Oversharing: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasinya!
Oversharing atau berbagi terlalu banyak informasi pribadi bisa terjadi tanpa Moms sadari, terutama di era media sosial seperti sekarang.
Banyak orang merasa ingin berbagi momen atau perasaan mereka dengan orang lain, tetapi sering kali mereka tidak menyadari dampak dari informasi yang dibagikan.
Meskipun berbagi cerita dan pengalaman bisa mempererat hubungan, oversharing bisa menyebabkan masalah, baik dalam hubungan pribadi maupun keamanan.
Ingin tahu lebih jauh mengenai oversharing mulai dari pengertian hingga cara mengatasinya? Simak penjelasannya di artikel ini hingga akhir, ya Moms!
Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Orang Munafik Menurut Alquran dan Hadis
Apa itu Oversharing?
Oversharing adalah mengungkapkan informasi pribadi atau hal yang tidak pantas di waktu atau tempat yang tidak tepat, atau kepada orang yang salah.
Ini bisa terjadi ketika seseorang membagikan detail tentang hidup mereka yang seharusnya tetap bersifat pribadi atau tidak relevan dalam situasi tertentu.
Misalnya, berbicara tentang masalah keluarga yang sangat pribadi dengan teman yang belum dekat atau membagikan masalah pekerjaan di ruang publik.
Oversharing bisa terjadi baik di kehidupan sehari-hari maupun di dunia maya.
Di media sosial, banyak orang tanpa sadar membagikan terlalu banyak detail tentang diri mereka, seperti masalah pribadi, foto, atau pendapat yang bisa menyinggung orang lain.
Meskipun berbagi cerita pribadi bisa terasa menyenangkan atau membuka diri, tetapi terlalu banyak berbagi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada orang lain.
Hal ini juga menciptakan toxic relationship, hingga menimbulkan penilaian negatif dari orang lain.
Tanda-Tanda Orang yang Oversharing
Berikut adalah beberapa tanda-tanda orang yang cenderung oversharing:
1. Sering Membagikan Informasi Pribadi yang Sensitif
Orang yang oversharing cenderung berbicara tentang hal-hal pribadi, seperti masalah keluarga, hubungan, dan keuangan, di tempat atau dengan orang yang tidak tepat.
Mereka mungkin juga berbagi cerita yang sangat detail dan intim, bahkan kepada orang yang baru dikenalnya.
2. Mengungkapkan Emosi Secara Berlebihan
Orang yang oversharing juga sering kali menunjukkan perasaan mereka secara terbuka, bahkan di saat yang tidak tepat.
Mereka mungkin mengungkapkan kesedihan, kekecewaan, atau kemarahan mereka dalam situasi yang tidak tepat, seperti di tempat kerja atau di acara keluarga.
3. Berbicara Tentang Kehidupan Pribadi di Media Sosial
Mereka sering mengunggah status, foto, atau cerita yang berhubungan dengan kehidupan pribadi mereka di media sosial tanpa mempertimbangkan siapa yang akan melihatnya.
Hal ini dapat mencakup detail tentang masalah pribadi, hubungan, atau hal-hal yang mungkin tidak pantas dibagikan kepada publik.
4. Tidak Memperhatikan Reaksi Orang Lain
Seseorang dengan kebiasaan oversharing sering kali tidak menyadari atau tidak peduli jika orang lain merasa tidak nyaman dengan informasi yang dibagikan.
Mereka mungkin terus berbicara tentang hal-hal pribadi meskipun orang lain tidak menunjukkan ketertarikan atau merasa tidak enak.
5. Mengungkapkan Detail Tanpa Disuruh
Orang yang oversharing cenderung berbicara tentang hal-hal pribadi tanpa ada pertanyaan atau konteks yang memadai.
Mereka mungkin merasa perlu untuk membagikan cerita pribadi mereka bahkan ketika tidak ada orang yang memintanya.
6. Menggunakan Cerita Pribadi untuk Mendapatkan Perhatian
Terkadang, seseorang yang oversharing melakukannya untuk mendapatkan perhatian atau simpati dari orang lain.
