Dosis dan Efek Samping Duphaston, Obat Penguat Kandungan
Umum bagi ibu hamil untuk mengonsumsi berbagai obat selama masa kehamilan. Salah satu obat yang juga sering wara-wiri terdengar dalam periode ini adalah Duphaston.
Meski mungkin saja namanya sudah familiar, bukan berarti konsumsi Duphaston bisa dilakukan secara sembarangan.
Penting untuk Moms memahami kegunaan pasti obat ini, termasuk juga risiko efek sampingnya. Berikut ulasan lengkapnya, Moms!
Apa Itu Obat Duphaston?
Melansir dari MIMS, Duphaston adalah obat berbentuk tablet dengan kandungan zat aktif dydrogesterone.
Itu merupakan progestogen atau bentuk sintetis dari hormon progesteron.
Karena itu, konsumsinya memberi perlindungan terkait peningkatan risiko hiperplasia endometrium.
Ini adalah kondisi penebalan dinding rahim akibat kelainan hormon yang disebabkan oleh estrogen.
Obat ini ditujukan untuk orang dengan kondisi kekurangan hormon progesteron endogen.
Kegunaan Obat Duphaston
Obat Duphaston bermanfaat untuk menangani kekurangan progesteron yang berakibat pada:
- Pasien yang terancam keguguran, terkait kekurangan progesteron
- Keguguran yang berturut-turut
- Gangguan kesuburan pada wanita
- Perdarahan uterus abnormal
- Sindrom PMS
- Endometriosis
- Amenorrhea sekunder
- Dismenore
Juga, bisa mengatasi perdarahan uterus karena ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan kondisi, seperti:
- Kanker rahim
- Dismenorea (primer) yang tidak berhubungan dengan penyebab fisik yang jelas
- Penyakit radang panggul
- Leiomiomata rahim
Duphaston juga bisa digunakan sebagai tambahan untuk terapi penggantian estrogen.
Dosis dan Cara Mengonsumsi Obat Duphaston
Duphaston merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter. Untuk itu, penggunaannya perlu disesuaikan dengan resep yang diberikan.
Umumnya, berikut dosis Duphaston.
- Dismenore: 1 tablet diminum dua kali sehari pada hari ke 5--25 siklus menstruasi.
- Endometriosis: 1 tablet diminum dua atau tiga kali sehari pada hari ke 5--25 siklus menstruasi.
- Perdarahan uterus abnormal: 1 tablet diminum dua kali sehari selama 5--7 hari, dikombinasikan dengan estrogen. Demi mencegah perdarahan lebih lanjut, 1 tablet diminum sekali sehari pada hari ke 11--25 siklus menstruasi.
- Amenorrhea sekunder: estrogen sekali sehari pada hari ke 1--25 siklus menstruasi, bersamaan dengan 1 tablet duphaston diminum dua kali sehari pada hari ke 11--25 siklus menstruasi.
- Sindrom pramenstruasi: 1 tablet diminum dua kali sehari pada hari ke 11--25 siklus menstruasi.
- Terancam keguguran: 4 tablet sebagai dosis awal, selanjutnya diberikan 1 tablet setiap malam sampai gejala hilang.
- Abortus habitualis: 1 tablet diminum dua kali sehari sampai minggu ke-20 kehamilan.
- Infertilitas akibat insufisiensi luteal: 1 tablet diminum dua kali sehari pada hari ke 14--25 siklus menstruasi. Kemudian berlanjut untuk setidaknya 6 siklus berturut-turut.
Baca Juga: 7 Obat Mual Saat Hamil untuk Moms yang Mengalami Morning Sickness
Overdosis Obat Duphaston
Overdosis konsumsi duphaston dapat menyebabkan:
- Mual
- Perdarahan pada wanita
Dalam kasus overdosis atau konsumsi tidak disengaja, anak-anak harus diamati dengan cermat, meski tidak diperlukan obat yang diminum secara khusus.
Terapi dengan Duphaston harus disesuaikan dengan indikasi spesifik dan respons pengobatan masing-masing pasien.
