Metoclopramide: Dosis, Cara Penggunaan, dan Efek Samping Pemakaian
Metoclopramide adalah obat yang dikonsumsi oleh penderita penyakit asam lambung guna membantu meredakan mual dan muntah.
Obat ini juga umum diberikan kepada pasien yang ingin menjalani prosedur operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Metoclopramide bekerja dengan meningkatkan gerakan lambung dalam mengolah makanan.
Hal tersebut berguna untuk mempercepat proses pengosongan lambung.
Metoclopramide hanya boleh digunakan dalam jangka pendek dan sesuai anjuran dokter.
Lebih dari itu, obat berisiko menimbulkan efek samping berupa pusing, diare, dan kantuk, serta rasa lelah berlebihan.
Baca juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan
Dosis Metoclopramide
Dosis metoclopramide didasarkan pada gangguan kesehatan dan intensitas gejala yang dialami.
1. Mencegah Mual dan Muntah Setelah Kemoterapi
- Anak-anak. Sebanyak 0,1 hingga 0,15 miligram per kilogram berat badan, 3 kali sehari. Penggunaan maksimal selama 5 hari.
- Orang dewasa. Sebanyak 10 miligram, 3 kali sehari. Dosis maksimal penggunaan 30 miligram per hari. Penggunaan maksimal selama 5 hari.
2. Mencegah Mual dan Muntah Setelah Radioterapi
- Orang dewasa. Sebanyak 10 miligram, 3 kali sehari. Dosis maksimal penggunaan 30 miligram per hari. Penggunaan maksimal selama 5 hari.
3. Mengobati Penyakit Asam Lambung (GERD)
- Orang dewasa. Sebanyak 10 hingga 15 miligram, 1 sampai 4 kali sehari, 30 menit sebelum makan atau sebelum tidur. Dosis maksimal penggunaan 60 miligram per hari. Penggunaan maksimal selama 3 bulan.
4. Mengobati Diabetic Gastric Stasis
- Orang dewasa. Sebanyak 10 miligram, 30 menit sebelum makan atau sebelum tidur. Dosis maksimal penggunaan 40 miligram per hari. Penggunaan maksimal selama 2 sampai 8 minggu.
5. Mencegah Mual atau Muntah Sebelum Prosedur Radiologi
- Orang dewasa. Sebanyak 10 hingga 20 miligram sebagai dosis tunggal. Obat diberikan sebelum pemeriksaan.
6. Mencegah Mual atau Muntah setelah Radioterapi, Kemoterapi, atau Pembedahan
Berkaitan dengan kondisi ini, obat diberikan dengan cara disuntikkan langsung pada otot atau pembuluh darah.
Dosis diberikan langsung oleh dokter, sesuai dengan kondisi pasien.
Baca Juga: Grafadon (Obat Antinyeri): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Kategori Kehamilan dan Menyusui
Metoclopramide diklasifikasikan ke dalam kategori B.
Pasalnya, studi pada hewan tidak menunjukkan bahwa obat ini berisiko terhadap janin.
Meski begitu, belum ada studi terkontrol yang dilakukan lebih lanjut pada wanita hamil (manusia).
Sementara itu, pada ibu hamil, kandungan dalam obat bisa terserap ke dalam ASI.
Jadi, penggunaannya harus sesuai dengan izin dari dokter.
Terkait dengan penggunaan obat selama masa kehamilan dan menyusui, ini hanya boleh digunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya.
Cara Tepat Menggunakan Obat
Disarankan untuk mengikuti anjuran dokter dan membaca informasi pada label kemasan obat.
Dalam bentuk injeksi, obat diberikan langsung oleh dokter atau tim medis terkait dengan kondisi pasien.
Obat oral dikonsumsi 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur.
Pada penderita masalah lambung, obat bisa dikonsumsi bersamaan dengan makanan guna mencegah heartburn dan mual.
Tidak disarankan untuk menambahkan, mengurangi, atau menghentikan penggunaan metoclopramide tanpa rekomendasi dari dokter.
Jika mengonsumsi obat dalam bentuk sirup, gunakan sendok yang disediakan dalam kemasan agar dosisnya tepat.
Baca juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati
Peringatan Sebelum Menggunakan Obat
Sebelum mengonsumsi, risiko minum obat harus dipertimbangkan dengan baik.
Ada pun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat, antara lain:
- Hindari penggunaan obat pada penderita alergi.
- Hindari penggunaan obat lebih dari 12 minggu.
- Hindari penggunaan obat jika sebelumnya pernah mengalami gangguan otot akibat konsumsi metoclopramide.
- Hindari penggunaan pada penderita epilepsi, feokromositoma, atau gangguan pada saluran pencernaan.
- Hindari penggunaan pada penderita penyakit hati, penyakit ginjal, gagal jantung kongestif, hipertensi, kanker payudara, diabetes, gangguan mental, dan penyakit Parkinson.
- Hindari penggunaan obat pada lansia atau anak-anak, karena kelompok usia ini membutuhkan penyesuaian dosis.
- Hindari mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat karena menyebabkan pusing dan kantuk.
- Hindari minuman beralkohol selama menjalani pengobatan karena dapat meningkatkan risiko efek samping.
Cara Tepat Menyimpan Obat
Sama halnya dengan obat lain, metoclopramide juga harus disimpan dengan cara yang benar.
Begini cara penyimpanan yang disarankan:
- Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
- Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
- Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
- Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
- Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Pelajari tips membuang produk obat agar tidak mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga, karena berisiko mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.
Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa bertanya kepada apoteker saat membeli obat.
Baca juga: Anelat, Suplemen Asam Folat yang Baik Dikonsumsi Bumil dan Busui
Efek Samping Penggunaan Metoclopramide
Terdapat beberapa efek samping yang mungkin saja terjadi setelah mengonsumsi metoclopramide
Efek samping tersebut, antara lain:
- Kantuk
- Sakit kepala
- Diare
- Lelah berlebihan
- Sulit tidur
- Kecemasan
Jika efek samping di atas tak kunjung reda atau justru bertambah parah, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Moms juga harus berobat ke dokter apabila terdapat efek samping yang disertai gejala serius, seperti:
- Mengalami gerakan tidak terkendali, seperti tremor
- Mengalami penurunan gairah seksual
- Mengalami perubahan suasana hati atau depresi
- Mengalami pembengkakan pada tangan dan kaki
- Mengalami gangguan siklus menstruasi
- Mengalami pembengkakan payudara pada laki-laki (ginekomastia)
Walaupun jarang terjadi, penggunaan obat dapat memicu sindrom neuroleptik maligna.
Kondisi ini ditandai dengan demam tinggi hingga lebih dari 39 derajat Celsius, ketegangan otot, keluar keringat atau air liur berlebihan, sesak napas, atau perubahan denyut jantung.
Baca Juga: Mengenal Favipiravir, Obat untuk COVID-19
Moms mesti ingat bahwa metoclopramide harus digunakan berdasarkan anjuran dari dokter.
Apabila sembarangan, hal tersebut malah bisa meningkatkan risiko efek samping yang mengancam keselamatan.
Jadi, pastikan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi metoclopramide, ya, Moms!
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a684035.html
- https://www.nhs.uk/medicines/metoclopramide/
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/metoclopramide-oral-route/description/drg-20064784
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.