Mimisan pada Anak: Penyebab, Faktor Risiko, dan Pengobatannya
Mimisan pada anak sering bikin khawatir, apalagi jika kondisi ini terjadi secara tiba-tiba.
Terkait kondisi tersebut, Moms mungkin bertanya-tanya, bagaimana mimisan bisa terjadi?
Mimisan juga dikenal dengan istilah medis epistaksis.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang kehilangan darah dari jaringan di hidung.
Mimisan pada anak mungkin terlihat menakutkan. Namun, kondisi ini cukup normal terjadi pada anak yang berusia 3-10 tahun.
Sebagian besar kasus mimisan pada anak juga tidak berhubungan dengan kondisi atau penyakit yang serius.
Meski begitu, kejadian tersebut mesti tetap ditanggapi dengan serius.
Penyebab Mimisan pada Anak
Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab anak sering mimisan.
Anak yang mimisan secara tiba-tiba mungkin saja disebabkan karena faktor di bawah ini:
1. Perubahan Cuaca Ekstrem
"Penyebab paling umum mimisan pada anak adalah iritasi akibat flu, alergi, atau udara kering," kata Barbara Frankowski, profesor pediatri di University of Vermont College of Medicine, sekaligus dokter anak Vermont Children's Hospital di Burlington.
Iklim yang kering misalnya, akan mengiritasi dan mengeringkan membran atau selaput hidung, kemudian menyebabkan kerak yang gatal.
Ketika terjadi iritasi pada hidung dan terasa gatal, tentu anak akan menggaruk atau memencet hidung.
Hal itulah yang bisa membuat pembuluh darah rusak hingga akhirnya mengalami perdarahan.
Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab mimisan pada anak yang umum.
2. Pilek atau Flu
Pilek biasa juga bisa mengiritasi lapisan hidung. Pada kondisi ini, hidung mungkin akan terasa gatal.
Akibatnya, anak akan sering menggaruk hidung hingga bagian dalamnya. Alhasil, mimisan bisa saja terjadi setelahnya.
Jika penyebab mimisan pada anak adalah alergi, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin atau dekongestan.
Obat-obatan tersebut bertujuan untuk meredakan hidung yang gatal, berair, atau tersumbat.
3. Bernapas Terlalu Kuat Melalui Hidung
Meski terlihat aman dan tidak menimbulkan efek samping, bernapas terlalu kuat melalui hidung juga dapat menyebabkan pendarahan, lho.
Risiko ini semakin tinggi apabila Si Kecil berusia terlalu dini.
Jika anak mengalami cedera wajah yang parah dan mimisan tidak berhenti setelah 10 menit, segera bawa Si Kecil ke dokter, ya, Moms!
4. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri juga bisa menjadi salah satu penyebab mimisan pada anak secara tiba-tiba.
Infeksi ini menyebabkan daerah hidung sakit, berwarna kemerahan, serta berkerak.
Peradangan yang terjadi di dalam hidung dapat menyebabkan atau memperparah mimisan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, mimisan pada anak bisa disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan pembekuan darah.
Bahkan, bisa karena gangguan pembuluh darah abnormal.
5. Penggunaan Obat-Obatan
Obat-obatan seperti dekongestan hidung, obat antiradang non-steroid (NSAID), atau obat pengencer darah (misalnya aspirin) dapat menyebabkan hidung menjadi kering atau membuat pembuluh darah lebih mudah pecah, yang berujung pada mimisan.
6. Kelainan Struktural pada Hidung
Beberapa anak mungkin memiliki kelainan bentuk hidung atau septum deviasi (penyimpangan posisi hidung) yang membuat mereka lebih rentan terhadap mimisan.
Gangguan struktural ini dapat mempengaruhi aliran darah di dalam hidung dan memudahkan terjadinya perdarahan.
7. Kelelahan atau Stres
Kelelahan yang berlebihan dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung melemah, membuatnya lebih mudah pecah.
