6 Tips Menyusui Saat Hamil dan Risiko yang Dapat Menyertainya
Jika hamil lagi saat anak sebelumnya masih kecil, Moms pasti punya kekhawatiran tersendiri. Bolehkah terus menyusui saat hamil? Apa kira-kira risiko atau bahaya yang bisa timbul?
Pertanyaan tersebut wajar saja terbersit. Banyak juga ibu di luar sana yang mempertanyakan hal serupa.
Menurut American Pregnancy Association, menyusui saat hamil memang dapat menyebabkan kontraksi rahim ringan.
Namun, pada kehamilan yang sehat, kontraksi ini bukan masalah, karena umumnya tidak menyebabkan persalinan prematur.
Ini karena oksitosin, hormon yang dilepaskan selama menyusui yang merangsang kontraksi, biasanya dilepaskan dalam jumlah kecil selama menyusui yang tidak cukup untuk menyebabkan persalinan prematur.
Kontraksi semacam itu juga tidak berbahaya bagi janin dan jarang meningkatkan kemungkinan mengalami keguguran.
Juga, meskipun sejumlah kecil hormon kehamilan masuk ke dalam ASI, hormon-hormon ini tidak menimbulkan risiko bagi Si Kecil.
Baca Juga: Kenali Kondisi Mastitis, Payudara Bengkak dan Sakit pada Ibu Menyusui
Bolehkah Menyusui saat Hamil?
Sebagian Moms mungkin memilih untuk menyusui ketika hamil karena beberapa alasan.
Misalnya, para ibu mungkin hamil secara tidak terduga saat bayi pertama masih kecil atau mungkin belum siap untuk menyapih balita.
Penyapihan biasanya terjadi kapan saja sejak lahir hingga usia 2 tahun ke atas.
Lantas, bolehkah menyusui saat hamil? Apakah membahayakan kondisi janin ataupun ibu hamil?
Melansir dari Pregnancy Birth Baby, menyusui di masa kehamilan adalah aman dilakukan. Begitu juga didukung oleh studi dari American Pregnancy Association.
Tubuh akan terus memproduksi susu yang cukup untuk memberi nutrisi Si Kecil, sementara janin dalam kandungan tetap akan mendapatkan semua nutrisi yang mereka butuhkan dari tubuh ibu.
Perubahan ASI pada Ibu Menyusui yang Sedang Hamil
Menyusui di masa hamil dibolehkan, tapi dalam sebagian kondisi rasa atau tekstur ASI akan berubah.
"Karena saat itulah tubuh mulai memproduksi zat yang disebut kolostrum, yang akan mengubah komposisi dan rasa ASI," kata Lynnette Hafken, konsultan laktasi bersertifikat internasional (IBCLC) di Rockville, Maryland, Amerika Serikat, melansir dari Insider.
Saat kehamilan berlangsung, ibu hamil akan menghasilkan lebih sedikit ASI karena tubuh akan mencurahkan sumber daya untuk janin yang sedang tumbuh.
Berapa banyak ASI yang akan diproduksi tergantung pada banyak faktor, seperti seberapa sering ibu menyusui sebelumnya, kapasitas penyimpanan ASI dan fungsi jaringan kelenjar payudara.
Ketika anak telah lahir, ibu tetap bisa menyusui kedua anaknya atau yang disebut tandem nursing.
Bayi yang baru lahir akan tetap mendapatkan semua kolostrum yang mereka butuhkan, dan Moms tidak perlu membatasi anak yang lebih besar untuk mendapatkan ASI ekslusif.
Menyusui saat Hamil Sebaiknya Dihindari bagi Ibu yang Berisiko Melahirkan Prematur
Sebagian kasus, menyusui saat hamil memang memicu kontraksi ringan. Namun, seiring tidak ada komplikasi atau persalinan prematur, sebaiknya menyusui saat hamil dihindari.
Menyusui saat hamil tidak disarankan bagi mereka yang berisiko mengalami persalinan prematur.
