Metronidazole, Antibiotik untuk Atasi Vaginosis Bakterialis
Jika mengalami keputihan yang cukup serius, biasanya dokter akan meresepkan obat Metronidazole.
Mengutip dari WebMD, Metronidazole adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi.
Obat ini bekerja menghentikan pertumbuhan bakteri dan parasit tertentu.
Antibiotik ini hanya mengobati infeksi bakteri dan parasit tertentu, bukan untuk infeksi virus, seperti pilek dan flu.
Jika sembarangan menggunakan antibiotik apa pun yang tidak diperlukan, malah membuatnya menjadi tidak berfungsi untuk infeksi yang bisa dialami pada kemudian hari.
Baca Juga: Grafadon (Obat Antinyeri): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Manfaat Metronidazole
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan parasit tertentu.
Bakteri dan parasit tersebut dapat menyebabkan sejumlah penyakit.
Oleh karena itu, penggunaan antibiotik apa pun, termasuk Metronidazole, harus berdasarkan resep dokter.
Hal ini agar dokter bisa menentukan apakah perlu menggunakan obat ini atau tidak.
Pasalnya, tidak semua kasus keputihan harus diobati dengan Metronidazole.
Berikut ini daftar manfaat Metronidazole dalam mengobati sejumlah penyakit.
1. Amebiasis
Metronidazole bisa mengatasi penyakit Amebiasis yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica.
Parasit ini dapat menyerang siapa saja, meskipun lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di daerah tropis dengan kondisi sanitasi buruk.
2. Vaginosis Bakterialis
Mengutip dari Mayo Clinic, vaginosis bakterialis atau keputihan adalah jenis peradangan vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih bakteri yang secara alami ditemukan di vagina.
Ini dapat mengganggu keseimbangan alami di vagina dan dapat terjadi pada perempuan di segala usia.
3. Pelvic Inflammatory Disease
Satu lagi penyakit yang bisa diatasi oleh Metronidazole, yaitu radang panggul atau pelvic inflammatory disease.
Radang panggul merupakan infeksi pada organ reproduksi perempuan.
Ini dapat terjadi bakteri menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium.
Gejalanya sulit untuk diidentifikasi sampai mengalami kesulitan hamil atau nyeri panggul yang kronis.
4. Infeksi H. pylori
Helicobacter pylori atau H. pylori adalah bakteri yang dapat menginfeksi perut.
Infeksi bakteri ini biasa menyerang anak-anak.
Ketika terinfeksi bakteri ini, Si Kecil biasanya akan mengalami tukak lambung atau tukak peptik.
5. Trikomoniasis
Ini adalah jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit.
Pada perempuan, trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan dengan bau tidak sedap, gatal pada vagina, dan nyeri saat buang air kecil.
Laki-laki yang mengidap trikomoniasis biasanya tidak memiliki gejala.
Adapun ibu hamil yang menderita infeksi ini, berisiko lebih tinggi melahirkan secara prematur.
6. Giardiasis
Ini merupakan penyakit diare yang disebabkan oleh parasit mikroskopis Giardia duodenalis.
Ketika terinfeksi Giardia, parasit ini hidup di usus dan dikeluarkan melalui tinja.
Begitu berada di luar tubuh, Giardia terkadang bisa bertahan hidup selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Selain enam penyakit infeksi yang disebutkan di atas, Metronodazole dapat mengobati berbagai penyakit di bawah ini:
- Balantidium coli
- Dientamoeba fragilis
- Infeksi sendi
- Uretritis Non-gonore
- Osteomielitis
- Peritonitis
- Pseudomembranous Colitis
- Infeksi kulit
- Abses Hati
- Infeksi luka
Baca Juga: Serba-serbi Isprinol, Obat untuk Obati Berbagai Infeksi Virus
Penggunaan Metronidazole yang Tepat
Obat Metronidazole hadir dalam bentuk oral seperti tablet dan kapsul, dan topikal alias salep.
Mengutip Medlineplus, Metronidazole biasanya diminum sebagai dosis satu kali atau dibagi menjadi dua dosis pada satu hari.
