Mengenal Penyakit Asbestosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Bagi Moms yang memasang asbes di rumah, hati-hati terkena penyakit asbestosis.
Asbes menjadi salah satu bahan yang banyak digunakan sebagai atap bangunan oleh masyarakat Indonesia.
Namun, paparan serat asbes atau debu dari asbes yang terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit yang disebut dengan asbestosis.
Dalam beberapa kasus, asbestosis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti kanker paru-paru atau gagal jantung.
Sebuah penelitianInternational Journal of Environmental Research and Public Health, menunjukkan bahwa asbes telah menyebabkan sekitar 255.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.
Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai penyakit asbestosis di bawah ini!
Baca Juga: Serba-serbi Sedekah Jariyah, Mulai dari Contoh Hingga Keistimewaannya!
Apa Itu Asbestosis?
Foto Sesak Napas (Orami Photo Stock)
Asbestosis adalah gangguan kesehatan yang terjadi akibat paparan dan terhirupnya debu asbestos dalam jangka panjang.
Asbestos merupakan produk mineral yang tahan panas dan korosi.
Produk ini banyak digunakan pada semen, keramik dan bahan-bahan bangunan lainnya.
Karena strukturnya kecil dan relatif tajam, asbestos menjadi sulit dikeluarkan dari saluran napas dan lama-kelamaan bisa mengiritasi paru.
Jika semakin parah, iritasi ini akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan paru-paru tidak dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal.
Kemampuan paru-paru untuk mengembang dan mengatur oksigen yang masuk menjadi terganggu akibat terbentuknya jaringan parut.
Kondisi ini menyebabkan penderita asbestosis mengalami sesak napas dan merasakan gangguan pernapasan lainnya.
Asbestosis tidak termasuk salah satu jenis kanker.
Namun penyebab gangguan medis ini sama seperti kanker mesothelioma dan penyakit-penyakit lainnya, yang disebabkan oleh asbestos.
Sebuah penelitian Journal of Occupational and Environmental Medicine, menunjukkan bahwa paparan asbes dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Sebagian besar kasus kanker paru-paru pada orang dengan asbestosis terjadi setelah 15 tahun atau lebih sejak pengidap terpapar asbes.
Ditambah merokok, risiko kanker paru-paru pada pengidap asbestosis akan makin tinggi.
Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Facebook Lite dan Facebook Biasa, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Gejala Asbestosis
Foto Batuk Kering (Orami Photo Stock)
American Lung Association memperkirakan bahwa gejala asbestosis mungkin baru muncul setelah 20 tahun sejak pertama kali terpapar.
Namun, terlalu sering terpapar dengan material yang mengandung asbes kan mempercepat waktu terkena gejala asbestosis
Beberapa gejala asbestosis yang umumnya dialami, antara lain:
- Sesak napas saat beraktivitas.
- Batuk kering yang terus-menerus.
- Rasa tidak nyaman di dada, dapat berupa nyeri atau dada terasa berat.
- Tidak nafsu makan.
- Penurunan berat badan.
- Ukuran ujung jari yang lebih besar (clubbing).
Baca Juga: Sinopsis Film Crawl yang Penuh Ketegangan, Bisa Ditonton di Netflix!
Penyebab Asbestosis
Foto Asbes (Orami Photo Stock)
Penyebab satu-satunya dari asbestosis adalah paparan asbes yang kemudian terperangkap di paru-paru.
Dilansir Mayo Clinic, terpapar debu asbes tingkat tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan serat asbes di udara masuk ke dalam paru-paru, tepatnya tersangkut di kantung kecil paru-paru (alveolus).
Serat asbes akan mengiritasi dan melukai jaringan paru-paru.
Asbestosis yang berkembang akan membuat makin banyak jaringan paru-paru terluka.
Luka tersebut akan menjadi jaringan parut yang membuat paru-paru menjadi sangat kaku, sehingga tidak dapat berkontraksi dan mengembang secara normal.
Akhirnya, penderitanya jadi sulit bernapas.
Merokok dapat meningkatkan retensi serat asbes di paru-paru.
Dengan demikian, merokok dapat mengakibatkan perkembangan asbestosis lebih cepat.
Baca Juga: 10 Arti Mimpi Gempa Bumi, Bisa Jadi Akibat Memendam Emosi!
Faktor Risiko Asbestosis
Foto Asbes (Orami Photo Stock)
Berikut ini adalah beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena asbestosis, antara lain:
- Penambang asbes
- Mekanik pesawat dan mobil
- Pekerja kapal
- Pekerja konstruksi bangunan
- Pekerja kereta api
Perlu diketahui juga, risiko penyakit ini umumnya terkait dengan jumlah dan lamanya paparan asbes.