Mereka mungkin berbicara tentang kesulitan atau pengalaman pribadi mereka secara berlebihan untuk menarik perhatian atau mendapatkan pengakuan.
7. Kurangnya Batasan Pribadi
Mereka sering kali tidak mengenal batasan antara kehidupan pribadi dan profesional, atau antara diri mereka sendiri dan orang lain.
Mereka cenderung membiarkan orang lain masuk terlalu dalam ke dalam aspek-aspek pribadi mereka yang seharusnya lebih privat.
Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Orang Naif dan Kelemahannya, Mudah Dimanipulasi!
Cara Mengatasi Kebiasaan Oversharing
Banyak dari Moms menjadikan kebiasaan oversharing sebagai cara untuk mengatasi emosi. Misalnya, mungkin Moms sering merasa ingin berbagi masalah pribadi ketika sedang merasakan perasaan kecemasan berlebih.
Meskipun tidak ada yang salah dengan mencari dukungan, oversharing bisa mengganggu kemampuan Moms untuk menghadapinya dengan cara yang lebih sehat.
Jika Moms merasa sering melakukan oversharing, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebiasaan ini yang dikutip dari New U Therapy Center:
1. Meningkatkan Kesadaran Diri
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menjadi lebih sadar terhadap kebiasaan oversharing.
Cobalah untuk memperhatikan kapan Moms merasa terdorong untuk berbagi informasi pribadi.
Apakah itu terjadi ketika Moms sedang stres, cemas, atau merasa tertekan? Dengan memahami pola ini, Moms bisa lebih berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi.
2. Perhatikan Audiens yang Mendengarkan
Pertimbangkan apakah orang yang sedang Moms ajak bicara benar-benar perlu mengetahui informasi tersebut.
Apa tujuan dan manfaat dari berbicara tentang hal itu? Apakah itu akan membantu atau justru membuat orang lain merasa tidak nyaman?
3. Merenungkan Alasan di Balik Oversharing
Ketika merasa ingin overshare, cobalah untuk berhenti sejenak dan pikirkan apa yang membuat Moms merasa perlu melakukannya.
Apakah berbicara ini akan membantu mengatasi perasaan atau apakah Moms hanya merasa perlu untuk mengungkapkan sesuatu?
Dengan merenungkan alasan tersebut, Moms bisa lebih bijak dalam memilih untuk berbicara atau tidak.
4. Temukan Cara Sehat untuk Mengelola Emosi
Penting untuk memiliki mekanisme koping atau langkah pengalihan emosi yang lebih sehat dalam cara mengatasi kebiasaan overshare.
Aktivitas seperti berolahraga, berjalan-jalan di luar ruangan, atau mengekspresikan diri melalui seni (seperti menulis atau menggambar) bisa sangat membantu untuk meredakan perasaan.
Terkadang, berbicara dengan seseorang yang tidak terlatih untuk menangani masalah kita justru bisa memperburuk situasi.
5. Bicara dengan Profesional
Jika Moms merasa kesulitan mengatasi kebiasaan oversharing, berbicara dengan seorang profesional seperti terapis atau konselor bisa sangat membantu.
Mereka bisa memberikan panduan tentang cara mengelola perasaan dengan lebih baik dan mengajarkan cara berbicara yang lebih sehat tanpa merasa terbebani untuk mengungkapkan segala hal.
Itulah informasi mengenai kebiasaan oversharing yang tanpa disadari mungkin kini Moms alami dan cara mengatasi kebiasaan tersebut.
Perlu diingat, jika Moms sudah mulai terganggu dengan kebiasaan ini dan merasa kesulitan untuk mengatasinya, silahkan berkonsultasi ke terapis atau konselor profesional, ya Moms.
- https://gritandvirtue.com/oversharing-as-a-trauma-response-why-we-do-it-and-how-to-stop/
- https://newutherapy.com/how-to-break-your-oversharing-habit/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.