Ini karena rangsangan pada puting menyebabkan pelepasan hormon oksitosin, yang juga menyebabkan kontraksi uterus, dan memicu persalinan.
Jika seorang ibu berisiko mengalami persalinan prematur, ia tidak boleh menyusui saat hamil sampai bayi mencapai setidaknya usia kehamilan 37 minggu.
Tips Menyusui saat Hamil agar Kuat dan Tidak Lemas
Menyusui di masa kehamilan pasti lebih menantang ya, Moms. Selain harus memikirkan asupan untuk Si Kecil, janin dalam kandungan juga harus terpenuhi gizinya.
Sebagian wanita merasakan gejala mual, muntah atau bahkan sakit kepala meskipun telah memasuki kehamilan kedua. Ini tergantung pada tubuh setiap ibu.
Untuk memudahkan Moms ketika menyusui saat hamil, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memenuhi gizi Si Kecil dan juga memperhatikan kondisi janin dalam perut.
Apa saja tips menyusui saat hamil? Simak ya, Moms.
1. Berkonsultasi dengan Layanan Kesehatan
Menyusui saat hamil memerlukan perhatian lebih dan berhati-hati.
Ada baiknya ibu hamil berkonsultasi dengan dokter kandungan ataupun layanan kesehatan jika merasa ragu menyusui saat hamil.
Umumnya menyusui saat hamil itu aman. Meskipun sejumlah kecil hormon kehamilan dapat hadir dalam ASI, ini tidak berbahaya bagi Si Kecil yang menyusui.
Kontraksi yang disebabkan oleh hormon ini sangat kecil dan jarang meningkatkan kemungkinan terjadinya keguguran.
Namun, ada keadaan tertentu ketika dokter mungkin menyarankan untuk menyapih Si Kecil, seperti:
- Jika kehamilan dianggap berisiko tinggi atau mengalami keguguran.
- Mengandung anak kembar.
- Nyeri rahim atau pendarahan.
Berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan akan menjadi bagian penting dalam menentukan apakah Moms harus terus menyusui saat hamil.
Jika tidak disarankan karena situasi tertentu, ibu hamil tidak perlu khawatir karena masih ada cara lain untuk Si Kecil memenuhi asupan nutrisinya.
2. Duduk atau Menyusui Berbaring
Cara aman untuk menyusui saat hamil adalah dengan duduk ataupun berbaring.
Pastikan untuk duduk atau berbaring di tempat yang santai saat menyusui atau saat memompa untuk memberi diri waktu ekstra untuk istirahat.
Saat kehamilan terus berlanjut, Moms mungkin perlu berkreasi dengan posisi memompa atau menyusui baru yang nyaman untuk diri sendiri dan juga Si Kecil.
3. Memberikan Asupan Lain Selain ASI
Persediaan ASI ibu akan mulai berkurang sekitar bulan ke-4 atau ke-5 setelah melahirkan. Jadi, penting untuk mulai memasukkan nutrisi lain ke dalam menu Si Kecil.
Jika Si Kecil merasa puas setelah menyusui dan memenuhi asupan setiap harinya, ini adalah penanda pertumbuhan berat badan yang baik.
Begitu bayi lahir, penting bagi mereka untuk mendapatkan kolostrum, atau ASI ekslusif.
Maka dari itu, Moms dapat memutuskan untuk merawatnya terlebih dahulu atau untuk sementara membatasi pemberian ASI pada anak yang lebih tua.
Terutama saat awal persalinan.
4. Konsumsi Gizi Penting
Kehamilan dan menyusui membutuhkan banyak energi, jadi penting untuk memastikan ibu hamil mengonsumsi cukup kalori untuk menjaga kesehatan secara optimal.
Sekitar 500 kalori dibutuhkan ibu hamil jika anak yang menyusui juga menjalankan MPASI.
Kalori berperan untuk memberikan energi pada tubuh dan kuat dalam beraktivitas sehari-hari.