Semua jadwal dosis mengasumsikan interval antara siklus menstruasi jadi 28 hari.
Segera dapatkan perawatan medis darurat jika Moms dan Dads mengalami gejala overdosis obat Duphaston.
Kontradiksi Obat Duphaston
Jangan memberikan duphaston pada pasien dengan kondisi:
- Hipersensitif
- Diketahui atau diduga mengalami pertumbuhan abnormal yang berkaitan dengan progesteron
- Perdarahan vagina abnormal yang tidak terdiagnosis
- Wanita yang menggunakan estrogen untuk mencegah hiperplasia endometrium
Efek Samping Obat Duphaston
Efek samping yang bisa timbul selama penggunaan Duphaston, yakni:
- Perdarahan
- Perubahan siklus menstruasi
- Edema (bengkak di bagian tubuh tertentu)
- Perubahan berat badan
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Diare
- Sakit kepala
Jika salah satu dari efek ini bertahan atau malah memburuk, segera beri tahu dokter atau apoteker.
Ini bukan daftar lengkap dari efek samping yang mungkin terjadi. Hubungi dokter untuk nasihat medis tentang efek samping.
Interaksi Obat Duphaston
Penggunaan duphaston dapat menimbulkan interaksi jika digabungkan dengan obat-obat berikut:
- Amiodarone
- Carbamazepine
- Clozapine
- Danazol
- Diltiazem
- Rifampicin
- Nicardipine
- Pentobarbital
- Miconazole
Baca Juga: Amankah Obat Cetirizine untuk Ibu Hamil? Ini Jawabannya!
Peringatan Sebelum Minum Obat
Perdarahan dapat terjadi pada beberapa pasien akibat konsumsi duphaston. Namun, hal ini dapat dicegah dengan meningkatkan dosis.
Sebagai aturan umum, obat ini tidak boleh diresepkan tanpa pemeriksaan fisik umum tahunan, termasuk pemeriksaan ginekologi.
Perdarahan atau temuan abnormal pada pemeriksaan ginekologi dapat jadi indikasi untuk penilaian endometrium.
Meskipun tidak dilaporkan dengan penggunaan dydrogesterone, progestogen telah dikaitkan dengan terjadinya beberapa kondisi serius, termasuk:
- Tromboemboli
- Stroke
- Infark miokard
- Adenoma hati
- Penyakit kandung empedu
- Hipertensi
Oleh karena itu, dokter harus mewaspadai gangguan ini dan obat harus segera dihentikan jika terjadi atau dicurigai akan terjadi.
Diketahui bahwa progestogen satu ini dapat menyebabkan penumpukan cairan tubuh.
Meski hal ini belum pernah dilaporkan untuk dydrogesterone, pasien dengan kondisi epilepsi, migrain, asma, dan disfungsi jantung atau ginjal.
Mereka harus diamati dengan hati-hati dan obat dihentikan jika depresi berulang hingga tingkat yang serius.
Tak hanya itu, penggunaan obat ini pada 4 bulan pertama kehamilan juga tidak dianjurkan.
Cara Penyimpanan Duphaston
Untuk memastikan efektivitas dan keamanan obat Duphaston, berikut adalah cara penyimpanan yang tepat:
- Suhu Ruangan: Simpan obat di tempat yang sejuk dan kering pada suhu ruangan, sekitar 15-30°C. Hindari penyimpanan di tempat yang terlalu panas atau lembap, seperti di kamar mandi.
- Jauh dari Cahaya: Simpan obat dalam kemasan aslinya dan jauhkan dari sinar matahari langsung.
- Jauhkan dari Anak-anak: Simpan obat di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak.
- Hindari Pembekuan: Jangan menyimpan obat di freezer.
Selalu periksa kemasan untuk instruksi penyimpanan khusus dan konsultasikan dengan apoteker jika ragu.
Moms dan Dads, selalu ingat ya bahwa informasi ini bukan pengganti konsultasi medis. Disarankan untuk segera pergi ke dokter jika gejala tidak membaik.
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/duphaston
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dydrogesterone
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.