Stres emosional juga dapat memengaruhi sistem tubuh secara keseluruhan, termasuk pembuluh darah, dan menyebabkan mimisan.
Meskipun ini jarang terjadi, tetap bisa menjadi penyebab dalam beberapa kasus.
Faktor Risiko Mimisan pada Anak
Selain beberapa hal di atas, faktor risiko berikut ini juga bisa meningkatkan peluang seorang anak untuk mengalami mimisan.
Faktor risiko tersebut adalah sebagai berikut:
- Infeksi
- Trauma, akibat cedera atau karena mengorek hidung terlalu keras
- Rinitis alergi dan non-alergi
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Penggunaan obat pengencer darah
- Terdapat tumor dan masalah perdarahan akibat kelainan genetik
Jika anak mengalami mimisan yang tidak terkait dengan infeksi sinus, alergi, atau pembuluh darah yang teriritasi, segera bawa Si Kecil berobat ke dokter, ya, Moms.
Dokter biasanya akan melakukan tes untuk menemukan penyebab dan cara terbaik untuk mengatasinya.
Jenis Mimisan pada Anak
Mimisan pada anak memang hanya terlihat seperti keluarnya darah pada hidung Si Kecil saja.
Namun, sebenarnya, jenis mimisan pada anak dibedakan menjadi 2, lho. Apa saja?
1. Mimisan Anterior
Jenis mimisan ini berasal dari bagian depan hidung.
Kapiler, atau pembuluh darah yang sangat kecil, di dalam hidung dapat pecah dan mengeluarkan darah hingga akhirnya menyebabkan mimisan.
2. Mimisan Posterior
Merupakan mimisan yang berasal dari bagian terdalam hidung.
Darah akan mengalir di bagian belakang tenggorokan, bahkan jika penderita sedang duduk atau berdiri.
Anak-anak jarang mengalami mimisan posterior. Jenis mimisan ini lebih umum terjadi pada orang dewasa atau yang lebih tua.
Mimisan posterior juga umum terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol atau pernah mengalami cedera pada hidung maupun wajah.
Pertolongan Pertama saat Terjadi Mimisan pada Anak
Ketika anak mengalami mimisan, hal pertama yang harus Moms lakukan adalah jangan panik dan tetap tenang.
Lalu, Moms bisa mulai memberikan pertolongan pertama untuk mengatasi mimisan pada anak, sebagai berikut.
1. Miringkan Kepala Anak
Tetap tenang, mimisan pada anak mungkin tidak serius.
Moms harus berusaha untuk tidak membuat anak kesal.
Si Kecil akan menangkap isyarat emosional dari Moms.
Mintalah anak untuk segera duduk tegak di kursi atau di pangkuan, lalu miringkan kepalanya sedikit ke depan.
2. Hindari Bersandar di Kursi
Jangan membiarkan anak bersandar pada kursi.
Jika dilakukan, hal itu dapat menyebabkan darah mengalir ke bagian belakang tenggorokan yang tentu rasanya tidak akan enak.
Bahkan, bersandar ketika mimisan dapat menyebabkan Si Kecil tersedak, batuk, hingga muntah.
Jika memang darah mengalir ke tenggorokan anak, minta Si Kecil agar meludah agar darah tersebut keluar.
3. Keluarkan Darah dari Hidung
Dengan lembut, keluarkan gumpalan darah dari hidung Si Kecil.
Mimisan mungkin sedikit bertambah parah saat Moms melakukan hal ini.
Caranya, jepit lembut bagian hidung Si Kecil (tepat di bawah punggung tulang) dengan tisu atau waslap yang bersih.
Tekan hidungnya selama sekitar 10 menit. Jika Moms berhenti terlalu cepat, perdarahan mungkin akan terjadi lagi.
4. Kompres Air Dingin
Minta anak untuk sebisa mungkin relaks sesaat setelah mimisan.
