02 September 2024

Obat Cataflam: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Obat cataflam dapat digunakan untuk pereda nyeri
Obat Cataflam: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Foto: Orami Photo Stocks

Obat cataflam adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Obat ini mengandung kalium diklofenak yang bekerja dengan mengurangi zat dalam tubuh yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan.

Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang, serta tanda dan gejala osteoarthritis atau rheumatoid arthritis.

Dokter juga dapat memberikan cataflam untuk mengobati kram menstruasi.

Meski begitu, konsumsinya harus sesuai dengan petunjuk dari dokter.

Baca Juga: 5 Aturan Pemberian Obat Warung untuk Anak

Manfaat Obat Cataflam

Kemasan Obat Cataflam
Foto: Kemasan Obat Cataflam (Shopee.co.id)

Obat ini merupakan golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Obat cataflam bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX).

Enzim ini membantu tubuh membentuk prostaglandin, yaitu senyawa yang dilepaskan tubuh yang menimbulkan rasa sakit serta peradangan.

Dengan begitu, peradangan dan rasa sakit dapat diredam.

Beberapa manfaat dari obat ini adalah:

  • Dapat mengatasi peradangan, seperti sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid, dan lainnya.
  • Atasi berbagai gejala dari batu ginjal dan batu empedu, seperti asam urat dan nyeri.
  • Mengobati rheumatoid arthritis.
  • Mengatasi osteoarthritis.
  • Mengobati ankylosing spondylitis.
  • Mengurangi nyeri kronis.

Mengutip dari Jurnal Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, kombinasi obat dengan kandungan diklofenak dengan parasetamol terbilang ampuh untuk mengatasi nyeri pasca pencabutan gigi.

Disebutkan jika kombinasi diklofenak 50 mg dan parasetamol 500 mg yang dikonsumsi dua kali sehari lebih efektif atasi rasa nyeri dibandingkan parasetamol 500 mg yang dikonsumsi empat kali sehari.

Baca Juga: Tak Lagi Susah Minum Obat, Begini Cara Minum Obat Kapsul yang Mudah

Dosis Cataflam

Untuk mengonsumsi obat ini, dosis yang perlu diperhatikan adalah 150 mg di hari pertama yang kemudian sebesar 100 mg untuk dosis harian yang dibagi menjadi 2–3 kali konsumsi.

Mengutip dari Rxlist, dosis yang dikonsumsi dapat berbeda-beda pada tiap gangguan, seperti:

  • Nyeri dan osteoarthritis: Dosisnya 100-150 mg 2–3x per hari.
  • Rheumatoid arthritis: Dosisnya 225 mg per hari.
  • Spondilitis ankilosa: Dosisnya 125 mg per hari.
  • Migrain: Dosis awal 50 mg, lalu 50 mg di 2 jam setelahnya. Jika perlu, berikan 50 mg lagi setelah 4–6 jam.

Untuk anak berusia 14 tahun ke atas: Dosisnya 50–100 mg per hari dikonsumsi 1–2 dosis terbagi dengan dosis maksimal 100 mg per harinya.

Efek Samping Obat Cataflam

Tablet Cataflam
Foto: Tablet Cataflam (Shopee.co.id)

Mengutip dari Drugs, pastikan untuk mendapatkan bantuan medis darurat apabila mengalami beberapa tanda reaksi alergi setelah mengonsumsi obat ini, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, hingga bengkak di wajah atau tenggorokan.

Gejala lainnya yang dapat terjadi adalah reaksi kulit yang parah, seperti demam, sakit tenggorokan, mata terbakar, nyeri kulit, dan ruam merah pada kulit.

Selain itu, dapatkan juga bantuan medis darurat jika mengalami tanda-tanda serangan jantung atau stroke.

Beberapa pertandanya adalah nyeri dada yang menyebar ke rahang atau bahu, mati rasa pada satu sisi tubuh secara tiba-tiba, bicara tidak jelas, dan sesak napas.