Saat hamil ibu perlu gizi cukup karena harus memastikan anak dalam kandungan juga terpenuhi gizinya.
Begitu juga ibu menyusui. Jika Moms menyusui saat hamil, tentu urusan gizi tidak bisa disepelekan.
Berikut ini asupan gizi yang perlu diperhatikan.
- Kalsium
Moms yang sedang menyusui saat hamil penting untuk mengonsumsi kalsium.
Karena ini membantu membangun tulang dan gigi yang kuat, dan memainkan peran penting dalam fungsi kesehatan sistem peredaran darah, otot, dan saraf.
Ibu yang sedang hamil dan menyusui harus mendapatkan 1.000 mg kalsium sehari.
Sumber kalsium yang sehat antara lain produk susu rendah lemak, jus jeruk, dan sereal yang diperkaya kalsium hingga sayuran hijau seperti bayam.
- Karbohidrat dan Serat
Karbohidrat membantu memberikan energi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi serta bagus untuk ibu yang menyusui saat hamil.
Sumber karbohidrat terbaik adalah biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran, yang juga merupakan sumber serat yang baik.
Serat adalah nutrisi yang dapat membantu meringankan sembelit yang umumnya dikaitkan dengan kehamilan.
Biji-bijian utuh seperti roti gandum, sereal gandum, dan beras merah dan buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan adalah sumber serat yang baik.
Baca Juga: 7 Makanan Pelancar ASI untuk Ibu Menyusui
- Asam Folat
Nutrisi ini membantu perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi yang sehat. Ini juga diperlukan untuk membuat sel darah merah dan sel darah putih.
Perempuan yang mendapatkan 400 mikrogram (0,4 miligram) asam folat setiap hari sebelum kehamilan dan selama awal kehamilan dapat mengurangi risiko bahwa janin akan dilahirkan dengan cacat tabung saraf (cacat lahir yang melibatkan perkembangan otak dan sumsum tulang belakang yang tidak lengkap).
Sumber asam folat yang baik termasuk sereal, sayuran hijau berdaun, buah jeruk, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan.
Baca Juga: 3 Hal Wajib Dilakukan Ibu Hamil Agar ASI Lancar Setelah Si Kecil Lahir
- Zat Besi
Mengonsumsi makanan kaya zat besi dan mengonsumsi suplemen zat besi setiap hari saat hamil atau menyusui membantu mencegah anemia.
Perempuan yang tidak mendapatkan cukup zat besi mungkin merasa lelah sehingga bisa berisiko terinfeksi.
Sumber makanan zat besi yang baik termasuk daging tanpa lemak, kacang-kacangan dan juga aneka sayuran hijau.
- Lemak Sehat
Lemak sehat juga penting untuk ibu hamil yang sedang menyusui.
Lemak sehat ini digunakan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan janin. Lemak sehat sangat penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf.
Nutrisi ini bisa ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kacang, minyak canola, alpukat, dan salmon.
Meskipun lemak diperlukan dalam diet sehat apa pun, penting untuk membatasi asupan lemak hingga 30% dari asupan harian.
- Protein
Protein membantu membangun otot, tulang, dan jaringan bayi lainnya, terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Asupan protein yang direkomendasikan selama trimester kedua kehamilan dan saat menyusui adalah 71 gram setiap hari.
Sumber protein sehat termasuk daging tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, selai kacang, telur, dan tahu.
5. Posisi Menyusui yang Lebih Nyaman
Menyusui atau memompa membutuhkan energi, sesuatu yang mungkin menjadi sulit didapat saat Moms sedang hamil.
Maka dari itu, pastikan untuk duduk atau berbaring di tempat yang nyaman saat sedang menyusui atau memompa agar Moms bisa sambil beristirahat.
Saat kehamilan terus berkembang, Moms mungkin perlu mengubah posisi menyusui atau memompa yang lebih nyaman bagi Moms dan si kecil.
