31 Oktober 2024

Moluskum Kontagiosum: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Simak juga cara diagnosis dan tindakan pencegahannya!

Moluskum kontagiosum mungkin terdengar asing di telinga Moms. Namun, ternyata kondisi ini kerap kali menimpa Moms dan Si Kecil.

Karena moluskum kontagiosum merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang anak-anak.

Lebih jelasnya, moluskum kontagiosum adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus dengan nama yang sama.

Mengutip Cedars Sinai, virus yang menyebabkan moluskum kontagiosum akan membentuk benjolan kecil berwarna merah muda atau warna kulit pada kulit anak.

Umumnya benjolan yang dihasilkan dari virus moluskum kontagiosum bersifat jinak yang hadir pada lapisan atas kulit.

Lantas, bagaimana informasi selanjutnya mengenai moluskum kontagiosum, ya Moms? Simak mengenai informasi moluskum kontagiosum lebih lengkap, di sini!

Penjelasan Moluskum Kontagiosum

Iritasi Kulit (Orami Photo Stock)
Foto: Iritasi Kulit (Orami Photo Stock)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, moluskum kontagiosum merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus moluskum kontagiosum.

Tetapi, benjolan kecil moluskum kontagiosum biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Bahkan, benjolan ini dapat sembuh tanpa pengobatan dan jarang meninggalkan bekas luka.

Meskipun penyakit ini tidak berbahaya, moluskum kontagiosum masuk ke dalam golongan penyakit yang dapat menular, lho Moms.

Mereka dapat menular antar orang melalui kontak kulit langsung dengan seseorang yang memiliki virus atau dengan menyentuh benda yang telah terkontaminasi virus, seperti handuk atau pakaian.

Selain itu, virus ini dapat menular ke bagian tubuh lain, atau bahkan menularkan ke anak-anak lainnya.

Gejala Moluskum Kontagiosum

Gejala Moluskum Kontagiosum
Foto: Gejala Moluskum Kontagiosum (Freepik.com/karlyukav)

Jika Si Kecil terkena moluskum kontagiosum, mungkin akan kesulitan untuk mendeteksi gejalanya.

Karena gejala-gejala ini membutuhkan waktu 2-7 minggu untuk terlihat dari saat tertular.

Benjolan moluskum biasanya muncul 2-6 minggu setelah paparan virus. Kondisi itu berlangsung selama beberapa bulan hingga tahun, dengan rata-rata sekitar 1 tahun.

Dalam Journal American Medical Association, lesi moluskum bermula sebagai benjolan mengkilap berbentuk kubah dengan bagian tengah yang tampak seperti 'titik' putih.

Tanda-tanda hadirnya benjolan moluskum kontagiosum, seperti:

  • Berwarna kemerahan, putih, atau merah muda
  • Berukuran kecil, biasanya berdiameter sekitar 1/4 inci
  • Cirinya memiliki lekukan kecil atau titik di bagian atas dekat pusat
  • Bisa menjadi merah dan meradang
  • Mungkin gatal

Benjolan ini dapat terjadi di mana saja pada kulit seperti leher, ketiak, sisi dada, paha dan wajah. Kecuali telapak tangan dan telapak kaki.

Kemudian, ini juga dapat terlihat pada alat kelamin, perut bagian bawah dan paha atas bagian dalam pada orang dewasa jika terkena infeksi menular seksual.

Penyebab Moluskum Kontagiosum

Moluskum kontagiosum terjadi ketika Anda memperoleh virus M. contagiosum, sejenis poxvirus.

Virus ini dapat menular antar orang saat lesi terlihat. Selain menularkan pada orang lain, virus ini juga dapat menyebar ke area kulit lainnya.

Komplikasi Moluskum Kontagiosum

Komplikasi Moluskum Kontagiosum
Foto: Komplikasi Moluskum Kontagiosum (https://parenting.firstcry.com/)

Bagi para penderita moluskum kontagiosum, benjolan serta kulit di sekitar infeksi bisa menjadi merah dan meradang.

Sehingga hal ini dianggap sebagai respon imun terhadap infeksi. Lalu, jika lesi muncul di kelopak mata, mata akan memicu hadirnya konjungtivitis.

Kulit di sekitar moluskum kontagiosum bisa memerah, kering, kasar, dan gatal.

Reaksi seperti kondisi eksim ini dapat menyebabkan goresan, yang dapat menyebabkan penyebaran virus.

Selain itu, mungkin beberapa komplikasi lainnya, seperti:

  • Impetigo, atau infeksi kulit yang berkembang setelah menggaruk lesi
  • Eksim sekunder yang menyebar akibat reaksi berlebihan terhadap virus oleh sistem kekebalan
  • Moluskum kontagiosum luas yang lebih besar dari biasanya, seperti di area wajah

Diagnosis Moluskum Kontagiosum

Benjolan kulit yang disebabkan oleh moluskum kontagiosum memiliki penampilan yang berbeda dengan benjolan pada umumnya.