Jangan langsung meniup hidung, memencet, menggosok, atau memperlakukan hidung dengan kasar.
Oleskan es yang dibungkus handuk ke hidung dan pipi anak.
Jika perdarahan belum berhenti setelah 10 menit, tekan kembali hidung Si Kecil dengan lembut.
Apabila perdarahan berlanjut setelah percobaan kedua, segera hubungi dokter atau unit gawat darurat terdekat.
5. Semprotkan Cairan Hidung
Semprotan cairan hidung oxymetazoline (Afrin), phenylephrine hydrochloride (Neo-Synephrine, Neofrin), atau phenylephrine-DM-guaifenesin (Duravent).
Obat-obatan ini dapat digunakan dalam jangka pendek untuk membantu mengatasi hidung tersumbat dan perdarahan ringan.
Namun, semprotan ini tidak boleh digunakan lebih dari beberapa hari, karena dapat memperparah mimisan dan perdarahan.
6. Konsumsi Vitamin K yang Cukup
Cara mengobati mimisan pada anak yang selanjutnya adalah dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin K.
Makanan yang kaya akan vitamin K, termasuk kangkung, bayam, sawi, brokoli, kubis, dan lain-lain.
Jenis vitamin ini terlibat dalam pembentukan kolagen yang membantu menjaga kelembapan di dalam hidung.
Vitamin K juga membantu menjaga pembuluh darah dalam kondisi baik, sehingga tidak mudah pecah.
Untuk penyembuhan jangka panjang, mengonsumsi makanan yang kaya vitamin K akan sangat membantu.
7. Konsumsi Vitamin C
Cara mengobati mimisan pada anak juga bisa dilakukan dengan meningkatkan konsumsi vitamin C.
Beberapa makanan kaya vitamin C yang bisa dijadikan pilihan, misalnya jeruk, stroberi, brokoli, dan bayam.
Mengonsumsi makanan kaya vitamin C yang cukup setiap hari dapat membantu memperkuat pembuluh darah sehingga tidak rentan pecah dan menyebabkan mimisan.
8. Gunakan Cuka Sari Apel
Cuka sari apel diyakini dapat membantu mengobati mimisan pada anak.
Hal tersebut karena cuka sari apel mengandung asam, yang disebut-sebut bisa membantu menyempitkan pembuluh darah sehingga menghentikan pendarahan.
Langkah yang perlu Moms lakukan adalah mencelupkan bola kapas ke dalam cuka sari apel.
Kemudian, letakkan di lubang hidung yang sudah tidak keluar darah mimisan selama sekitar 5 hingga 10 menit.
9. Lembapkan Hidung dengan Air Garam
Cara mengobati mimisan pada anak yang selanjutnya adalah menggunakan air garam.
Kekeringan di selaput hidung, terutama selama musim dingin, adalah salah satu penyebab mimisan yang paling umum.
Untuk mengatasi masalah ini, Moms bisa menenangkan dan melembapkan selaput hidung dengan air garam.
Ambil mangkuk, tambahkan air dan garam ke dalamnya, lalu aduk hingga merata.
Taruh beberapa tetes larutan ini di hidung Si Kecil untuk melembapkan lapisan bagian dalamnya.
10. Obat Semprot
Obat semprot dekongestan hidung, misalnya Afrin atau Neo-Synephrine mungkin dapat membantu mengatasi mimisan pada anak.
Jenis semprotan mengandung senyawa yang membantu menyempitkan pembuluh darah.
Patuhi anjuran pemakaian, agar obat ini bisa bekerja secara optimal.
Apabila anak memiliki alergi terhadap kandungan di dalam obat semprot, hindari penggunaanya, ya, Moms!
11. Pakai Daun Jelatang
Cara mengobati mimisan pada anak yang selanjutnya adalah menggunakan daun jelatang.
Daun jelatang adalah obat herbal yang diyakini bekerja dengan baik, karena merupakan zat alami dan agen hemostatik.
