Saraf Terjepit: Definisi, Gejala, Pengobatan
Pernahkah Moms merasakan bagian tubuh tertentu mengalami sakit, ngilu, hingga kesemutan? Hati-hati Moms, bisa jadi itu tanda saraf terjepit.
Rasa sakit tersebut tidak akan hilang begitu saja. Moms akan merasakannya terus-menerus dan tentunya mengganggu kehidupan sehari-hari.
Jika kondisinya sudah parah, Moms mau tak mau harus mengunjungi dokter untuk mengatasinya, bahkan menjalani fisioterapi.
Nah, sebelum mengalaminya, Moms perlu tahu apa itu saraf terjepit, bagaimana gejalanya, dan apa yang harus dilakukan ketika mengalaminya.
Baca juga: Pregabalin, Obat untuk Mengatasi Berbagai Nyeri Saraf
Apa Itu Saraf Terjepit?
Moms pasti bertanya-tanya, ketika mengalami saraf terjepit, kira-kira apa sih yang dirasakan oleh tubuh?
Menurut Cleveland Clinic, saraf terjepit adalah saraf terkompresi akibat jaringan di sekitarnya menekan akar saraf.
Ini dapat menyebabkan rasa sakit, mati rasa, dan kesemutan di berbagai area tubuh Moms.
Sebagian besar kondisi ini berasal dari leher (radikulopati servikal), punggung tengah atas (radikulopati toraks), atau punggung bawah (radikulopati lumbal).
Moms juga dapat mengalami saraf terjepit di tangan, siku, dan pergelangan tangan.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dirasakan Moms ketika mengalami saraf terjepit di area tertentu:
- Saraf terjepit di tulang belakang leher dapat membuat leher kaku, rasa sakit, serta mati rasa. Bahu dan lengan pun dapat terpengaruh.
- Saraf lumbal yang terjepit di punggung bawah dapat menyebabkan rasa sakit di punggung, pinggul, bokong, dan kaki.
- Radikulopati toraks menyebabkan nyeri di area dada. Jika Moms mengalami nyeri dada parah, segera berkonsultasi dengan dokter.
Baca juga: 9 Titik Akupuntur Kaki untuk Mengurangi Pegal hingga Sakit Kepala
Apa Saja Gejala Saraf Terjepit?
Seperti yang disebutkan di atas, kondisi saraf yang terjepit bisa sangat spesifik dirasakan oleh tubuh bagian tertentu.
Akan sulit bagi Moms untuk menentukan apakah yang dirasakan benar karena sistem saraf yang terganggu atau hanya nyeri otot belaka.
Agar dapat membedakannya, berikut ini sejumlah cara mengetahui apakah saraf Moms benar-benar terjepit.
1. Sensasi Terbakar yang Menjalar ke Kaki
Mengutip dari The Spine Institute of Southeast Texas, hal ini dapat terjadi ketika Moms mengalami linu panggul atau skiatika.
Cabang saraf skiatik memanjang dari tulang belakang lumbar melalui bokong dan sepanjang kaki.
Jika saraf ini terkompresi atau teriritasi, Moms bisa merasakan sakit, sensasi terbakar, atau nyeri di sepanjang jalur saraf tersebut.
2. Nyeri Menjalar dari Leher ke Lengan
Seperti skiatika, kompresi saraf di bagian leher tulang belakang dapat terjadi ketika saraf di leher Moms terjepit.
Saraf yang terjepit di bagian ini dapat menyebabkan rasa sakit di sepanjang jalur saraf, termasuk bahu, bagian paling atas punggung, lengan, bahkan tangan.
3. Kaki Terasa Lemah
Ketika Moms sedang menggunakan kaki untuk aktivitas apa pun, saraf di kaki akan mengirim informasi ke otak.
Informasi tersebut merangsang otot untuk bereaksi dengan cara tertentu.
Ketika saraf di kaki Moms terjepit, sinyal ke otak bisa terganggu.
Akibatnya, Moms bisa merasakan kaki jadi lemah, kesulitan melakukan gerakan tertentu, bahkan susah untuk berjalan.
4. Mengurangi Kekuatan Cengkeraman
Sama seperti kaki, ketika Moms menggunakan tangan untuk menggenggam sesuatu, saraf di tangan akan mengirim banyak informasi sensorik.
Otak kemudian memberi perintah kepada otot harus bereaksi seperti apa. Ketika saraf di tulang belakang leher terjepit, informasi ke otak menjadi terganggu.
Otot Moms pun tidak dapat bekerja seperti seharusnya. Akibatnya, kekuatan cengkeraman jadi buruk, kesulitan menulis, hingga dalam melakukan tugas motorik kecil lainnya.