Semakin besar paparan, semakin besar risiko kerusakan paru-paru.
Serat asbes yang masuk ke paru-paru juga bisa terjadi akibat paparan tidak langsung.
Misalkan pekerja yang terpapar (serat asbes bisa menempel di pakaian) atau orang-orang yang tinggal di dekat area tambang.
Baca Juga: Panduan Gerakan Senam Zumba dan Manfaatnya untuk Kesehatan, Bisa Lancarkan Metabolisme Tubuh!
Diagnosis Asbestosis
Foto CT Scan (Orami Photo Stock)
Diagnosis asbestosis dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dan tes pencitraan. Berikut penjelasannya.
1. Pemeriksaan Fisik
Saat pemeriksaan fisik, dokter akan bertanya dahulu mengenai riwayat kesehatan pasien, pekerjaan, dan risiko paparan asbes.
Selama pemeriksaan fisik, dokter juga Moms menggunakan stetoskop untuk mendengarkan dengan cermat paru-paru guna menentukan apakah paru-paru mengeluarkan suara berderak saat menghirup.
2. Rontgen Dada
Asbestosis lanjut muncul sebagai keputihan berlebihan di jaringan paru-paru.
Jika asbestosis parah, jaringan di kedua paru-paru mungkin terpengaruh dan menunjukkan sarang lebah pada hasil rontgen dada.
3. CT Scan
CT scan menggabungkan serangkaian pandangan sinar-X yang diambil dari berbagai sudut untuk menghasilkan gambar penampang tulang dan jaringan lunak di dalam tubuh.
Pemindaian ini umumnya memberikan detail yang lebih besar dan mungkin membantu mendeteksi asbestosis pada tahap awal, bahkan sebelum terlihat pada rontgen dada.
Baca Juga: Mengulik 10+ Wisata Pasuruan yang Terkenal dan Instagramable
4. Tes Fungsi Paru
Tes fungsi paru bertujuan menentukan seberapa baik paru-paru Moms berfungsi.
Selain itu, tes fungsi paru juga berfungsi untuk mengukur seberapa banyak udara yang dapat ditampung paru-paru, aliran udara masuk, dan keluar dari paru-paru.
Pada beberapa kasus, dokter juga biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan prosedur diagnostik, guna mengidentifikasi serat asbes atau sel abnormal.
Beberapa tes prosedur diagnostik yang disarankan dokter, yaitu:
5. Bronkoskopi
Bronkoskopi dilakukan dengan cara memasukkan sebuah tabung tipis (bronkoskop) melalui hidung atau mulut, ke tenggorokan dan masuk ke paru-paru.
6. Torasentesis
Dalam prosedur ini, dokter akan menyuntikkan anestesi lokal dan kemudian memasukkan jarum melalui dinding dada antara tulang rusuk dan paru-paru untuk menghilangkan kelebihan cairan.
Baca Juga: Review Mustika Ratu Hair Tonic Penyubur Rambut oleh Moms Orami, Dapat Mengurangi Ketombe!
Cara Mengobati Asbestosis
Foto Terapi Oksigen (Orami Photo Stock)
Pengobatan asbestosis bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi.
Beberapa metode pengobatannya adalah:
1. Terapi Oksigen
Terapi oksigen bertujuan untuk mengatasi kekurangan oksigen akibat gangguan pernapasan.
Metode ini dilakukan dengan pemberian oksigen melalui selang atau sungkup yang menutupi hidung dan mulut.
2. Terapi Rehabilitasi Paru
Terapi rehabilitasi paru-paru untuk membantu fungsi paru-paru agar bisa bekerja dengan lebih efektif.
Salah satu metode dalam terapi ini adalah mengajarkan teknik pernapasan dan relaksasi kepada pasien.
3. Transplantasi Paru-Paru
Transplantasi atau cangkok paru-paru untuk mengatasi penurunan fungsi paru yang sudah parah.
Transplantasi paru dilakukan dengan mengganti paru-paru yang rusak dengan paru-paru yang sehat dari pendonor.
Selama masa pengobatan, pasien diminta melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin.
Dokter akan melakukan pemindaian dan tes fungsi paru secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
Selang waktu antara pemeriksaan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan asbestosis.
Baca Juga: Mengenal Peranan Filum Bryophyta, Mampu Mencegah Erosi dan Banjir
Itu dia Moms penjelasan mengenai penyakit asbestosis. Sebagai pencegahan, Moms dan keluarga bisa menghindari paparan terhadap debu asbestos ya.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29772681/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4243788/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/asbestosis/symptoms-causes/syc-20354637
- https://www.healthline.com/health/asbestosis#causes-and-risk-factors
- https://medlineplus.gov/ency/article/000118.htm
- https://www.nhs.uk/conditions/asbestosis/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.