Larutan jelatang diduga bisa membantu mencegah mimisan terkait alergi.
Moms bisa mencelupkan kapas ke dalam larutan jelantang dan meletakkannya di hidung Si Kecil.
Tahan hingga 5 sampai 10 menit sampai perdarahan berhenti.
Cara ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Jadi, pastikan untuk tetap berhati-hati, ya, Moms!
12. Minum Banyak Air Putih
Perawatan mimisan pada anak di rumah tetap perlu dilakukan, sekalipun Moms telah membawa Si Kecil berobat ke dokter.
Pelajari tentang kondisi kesehatan anak dan bagaimana perawatan yang dibutuhkan.
Cara mengobati mimisan pada anak yang perlu dilakukan adalah dengan memastikan bahwa Si Kecil minum banyak air putih.
Kurangnya asupan cairan sepanjang hari dapat menyebabkan kekeringan pada selaput lendir, yang cepat atau lambat bisa menyebabkan mimisan.
Jika Si Kecil kurang suka air putih, tidak ada salahnya untuk menyajikan jus sayur atau buah tanpa menggunakan gula tambahan.
Moms juga bisa memberikan sajian kaldu ayam guna membantu mencukupi kebutuhan cairan Si Kecil.
Waspada Gejala Mimisan Serius
Ada beberapa red flag jika mimisan tak kunjung berhenti.
Moms mesti segera menghubungi dokter atau Unit Gawat Darurat (UGD) apabila terdapat ciri-ciri berikut:
- Anak terlihat pucat, berkeringat, atau tidak merespons saat dipanggil namanya
- Anak kehilangan terlalu banyak darah
- Hidung anak mengeluarkan darah setelah terkena pukulan atau cedera di kepala
Waspada juga apabila Si Kecil mengeluarkan darah dari mulut atau muntah darah, ya, Moms.
Jika perlu, anak perlu segera dirujuk ke spesialis otolaringologi anak (THT) untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Pada kasus ini, mimisan pada anak harus ditanggapi dengan serius agar tidak memicu munculnya komplikasi berbahaya.
Waktu yang Tepat Menghubungi Dokter saat Mimisan
Moms bisa berkonsultasi dengan dokter anak jika Si Kecil sangat sering mengalami mimisan atau keluhan berlangsung selama lebih dari 15 menit.
Mimisan yang terlalu lama bisa menandakan adanya masalah yang lebih serius pada anak.
Hubungi juga dokter anak langganan Moms jika mimisan pada Si Kecil disebabkan oleh cedera yang mungkin telah mematahkan hidungnya.
Selain menekan lembut hidung yang berdarah, dokter juga memiliki pilihan lain yang bisa dilakukan untuk menghentikan perdarahan.
Dokter mungkin membungkus hidung, yaitu mengisi lubang hidung dengan kain kasa atau balon tiup.
Hal ini untuk memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang pecah guna mengontrol aliran darah yang keluar.
Ingatlah untuk tetap tenang dan menjaga anak relaks saat mimisan.
Semua darah pasti akan terlihat menakutkan. Tetapi, dalam sebagian besar kasus, hidung anak akan sembuh dengan cepat dan tanpa rasa sakit.
Komplikasi Mimisan Berkelanjutan
Mimisan pada anak umumnya tidak berbahaya. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi salah satu tanda penyakit lain, yakni hemofilia.
Dilansir dari Mayo Clinic, hemofilia adalah sebuah penyakit keturunan yang langka.
Kondisi ini dapat membuat tubuh kekurangan protein untuk proses pembekuan darah.
Dalam kondisi normal, protein bisa membentuk jaringan penahan di sekitar darah sehingga darah dapat membeku.
Penyebab umum hemofilia adalah kurangnya protein yang menjadi faktor pembekuan darah.
Hal tersebut bisa membuat penderita rentan mengalami perdarahan, termasuk mimisan.