Maka dari itu untuk mengetahui lebih jelas, dokter perlu memeriksa secara fisik daerah yang terkena moluskum kontagiosum.

Langkah yang diambil mungkin dokter akan menggunakan pengikisan kulit atau biopsi untuk mengkonfirmasi diagnosis.

Selain itu, ketika Si Kecil menunjukkan beberapa gejala, Moms juga bisa meminta dokter untuk memeriksa lesi kulit yang terinfeksi.

Meskipun moluskum kontagiosum tidak mungkin memerlukan perawatan, diagnosis diperlukan untuk mengesampingkan penyebab lain untuk gangguan pada lesi, seperti:

Pengobatan Moluskum Kontagiosum

Pengobatan Moluskum Kontagiosum
Foto: Pengobatan Moluskum Kontagiosum (shutterstock.com)

Perawatan dan pengobatan terhadap moluskum kontagiosum tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan anak, serta pada seberapa parah kondisi yang dialami Si Kecil.

Lamanya virus bertahan bervariasi untuk setiap orang, tetapi benjolan dapat bertahan dari 2 bulan hingga 4 tahun.

Umumnya, benjolan akan sembuh tanpa perawatan selama 6-12 bulan. Virus ini dapat bertahan hingga 4 tahun dan meninggalkan bekas luka.

Beberapa pengobatan tambahan mungkin termasuk hal berikut ini:

  • Menghilangkan benjolan dengan dibekukan, menggunakan laser, atau memotongnya dengan instrumen khusus
  • Menggunakan obat-obatan pada kulit untuk membantu benjolan hilang lebih cepat

Mengurangi Risiko Penyebaran Moluskum Kontagiosum

American Academy of Dermatology menuliskan beberapa tips untuk mencegah penyebaran moluskum kontagiosum ke kulit bagian tubuh lainnya.

Selama benjolannya belum menghilang, maka moluskum kontagiosum akan menular.

Karena itu, mengambil beberapa tindakan pencegahan dapat membantu mencegah penyebaran virus.

1. Jangan Menggaruk atau Memencet Benjolan

Menggaruk dan memencet benjolan dapat menyebabkan virus tersebar ke bagian lain dari tubuh.

Karena jika kulit jadi pecah dan terbuka, maka dapat menginfeksi wilayah kulit lainnya.

Kondisi ini bisa menyakitkan dan membutuhkan perawatan. Jadi, sebisa mungkin awasi anak agar tidak menggaruk atau menekan luka.

2. Jaga Benjolan Bersih dan Cuci Tangan setelah Menyentuhnya

Ajak anak mencuci tangan usai memegang benjolan moluskum kontagiosum, kebiasaan ini membantu menghilangkan virus dari kulit, sehingga Si Kecil tidak menyebarkan virus ke daerah lain.

Selain itu, karena kulit yang terkena moluskum kontagiosum bisa kering dan cenderung gatal, penting untuk menggunakan pelembap kulit yang aman.

3. Gunakan Dua Handuk Saat Mengeringkan Kulit

Ketika Si Kecil menderita moluskum kontagiosum, ada baiknya menggunakan dua handuk bersih untuk mengeringkan kulit.

Gunakan satu handuk untuk mengeringkan kulit dengan moluskum, dan handuk bersih lainnya untuk mengeringkan kulit tanpa moluskum.

Cara ini membantu mengurangi risiko penyebaran virus ke bagian tubuh lain.

4. Jangan Mencukur Bagian Kulit yang Memiliki Benjolan

Mencukur dapat menyebarkan moluskum kontagiosum ke area kulit lainnya pada tubuh.

Jika ada bagian tubuh di mana Si Kecil harus mencukur dan terdapat moluskum, gunakan pisau cukur berbeda.

Sama dengan prinsip seperti menggunakan dua handuk untuk membersihkan kulit, menggunakan dua pisau cukur akan mencegah penyebaran moluskum kontagiosum.

Jika Si Kecil memiliki moluskum kontagiosum dan ingin dihilangkan dengan segera, lebih baik berkonsultasi dengan dokter untuk konsultasi dan penanganan yang tepat.

  • https://jamanetwork.com/journals/jamadermatology/fullarticle/2547245
  • https://www.aad.org/public/diseases/a-z/molluscum-contagiosum-tips
  • https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/m/molluscum-contagiosum-in-children.html
  • https://www.cdc.gov/poxvirus/molluscum-contagiosum/index.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/molluscum-contagiosum/symptoms-causes/syc-20375226
  • https://www.healthline.com/health/molluscum-contagiosum#diagnosis

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.