Mengenal Penyakit Ebola: Penyebab, Gejala, Cara Penularan Virus dan Cara Mengobatinya
Ebola adalah sebuah penyakit yang disebabkan virus. Sebelumnya penyakit ini dikenal sebagai demam berdarah Ebola.
Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di dua tempat yakni di Yambuku, sebuah desa yang tidak jauh dari Sungai Ebola, Republik Demokratik Kongo dan di Nzara, wilayah Sudan Selatan yang berjarak sekitar 850 km dari lokasi wabah pertama.
Semula kedua wabah ini dianggap berasal dari satu jenis virus ebola yang terinfeksi saat mengunjungi tempat merebaknya penyakit.
Namun ternyata ilmuwan menemukan bahwa kedua wabah tersebut berasal dari dua jenis yang berbeda yakni Zaire Ebolavirus dan Sudan Ebolavirus.
Virus ebola diyakini telah lama ada bahkan sebelum kasus pertama kali tercatat.
Faktor seperti pertumbuhan populasi, konsumsi satwa liar, serta perambahan hutan bisa mempengaruhi penyebarannya di Afrika.
Terdapat 33 wabah Ebola sejak tahun 1976, namun wabah di tahun 2014 di Afrika Barat adalah yang terbesar sejauh ini.
Ebola sangat berbahaya karena membunuh hampir setengah dari ribuan orang yang terinfeksi pada saat itu. Negara yang berdampak paling parah adalah Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
Gejala Ebola
Masa inkubasi virus ebola adalah 2 hingga 21 hari. Seseorang yang terinfeksi virus ini tidak dapat menyebarkannya hingga timbul gejala.
Gejala penyakit ebola antara lain:
- Demam
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri Otot
- Sakit Tenggorokan
- Ruam kemerahan pada kulit
- Diare
- Mata merah
- Berat badan yang turun drastis
- Perdarahan di hidung, mata, mulut, atau telinga
- Gejala gangguan fungsi ginjal dan hati
- Sel darah putih dan trombosit yang turun melalui tes laboratorium
Beberapa penderitanya juga mengalami gejala lain seperti:
- Sakit dada
- Kesulitan bernapas
- Sulit menelan
- Perdarahan di dalam dan luar tubuh
Baca Juga: Infeksi Virus Cacar Monyet (Monkeypox), Penyakit Cacar Langka dari Afrika
Penyebab Ebola dan Cara Penularan Virusnya
Penyakit ini disebabkan oleh virus Ebola yang paling sering menyerang manusia dan primata seperti monyet, gorila, simpanse, dan primata lainnya.
Awalnya virus ini menyebar dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi, lalu menyebar antar manusia.
Infeksi tersebut dapat ditularkan melalui kontak langsung, cairan tubuh, dan juga jaringan hewan atau manusia yang terinfeksi.
Keluarga, teman, rekan kerja, serta petugas medis adalah kelompok yang paling berisiko tertular virus ini.
Berikut cara penularan virusnya:
1. Kontak Langsung Cairan Tubuh
Penularan melalui cairan tubuh dari penderita virus Ebola misalnya melalui urine, air liur, tinja, keringat, muntah, air ketuban, serta ASI.
2. Kontak Tidak Langsung
Benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh dari penderita penyakit ini pun dapat menjadi sarana penularan.
Seperti pakaian, tempat tidur, jarum, peralatan makan, serta peralatan medis yang telah digunakan oleh penderita ebola sebelumnya.
3. Jaringan Manusia atau Hewan yang Terinfeksi
Jaringan dari manusia atau hewan yang telah terinfeksi dapat juga menularkan virus ini.
Binatang yang paling sering menularkan adalah kelelawar. Kelelawar sering dijadikan makanan, virus yang telah menyakiti kelelawar tersebut dapat dengan mudah masuk ke tubuh manusia.
4. Upacara Pemakaman
Bahkan jika seseorang meninggal karena virus ini, ia masih dapat menulari orang hidup di sekitarnya. Caranya adalah dengan kontak langsung dengan tubuh pasien yang telah meninggal.
5. Air Mani
Pria yang telah pulih dari infeksi virus ini dapat tetap menularkan ke yang lain, bahkan jika tidak lagi memiliki gejala.
Virus ini masih dapat ditularkan melalui air mani hingga 7 minggu setelah penderitanya sembuh. Cara penularannya adalah melalui seks oral, vaginal, ataupun anal.
Baca Juga: Mengenal Molluscum Contagiosum, Penyakit yang Disebabkan Infeksi Virus
Cara Mengobati Ebola
Selama beberapa tahun belakangan, satu-satunya cara menangani penyakit Ebola adalah dengan mengurangi atau mengendalikan gejala yang timbul hingga penderitanya mampu berhasil melawan virus.
Namun saat ini telah ditemukan vaksin untuk mencegah virus ebola, serta obat yang dapat mengatasi penyakit tersebut.
Melansir WHO, pada akhir tahun 2020, ada dua obat yang telah disetujui dan diresmikan oleh oleh US FDA yaitu Inmazeb dan Ebanga. Kedua obat tersebut menggunakan jenis antibodi monoklonal dalam mengobati virus.
Antibodi monoklonal atau mAbs adalah protein buatan yang bertindak seperti antibodi alami.
Ia akan mengikat sebagian permukaan virus Ebola dan mencegah virus tersebut memasuki sel atau jaringan seseorang.
Meskipun begitu, efektivitas obat ini belum dievaluasi untuk jenis virus selain Zaire Ebolavirus.
Terdapat beberapa pengobatan pendukung yang dilakukan fasilitas kesehatan untuk menangani virus Ebola, seperti:
- Infus cairan untuk mencegah penderita dehidrasi
- Pemberian antibiotik jika ada infeksi lain yang berkembang di tubuh penderita
- Transfusi darah
- Oksigen tambahan
Kesembuhan penderita tergantung dari daya tahan tubuh yang dimilikinya, respon terhadap pengobatan, serta seberapa cepat pengobatan dilakukan setelah terinfeksi.
Baca Juga: Infeksi Virus, Cari Tahu Jenis hingga Cara Mengatasinya
Bagian Tubuh yang Diserang
Ebola menimbulkan pembekuan darah yang kemudian dapat menyebabkan pendarahan internal. Virus ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan dalam tubuh.
Kekebalan tubuh yang berbeda dapat menimbulkan respon yang berbeda pula terhadap penyakit ini.
Sebagian dapat sembuh tanpa komplikasi, namun sebagian lagi dapat mengalami kondisi yang mengancam nyawa.
Beberapa komplikasi yang biasanya terjadi, yaitu:
- Kerusakan fungsi pada organ-organ tubuh
- Kejang
- Post-traumatic stress disorder
- Koma
- Gangguan kesadaran
- Syok
Jika alami gejala ebola, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan segera. Meski Indonesia tidak termasuk negara yang dapat menjadi tempat penyebaran penyakit ini, ada baiknya tetap berhati-hati.
- https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/penyakit-virus-ebola-pve-evd#:~:text=Virus%20ebola%20pertama%20kali%20diidentifikasi,dan%20di%20Nzara%2C%20Sudan%20Selatan
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ebola-virus-disease
- https://www.cdc.gov/vhf/ebola/treatment/index.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.