Selain faktor keturunan, hemofilia juga bisa terjadi karena kekurangan vitamin K, jumlah sel darah terlalu rendah, atau efek samping obat-obatan tertentu.
Salah satu tanda hemofilia adalah mimisan berulang .
Dalam keadaan yang normal, mimisan biasanya akan berhenti usai menekan sumber perdarahan.
Namun, bagi penderita hemofilia, mimisan bisa berlangsung lebih lama dan terjadi lebih dari 3 kali dalam waktu 1 minggu.
Ketika mengalami kondisi tersebut, Moms harus segera membawa Si Kecil berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Hemofilia memang tidak bisa diobati hingga sembuh total.
Namun demikian, penyakit tersebut masih bisa dikendalikan agar gejalanya tidak sering muncul.
Hal yang paling penting, apabila Si Kecil mengalami mimisan berulang atau terlalu sering terjadi, jangan tunda untuk segera mengajaknya berobat ke dokter, ya, Moms!
Cara Mencegah Mimisan pada Anak
Meski mimisan pada anak umumnya tidak berbahaya, Moms tetap tidak boleh menganggap sepele kondisi ini.
Moms harus berupaya agar bisa mencegah anak mengalami mimisan.
Berikut ini beberapa tips untuk mencegah mimisan pada Si Kecil:
1. Jaga Hidung Anak Tetap Lembap
Untuk menjaga hidung Si Kecil tetap lembap di udara yang dingin, lakukan cara ini, ya!
Moms bisa memasukkan sedikit petroleum jelly ke dalam lubang hidung anak.
Bisa juga dengan menggunakan semprotan saline (air asin).
Jangan memasukkan benda lain ke dalam hidung anak, kecuali dokter menganjurkan dan menyatakan bahwa benda tersebut aman.
Hindari menggunakan pelumas berbahan dasar minyak jika anak menggunakan terapi oksigen, karena bisa membuatnya mudah terbakar.
Ajarkan Si Kecil agar tidak membuang ingus terlalu kencang.
Jika harus bersin, buka mulut agar sebagian udara keluar dari mulut.
2. Pasang Pelembap Ruangan
Gunakan humidifier untuk meningkatkan kelembapan udara di ruangan dalam rumah.
Ini akan membantu hidung anak menjadi tetap lembap dan tidak mudah mengalami iritasi.
3. Tidak Meniup Hidung atau Bernapas Terlalu Keras
Ingatkan anak untuk tidak menarik atau membuang napas melalui hidung dengan terlalu keras.
Hal tersebut baik ketika sedang flu maupun saat akan membersihkan hidung.
Pastikan pula kuku anak dipotong pendek guna mengurangi risiko trauma saat menggaruk hidung.
Ingatkan juga Si Kecil untuk berusaha tidak bersin terlalu keras.
Meniup hidung terlalu keras saat bersin dapat menyebabkan perdarahan alias mimisan.
4. Pakai Pelindung saat Bermain di Luar
Mintalah anak untuk mengenakan perlengkapan pelindung yang sesuai saat ia bermain atau berolahraga di luar ruangan.
Hal ini akan membantu melindungi hidung anak dari trauma, yang mungkin saja mengakibatkan mimisan.
Baca Juga: 8 Pilihan Makanan untuk Anak Sering Mimisan, Moms Perlu Tahu!
Secara garis besar, mimisan pada anak memang tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
Namun, Moms dan Dads harus tetap mencari tahu penyebab utama yang mendasarinya.
Apabila kesulitan atau khawatir ada kondisi berbahaya di balik mimisan pada anak, jangan ragu untuk segera mengajak Si Kecil berobat ke dokter, ya!
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemophilia/symptoms-causes/syc-20373327
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/nosebleeds#:~:text=A%20nosebleed%20is%20bleeding%20from,has%20many%20tiny%20blood%20vessels.
- https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Epistaxis/
- https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=hemophilia-90-P02313
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13464-nosebleed-epistaxis
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.