Baca juga: Beragam Pilihan Obat Saraf Otak, yang Ada di Apotek hingga Herbal Alami
5. Mati Rasa
Kondisi saraf terjepit pada dasarnya “mematikan” komunikasi antara saraf di bagian tubuh tertentu sehingga otak tidak dapat merasakan di area tersebut.
Akibatnya, Moms mungkin merasa mati rasa di area tersebut. Moms bisa juga tidak merasakan sensasi apa pun, misalnya saat tidur dengan lengan dalam posisi tidak biasa.
6. Kesemutan (Parestesia)
Hal lain yang dirasakan tubuh, yakni parestesia atau kesemutan. Dengan kata lain, area tubuh tertentu merasakan sensasi seperti ditusuk jarum.
Pada kondisi ini, sinyal antara saraf dan otak tidak sepenuhnya diblokir. Namun, sinyal tersebut mengalami gangguan sehingga menyebabkan gejala yang mengganggu ini.
7. Inkontinensia usus atau urine
Saraf di punggung tidak hanya membantu Moms menggerakkan kaki, tetapi juga mengontrol usus dan kandung kemih.
Ketika saraf di punggung bawah sangat terjepit, ini bisa menyebabkan Moms ngompol, lho! Moms jadi kesulitan menahan pipis atau buang air besar.
8. Rasa Sakit Berubah Ketika Pindah Posisi
Pada sebagian besar orang yang mengalami skatia, rasa sakit dapat berkurang ketika mencondongkan tubuh ke depan dari posisi duduk.
Moms bisa juga memosisikan tubuh dengan berbaring telentang sepenuhnya.
Namun, jika Moms berbaring miring, kondisi ini sering kali memburuk. Itulah sebabnya Moms bisa susah tidur jika saraf di punggung terjepit.
Baca juga: Meloxicam, Obat untuk Mengatasi Peradangan dan Nyeri Otot
Apa Pengobatan untuk Saraf Terjepit?
Saraf terjepit bisa menyakitkan, tetapi biasanya dapat diobati dengan istirahat, obat di apotek, dan fisioterapi. Namun, ada pula yang dapat pulih sepenuhnya dari kondisi ini.
Selain berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan resep obat, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan agar cepat sembuh.
Ini dia sejumlah tips tentang apa yang harus dilakukan ketika Moms mengalami saraf terjepit.
1. Tidur
Banyak istirahat, terutama tidur, sangat penting dalam penyembuhan saraf. Tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri selama tidur.
Jadi, meluangkan lebih banyak waktu untuk tidur dapat membantu mengurangi gejala lebih cepat.
Saat merawat saraf terjepit, penting juga untuk tidak menggunakan bagian tubuh yang terdampak secara intens.
Kerusakan saraf dapat diperburuk dengan penggunaan berlebihan.
2. Mengubah Postur Tubuh
Saraf terjepit dapat disebabkan atau diperburuk oleh postur tubuh yang buruk.
Postur tubuh yang salah dapat menimbulkan tekanan yang tidak perlu pada tubuh, sehingga merusak tulang belakang dan otot.
Solusinya, gunakanlah bantal, kursi yang dapat disesuaikan, dan sandaran leher saat duduk. Hal ini untuk mengurangi tekanan dan memungkinkan saraf untuk sembuh.
3. Pijat atau Fisioterapi
Pijat juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan membantu otot lebih rileks. Namun sebaiknya jangan lakukan deep tissue massage karena berisiko memperburuk gejala.
Cara lain yang bisa Moms lakukan yakni dengan menjalani fisioterapi. Mengombinasikannya dengan olahraga, pijat, dan peregangan ringan dapat membantu meringankan gejala.
4. Menaikkan kaki
Moms bisa juga menaikkan kaki agar bisa merasa lega dan menghilangkan tekanan dari tulang belakang.
Caranya, tumpukkan beberapa bantal di belakang lutut, sehingga kaki berada pada sudut 45% dari tubuh.
5. Mengubah Gaya Hidup
Dalam jangka panjang, melakukan olahraga low impact, seperti berjalan, berenang, atau bersepeda, dapat membantu mengurangi gejala saraf terjepit.
Menurunkan berat badan juga dapat membantu mengurangi tekanan pada saraf dan berolahraga secara teratur dapat mengurangi peradangan.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Anak Belajar Berenang?
Nah, itu dia Moms, cara mengetahui dan apa yang harus dilakukan ketika saraf terjepit. Semoga Moms sekeluarga sehat selalu, ya!
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6481-pinched-nerves
- https://www.southeasttexasspine.com/blog/8-top-warning-signs-you-have-a-pinched-nerve
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/diagnosis-treatment/drc-20354751
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/320045#ten-home-remedies-for-a-pinched-nerve
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.