Merawat Balita Penderita Spina Bifida
Mendapat kabar bahwa Si Kecil yang baru lahir menderita spina bifida tentu membuat Moms sangat terpukul sekaligus khawatir akan masa depannya.
Namun, jika Moms tahu cara merawat balita penderita spina bifida, mereka kelak bisa hidup aktif dan produktif.
Menurut situs web Mayo Clinic, penderita spina bifida bisa kuliah, bekerja, dan berkeluarga, terutama dengan semangat dan dukungan dari orang-orang tercinta.
Dengan perawatan yang tepat, anak yang lahir dengan spina bifida akan dapat memaksimalkan potensi mereka.
Ada satu hal yang perlu Moms ingat. Si Kecil memang membutuhkan akomodasi khusus, namun Moms perlu tetap mendorongnya untuk semandiri mungkin.
Baca Juga: Bagaimana Mengetahui Spina Bifida Pada Bayi?
Merawat Balita Penderita Spina Bifida
Spina bifida bisa menimbulkan sedikit gejala atau ketidakmampuan fisik minor sampai kelumpuhan fisik yang signifikan.
Berikut komplikasi yang sering dialami balita penderita spina bifida beserta cara menanganinya.
Bagaimanapun, tidak semua penderita penyakit ini akan mengalami komplikasi yang sama. Masalah kesehatan yang dirasakan berbeda pada setiap anak.
Mobilitas dan Aktivitas Fisik
Foto: beatriceBB from Pixabay
Saraf yang mengontrol otot kaki tidak bekerja dengan benar di bawah area cacat spina bifida. Ini menyebabkan otot kaki lemah dan terkadang lumpuh.
Bisa atau tidaknya Si Kecil berjalan tergantung di mana letak cacatnya, ukurannya, serta penanganan sebelum dan setelah lahir.
Anak yang spina bifida-nya di bagian atas tulang belakang (dekat kepala) mungkin mengalami kelumpuhan di kaki dan harus menggunakan kursi roda.
Baca Juga: Spina Bifida pada Bayi, Ini Penyebab, Jenis, dan Pengobatannya
Sementara itu, spina bifida di bagian bawah (dekat pinggul) memungkinkan Si Kecil menggunakan kakinya.
Ia mungkin membutuhkan kruk, sepatu khusus (braces), tongkat (walker), atau bahkan bisa berjalan tanpa bantuan alat.
Terapis fisik bisa bekerja sama dengan Si Kecil, Moms dan Dads, serta pengasuh anak untuk mengajari cara melatih kaki Si kecil demi meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan pergerakannya.
Selain itu, dorong anak untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin, misalnya bermain aktif bersama teman-temannya.
Masalah BAB dan BAK
Foto: Alexas Fotos from Pixabay
Anak dengan spina bifida seringkali tidak dapat mengontrol kapan mereka perlu ke kamar kecil, alias mengalami inkontinensia. Mereka juga bisa mengalami infeksi saluran kencing.
Saraf yang mengatur BAB dan BAK biasanya tidak berfungsi dengan baik pada balita penderita myelomeningocele. Sebab, saraf tersebut berada di bagian terbawah tulang belakang.
Moms perlu membuat rencana soal BAB dan BAK Si Kecil yang efektif dan sesimpel mungkin.
Baca Juga: 3 Kelainan Bentuk Tulang Belakang pada Balita, Yuk Cari Tahu!
Misalnya, menggunakan kateter yang dimasukkan ke kandung kemih Si Kecil, memberikan makanan dengan tambahan serat agar Si Kecil bisa BAB teratur, atau dengan operasi.
Menurut situs web Centers for Disease Control and Prevention, rencana tersebut penting untuk meningkatkan kesehatan, partisipasi, dan kemandirian Si Kecil di sekolah dan di rumah, serta untuk menghindari rasa malu akibat ngompol atau BAB sembarangan.
Masalah Kulit
Foto: saulhm from Pixabay
Balita penderita spina bifida bisa mengalami luka di kaki, tungkai, pinggul, bokong, atau punggung.
Namun, mereka mungkin tidak tahu kalau mereka memiliki kapalan, luka bakar, luka melepuh, atau lecet karena bagian tubuh mereka mati rasa.
Bagaimanapun, luka tersebut bisa menjadi dalam bahkan menjadi infeksi kaki yang sulit diobati. Penderita myelomeningocele lebih berisiko mengalami luka di gipsnya.
Moms bisa membantu melindungi kulit Si Kecil dengan cara:
- Mengecek setiap hari apakah ada tanda kemerahan di kulit Si Kecil, termasuk yang di dalam gips
- Hindari mandi air panas, besi panas, atau gesper sabuk pengaman tak berlapis kain yang bisa menyebabkan luka bakar
- Memastikan Si Kecil selalu menggunakan sepatu yang pas dan nyaman
- Memakaikan sunscreen dan memastikan Si Kecil tidak berada di bawah sinar matahari terlalu lama
- Memastikan Si Kecil tidak duduk atau berbaring di satu posisi terlalu lama
Baca Juga: 3 Jenis Spina Bifida, Cacat Lahir pada Tulang Belakang
Kebanyakan komplikasi spina bifida bisa ditangani untuk meningkatkan kualitas hidup Si Kecil.
Selain berkonsultasi dengan dokter, Si Kecil mungkin juga perlu bertemu dengan psikolog anak untuk beradaptasi dan berdamai dengan keadaan.
Moms juga perlu bergabung dengan support group yang berisi orang tua dari anak penderita spina bifida.
Dengan berbicara kepada orang lain yang memahami tantangan merawat balita penderita spina bifida, Moms jadi tidak merasa sendiri dan stres.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.