Baca Juga: Hubungan Kesehatan Saluran Cerna, Otak, dan Emosial Pada Tumbuh Kembang Anak
6. Merawat Kesehatan Payudara
Sebagian ibu mungkin menyadari bahwa puting yang sakit bisa menjadi penyakit yang sering dialami ibu menyusui, tetapi ini bisa terlihat terutama jika sedang hamil dan menyusui.
Ini karena nyeri payudara adalah gejala umum kehamilan, jadi meluangkan waktu untuk perawatan diri penting untuk kesehatan mental dan fisik.
Sediakan pompa susu atau bantal menyusui yang nyaman untuk membantu aktivitas menyusui saat hamil.
Baca Juga: Kebaikan Formula Soya untuk Tumbuh Kembang Si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi
Risiko Menyusui saat Hamil
Sebagian orang tetap bisa menyusui saat hamil dengan kondisi yang baik-baik saja.
Tapi, ada juga kondisi mengkhawatirkan yang bisa saja terjadi.
Berikut inilah tanda bahaya menyusui saat hamil yang perlu diketahui oleh Moms berdasarkan studi di Journal of Human Lactation:
1. Kehilangan Berat Badan
Risiko menyusui saat hamil yang pertama adalah kehilangan berat badan.
Mual di pagi hari bisa menjadi saluran pembuangan, terutama sekarang karena Moms perlu makan lebih banyak dari sebelumnya untuk menyehatkan kehamilan dan suplai ASI.
Akan tetapi, mual dan muntah akan dapat menghabiskan nutrisi dan cairan yang Moms butuhkan.
Jika mual dan muntah sangat parah, Moms akan kehilangan berat badan sejak dini, maka diskusikan dengan dokter.
Moms pun mungkin sampai pada kesimpulan bahwa pilihan terbaik untuk bertiga (ibu, bayi, dan calon bayi) adalah penyapihan.
2. Kontraksi
Moms yang hamil sambil menyusui dapat memicu kontraksi rahim ringan.
Walaupun kontraksi ini bukan masalah selama kehamilan yang tidak rumit, dokter mungkin akan mencegah menyusui saat hamil bila Moms berisiko persalinan prematur.
Baca Juga:Nutrisi Tepat Pangkal Daya Tahan Tubuh Kuat!
3. Kelelahan
Banyak Moms yang memiliki kekhawatiran menyusui ketika hamil dapat menyebabkan kelelahan. Ya, kelelahan adalah bagian normal dari semua kehamilan.
Tentu dapat dimengerti bahwa mungkin Moms ragu untuk menyusui karena bisa membuat Moms cepat lelah padahal masih butuh lebih banyak energi untuk beraktivitas.
4. Anemia
Bahaya menyusui ketika sedang hamil yang selanjutnya adalah anemia.
Salah satu faktor risiko menyusui saat hamil lagi adalah anemia ibu, yang dapat meningkatkan risiko Si Kecil yang ada dalam kandungan kekurangan berat badan saat lahir.
5. Risiko Prematur
Menyusui saat hamil juga bisa menimbulkan risiko prematur dan memang tidak disarankan bagi mereka yang berisiko mengalami persalinan prematur.
Karena stimulasi puting dapat menyebabkan pelepasan hormon oksitosin, yang juga menyebabkan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan seorang ibu melahirkan.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Diabetes Menyusui? Ini Kata Ahli!
Bila Moms menyusui saat hamil, penting untuk menimbang kenyamanan dan kesehatan Moms.
Apakah Moms sanggup untuk melanjutkan menyusui atau tidak ketika tengah berbadan dua perlu sangat dipertimbangkan.
Jika masih belum yakin, jangan ragu untuk konsultasikan pada dokter atau konselor laktasi.
- https://www.researchgate.net/publication/262816438_Breastfeeding_During_Pregnancy_Safety_and_Socioeconomic_Status
- https://www.pregnancybirthbaby.org.au/breastfeeding-while-pregnant
- https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/breastfeeding/breastfeeding-while-pregnant/
- https://www.insider.com/guides/parenting/can-you-breastfeed-while-pregnant
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.