Hentikan juga penggunaan obat Cataflam dan segera hubungi dokter jika mengalami:

  • Tanda pertama ruam kulit, tidak peduli seberapa ringan.
  • Gejala seperti flu.
  • Masalah jantung, seperti pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat, sesak napas.
  • Masalah ginjal, seperti sedikit atau tidak ada buang air kecil, nyeri atau sulit buang air kecil, bengkak di lengan atau kaki, merasa lelah atau sesak napas.
  • Masalah hati, seperti mual, diare, sakit perut (kanan atas), kelelahan, gatal-gatal, urin gelap, penyakit kuning (kulit atau mata menguning).
  • Tanda-tanda pendarahan lambung, seperti tinja berdarah atau lembek, batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.

Lalu, untuk efek samping obat Cataflam yang umum mungkin termasuk:

  • Gangguan pencernaan, gas, mual, muntah, sakit perut.
  • Diare, sembelit.
  • Sakit kepala, pusing, mengantuk.
  • Tes laboratorium yang tidak normal.
  • Gatal, berkeringat.
  • Hidung tersumbat.
  • Peningkatan tekanan darah.
  • Pembengkakan atau nyeri di lengan atau kaki.

Baca Juga: 6 Jenis Obat Cacingan Anak, Perhatikan Penggunaannya, Moms!

Kontraindikasi Obat Cataflam

Obat Cataflam
Foto: Obat Cataflam (Pharmacy.mv)

Ada beberapa kondisi yang tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi obat ini, seperti:

  • Mengidap tukak pada lambung atau usus.
  • Memiliki alergi terhadap kalium diklofenak.
  • Adanya riwayat alergi setelah mengonsumsi obat NSAID.
  • Adanya kondisi plak yang menumpuk pada arteri di dalam tubuh.
  • Memiliki gangguan pembuluh darah di otak, terutama arteri otak.
  • Menderita gagal jantung.
  • Mengalami penyakit jantung iskemik.
  • Sedang hamil trimester ketiga.
  • Alami gagal ginjal atau hati.
  • Akan atau telah menjalani operasi bypass jantung.

Perlu diketahui jika obat dengan kandungan kalium diklofenak dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke yang fatal.

Bahkan, hal ini dapat terjadi jika seseorang tidak memiliki faktor risiko apa pun.

Untuk memastikan konsumsi Cataflam aman, beritahu dokter jika memiliki beberapa kondisi, seperti:

  • Penyakit jantung, tekanan darah tinggi
  • Bisul atau pendarahan di perut
  • Asma
  • Penyakit hati atau ginjal
  • Kebiasaan merokok

Baca Juga: Obat Penguat Kandungan: Fungsi dan Efek Sampingnya

Peringatan Cataflam

Cataflam
Foto: Cataflam (Stickhealthcare.com)

Perlu diketahui jika Cataflam dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke yang fatal.

Risiko ini berhubungan dengan penggunaan dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi, atau jika memiliki penyakit jantung.

Bahkan seseorang tanpa penyakit jantung atau faktor risikonya dapat mengalami gangguan tersebut saat minum obat ini.

Cataflam juga dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus dan dapat menimbulkan akibat yang fatal.

Kondisi ini dapat terjadi tanpa peringatan saat seseorang mengonsumsi Cataflam, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

Obat yang Bisa Berinteraksi dengan Cataflam

Cataflam Tablet
Foto: Cataflam Tablet (Shopee.co.id)

Moms yang ingin mengonsumsi obat Cataflam untuk mengatasi penyakit tertentu juga sebaiknya mengetahui jenis obat apa saja yang bisa berinteraksi.

Yuk, cek obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Cataflam berikut ini:

  • Obat jantung atau tekanan darah, termasuk diuretik atau pil air.
  • Obat pengencer darah, seperti warfarin, Coumadin, dan Jantoven.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan kortikosteroid lainnya.
  • Obat antidiabetes.
  • Obat antihipertensi.

Jangan lupa beri tahu dokter akan obat yang Moms konsumsi agar tidak terjadi interaksi obat tak diinginkan.

Itu dia informasi seputar obat Cataflam yang perlu Moms dan Dads ketahui sebelum mengonsumsinya. Baca aturan pakai, ya!

  • https://www.drugs.com/cataflam.html
  • https://www.rxlist.com/cataflam-drug.htm#warnings
  • https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2018/02/21/908/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.