Chloramphenicol: Fungsi, Dosis, Cara Menggunakan, dan Efek Samping
Melansir dari National Health Service UK, chloramphenicol adalah antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati infeksi mata dan infeksi telinga.
Jenisnya beragam, mulai dari salep, obat tetes, atau oral yang dapat dibeli dengan resep dari apotek.
Obat ini juga tersedia dalam bentuk injeksi yang diberikan secara langsung ke pembuluh darah.
Dalam bentuk injeksi, obat hanya dapat dilakukan di fasilitas medis dan dijadikan sebagai perawatan untuk masalah infeksi serius.
Baca Juga: Cari Tahu Dosis Neuralgin RX, Obat untuk Nyeri dan Peradangan
Dosis Pakai Chloramphenicol
Foto: Orami Photo Stock
Tergantung pada gangguan kesehatan yang mendasari, obat diberikan dalam dosis berbeda-beda.
Berikut ini penjelasannya masing-masing, yaitu:
1. Tetes Mata Chloramphenicol
Teteskan satu tetes ke mata yang terkena setiap 2 jam sekali, selama 2 hari pertama.
Kemudian setiap 4 jam sekali, selama 3 hari berikutnya, atau sesuai anjuran dokter.
Obat jenis ini dapat dipakai kapan pun, karena tidak memengaruhi penglihatan pemakainya.
2. Salep Mata Chloramphenicol
Oleskan ke mata yang terkena setiap 3 jam sekali, sebanyak 3-4 kali sehari, atau sesuai anjuran dokter.
Jika mengalami infeksi yang lebih parah, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan salep mata sebelum tidur dan obat tetes mata di siang hari.
Penggunaan salep sebelum tidur dinilai lebih efektif.
Sebab, salep menempel dan bekerja saat seseorang tidur di permukaan juga kelopak mata.
3. Tetes Telinga Chloramphenicol
Teteskan 3 tetes ke telinga yang sakit, sebanyak 2-3 kali sehari, atau sesuai anjuran dokter.
Baca Juga: Roverton Obat Batuk Berdahak, Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya
Aturan Pakai Chloramphenicol
Setelah mengetahui dosis pemakaiannya, begini aturan pakai obat:
1. Tetes Mata
Tarik perlahan kelopak mata bagian bawah dengan jari bersih dan dongakkan kepala ke belakang.
Pegang botol di atas mata dan biarkan setetes jatuh ke dalam ruang antara kelopak mata bawah dan mata.
Tutup mata selama beberapa menit.
Bersihkan cairan ekstra dengan tisu bersih.
Gunakan obat tetes sampai mata tampak normal dan selama 2 hari setelah kesembuhan.
Jangan menggunakannya lebih dari 5 hari, kecuali atas rekomendasi dari dokter.
Perpanjang penggunaan di luar anjuran dokter memicu mata lebih sensitif atau terkena infeksi mata lainnya.
2. Salep Mata
Tarik perlahan kelopak mata bagian bawah dengan jari bersih dan dongakkan kepala ke belakang.
Pegang tabung dengan nosel dekat dengan mata.
Lalu, tekan perlahan sekitar 1 sentimeter salep.
Masukkan ke dalam ruang antara kelopak mata bawah dan mata.
Tutup mata selama beberapa menit.
Gunakan salep sampai mata tampak normal dan selama 2 hari setelah kesembuhaan.
Jangan menggunakannya selama lebih dari seminggu, kecuali atas rekomendasi dari dokter.
Baca Juga: 3 Jenis Salep Mata Berdasarkan Kegunaan dan Aturan Pakainya, Jangan Salah Pilih!
3. Tetes Telinga
Miringkan kepala dan teteskan obat pada bagian telinga yang sakit.
Dekatkan nosel dekat dengan lubang telinga, tetapi jangan sampai menyentuhnya.
Setelah pemakaian obat, disarankan untuk berbaring setidaknya selama 10 menit.
Gunakan obat tetes telinga hingga seminggu.
Jangan gunakan dalam waktu yang lebih lama, kecuali atas rekomendasi dari dokter.
Perpanjang penggunaan di luar anjuran dokter dapat memicu telinga lebih sensitif atau terkena infeksi telinga lainnya.
Setelah perawatan selesai, buang sisa obat tetes mata, salep mata, atau obat tetes telinga.
Baca Juga: Obat Herbal Agarillus Drop untuk Kesehatan Tubuh, Ini Dosis dan Risiko Efek Sampingnya
Perhatikan Ini Sebelum Menggunakan
Foto: Orami Photo Stock
Melansir dri Mayo Clinic, dalam memutuskan untuk menggunakan obat, risiko juga harus dipertimbangkan dengan baik.
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum menggunakan obat:
Alergi
Beri tahu dokter jika pernah mengalami reaksi atau memiliki jenis alergi lain.
Di antaranya, seperti makanan, pewarna, pengawet, atau hewan.
Bayi baru lahir
Obat tidak boleh dikonsumsi oleh bayi baru lahir.
Sebab, mereka tidak dapat mengeluarkan obat dari dalam tubuh dengan sendirinya.
Geriatrik
Obat ini tidak disarankan dikonsumsi oleh lansia, karena berisiko menimbulkan gangguan kesehatan tertentu.
Ibu menyusui
Hingga kini, penggunaan chloramphenicol masih membutuhkan penelitian lebih lanjut pada ibu menyusui.
Interaksi obat
Obat tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat lainnya, kecuali atas rekomendasi dari dokter.
Interaksi lainnya
Obat tidak boleh digunakan bersamaan dengan makanan, alkohol, atau tembakau.
Masalah medis
Penderita anemia dan penyakit liver tidak disarankan untuk mengonsumsi obat karena dapat memengaruhi kondisinya.
Efek Samping Penggunaan Chloramphenicol
Efek samping yang umum dibedakan pada jenis obat yang dipakai.
Berikut ini penjelasannya masing-masing:
1. Tetes Mata atau Salep Chloramphenicol
Dapat menyebabkan mata perih atau muncul sensasi rasa terbakar.
Efek samping dapat terjadi sesaat setelah menggunakan obat dan berlangsung sementara.
2. Tetes Telinga Chloramphenicol
Dapat menyebabkan rasa perih, iritasi, sensasi terbakar, atau gatal ringan di telinga.
Jika kulit di sekitar telinga menjadi merah dan teriritasi, segera beritahu dokter.
Pasalnya, kondisi tersebut adalah tanda dermatitis.
Perhatikan Ini sebelum Menggunakanmi sejumlah efek samping serius, seperti:s
- Mudah memar
- Mudah terkena infeksi
- Mudah merasa lelah
Baca Juga: Acetylcysteine Obat Pengencer Dahak, Ini Dosis dan Efek Sampingnya
Pada kasus yang jarang terjadi, pemakai mungkin mengalami reaksi alergi yang serius (anafilaksis) terhadap kandungan chloramphenicol.
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/chloramphenicol-oral-route-intravenous-route-injection-route/proper-use/drg-20062754
- https://www.nhs.uk/medicines/chloramphenicol/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.