seperti berikut.
- Menjadi mudah marah atau mudah tersinggung karena merasa kebutuhan perawatan medis yang tidak dipenuhi.
- Menjadi depresi atau cemas.
- Selalu mengunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan.
- Mengalami kesulitan berpikir di tempat kerja atau sekolah.
Baca Juga: Gangguan Tidur karena Stres, Apa Penyebabnya?
Diagnosis Psikosomatik
Foto: unsplash.com
Untuk mengetahui seseorang menderita psikosomatik, dokter biasanya akan melakukan beberapa rangkaian pemeriksaan, seperti:
- Memeriksa riwayat kunjungan pasien di berbagai rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan lainnya.
- Melakukan pemeriksaan fisik.
- Terdapat banyak tes dengan hasil yang negatif pada penyakit fisik.
Lebih lanjut, untuk dapat mendiagnosis seseorang mengalami psikosomatik, dokter perlu memperhatikan hal-hal yang dialami oleh pasien, seperti:
- Pasien telah mengalami 1 atau lebih gejala yang mengganggu kehidupannya sehari-hari.
- Mengalami gejala tersebut selama kurang lebih 6 bulan.
- Pasien memiliki rasa cemas dan khawatir terhadap gejala-gejala yang dialami.
Baca Juga: Stres Pada Anak, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Menanganinya?
Cara Mengatasi Psikosomatik
Foto: unsplash.com
Semakin cepat mengetahui hasil diagnosis, semakin cepat pula seseorang dengan gangguan ini dapat berangsur membaik.
Berikut beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi pasien dengan gangguan jiwa dan fisik ini.
- Terapi perilaku kognitif, ini merupakan psikoterapi yang bertujuan untuk mengatasi masalah kejiwaan, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan stres.
- Mengonsumsi obat-obatan, seperti obat anti-depresan.
- Mendapatkan rujukan untuk melakukan perawatan pada spesialis kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater.
Selain itu, mengontrol stres juga sangat penting untuk dilakukan. Saat mengalami stres, Moms dapat mengatasinya dengan cara meluapkan perasaan tersebut dibandingkan dengan menahannya.
Moms dapat bercerita kepada orang terdekat, seperti kerabat atau saudara.
Jangan pernah mengatasi stres dengan hal-hal yang buruk bagi tubuh, seperti minum alkohol secara berlebihan.
Sebagai tambahan, Moms juga perlu mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, olahraga teratur, dan tidur cukup yang nyaman.
Hilangkan rasa dendam dan lepaskan hubungan yang tidak bermanfaat bahkan merugikan serta cenderung toxic yang ada di sekitar.
Baca Juga: Tidak Perlu Cemas, 5 Langkah Persiapan sebelum ke Psikolog
Jenis-Jenis Stres
Foto: unsplash.com
Terdapat berbagai aspek kehidupan yang berkontribusi dalam meningkatkan stres seseorang.
Dilansir dari My Holistic Healing, terdapat 3 jenis stres, yakni:
1. Stres Kimia
Stres kimia dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, seperti kafein, alkohol, nikotin, gula, penggunaan narkoba, diet tinggi lemak, hingga tinggal di lingkungan dengan polusi udara.
2. Stres Fisik
Selanjutnya ada stres fisik yang terjadi jika seseorang memiliki aktivitas fisik atau aktivitas yang berlebihan. Kurang tidur juga bisa menyebabkan stres fisik
3. Stres Emosional
Stres ini terjadi ketika seseorang mengalami ketakutan, kemarahan, rasa bersalah, kesedihan, kecemburuan, sakit hati, kecemasan.
Efek dari penyebab jenis stres ini pada tubuh bersifat terakumulasi dengan setiap tambahan tingkat stres, meski dalam jumlah kecil.
Misalnya, jika Moms minum segelas kopi, mungkin belum bisa menyebabkan stres.
Tapi, ketika ditambah dengan merokok, bertengkar dengan orang lain, kurang tidur, dan duduk dalam waktu yang lama di depan komputer, maka dapat menyebabkan perubahan fisiologis dalam tubuh.
Ini yang nantinya akan menghadirkan stres.
Baca Juga: 4 Posisi Seks yang Bisa Menghalau Stres dan Kecemasan
Itu dia Moms, informasi terkait gangguan jiwa yang dapat menyerang fisik, yang disebut dengan gangguan psikosomatik.
Menghindari segala penyebabnya dan selalu berpikiran positif dapat membantu Moms terhindar dari gangguuan ini.
Yuk, lebih sayang lagi dengan mental dan fisik kita.
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21521-psychosomatic-disorder
- https://patient.info/mental-health/psychosomatic-disorders#:~:text=Psychosomatic%20means%20mind%20(psyche)%20and,such%20as%20stress%20and%20anxiety.
- https://www.verywellmind.com/depression-can-be-a-real-pain-1065455#toc-psychosomatic-symptoms
- https://www.news-medical.net/health/Psychosomatic-Disorders.aspx
- https://www.my-holistic-healing.com/psychosomatic-illness.html
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC2822165/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.