Bisa juga diresepkan setiap dua hingga empat kali sehari selama 10 hari atau lebih.
Adapun untuk tablet extended-release, obat ini biasanya diminum sekali sehari, setidaknya satu jam sebelum atau dua jam setelah makan selama tujuh hari.
Tablet extended-release ini biasanya diresepkan untuk mengobati infeksi vagina.
Selain itu, bentuk tablet ini digunakan untuk mengobati infeksi parasit di usus, hati, dan saluran reproduksi.
Ikuti petunjuk pemakaian pada resep dan mintalah dokter untuk menjelaskan bagian mana yang tidak Moms mengerti.
Sebaiknya, minum metronidazole persis seperti yang diarahkan.
Jangan mengambil lebih, kurang, atau meminumnya lebih sering dari yang ditentukan oleh dokter.
Seperti antibiotik pada umumnya, sebaiknya habiskan obat ini sesuai yang diresepkan dokter, meskipun sudah merasa sehat.
Jika berhenti minum obat ini terlalu cepat atau melewatkan dosis, infeksi tidak sepenuhnya terobati dan bakteri bisa menjadi resistan terhadap antibiotik.
Baca Juga: Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak dan Tips Ampuh Pemberian Obat pada Anak
Efek Samping Metronidazole
Obat Metronidazole yang berupa tablet atau kapsul dapat menimbulkan sejumlah efek samping.
Namun, tidak selalu terjadi pada semua orang.
Berikut ini daftar efek samping yang umum muncul setelah mengonsumsi obat ini:
- Sakit kepala
- Kehilangan selera makan
- Muntah
- Diare
- Sakit maag
- Kram perut
- Sembelit
- Ada rasa logam di mulut
- Infeksi jamur
- Keputihan
Baca Juga: 15+ Obat Keputihan Alami yang Ampuh, Sudah Coba?
Berapa Lama Minum Metronidazole untuk Keputihan?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dokter bisa saja meresepkan Metronidazole untuk mengatasi keputihan yang dialami.
Namun pertanyaannya kemudian, seberapa lama harus minum obat ini hingga keputihan teratasi?
Mengutip dari Drugs, berikut ini panduan dosis yang biasa diberikan untuk mengatasi keputihan.
Resep ini dapat diberikan untuk pengobatan keputihan pada perempuan dewasa yang sedang tidak hamil.
Moms perlu minum tablet extended-release 750 mg sehari sekali selama tujuh hari berturut-turut.
Adapun rekomendasi dari CDC, yaitu minum tablet 500 mg dua kali sehari selama tujuh hari berturut-turut.
Apakah Metronidazole Bisa Dibeli di Apotek?
Obat Metronidazole bisa dibeli di apotek, tetapi tidak bisa mendapatkannya secara bebas.
Hal ini karena obat ini harus diresepkan oleh dokter.
Jika tidak ada resep, apotek tak bisa memberikannya begitu saja.
Pada setiap kemasan Metronidazole, terdapat tanda lingkaran merah dengan huruf K besar.
Tanda ini menunjukkan bahwa Metronidazole adalah obat keras yang hanya bisa didapatkan oleh resep dokter.
Jadi, tidak bisa mengonsumsinya sembarangan, ya!
Baca Juga: Profesi Apoteker: Tugas, Syarat, hingga Kisaran Gaji
Nah, itulah penjelasan mengenai Metronidazole, obat yang ampuh atasi keputihan.
Ikuti petunjuk dokter dengan baik ya, Moms!
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6426/metronidazole-oral/details
- https://www.everydayhealth.com/drugs/metronidazole
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a689011.html
- https://www.healthline.com/health/infection/metronidazole-side-effects#capsules-and-tablets
- https://www.drugs.com/dosage/metronidazole.html
- https://rsudabdulaziz.com/perhatikan-tanda-lingkaran-pada-kemasan-obat-sebelum-dikonsumsi/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bacterial-vaginosis/symptoms-causes/syc-20352279
- https://www.cdc.gov/parasites/giardia/general-info.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.