Menopause: Usia Terjadinya, Tanda, dan Cara Mengatasi Gejala
Menopause pada wanita adalah fase ketika menstruasi berhenti secara permanen, menandai akhir dari masa reproduktif.
Ini adalah hal yang alami dan normal terjadi, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Untuk lebih siap menghadapinya, mari ketahui tanda menopause pada wanita, hingga cara mengatasi gejalanya.
Baca Juga: 10 Cara Meredakan Nyeri Haid dengan Ampuh dan Efektif
Usia Wanita Mengalami Menopause
Seiring dengan proses penuaan, tiap wanita akan mengalami menopause atau masa berakhirnya siklus menstruasi.
Fase alami ini disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon tubuh wanita.
Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium akan menurun.
Lalu, akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi pada usia sekitar 50 tahun.
Usia menopause pada tiap wanita berbeda-beda, tapi melansir World Health Organization, pada umumnya usia menopause pada wanita terjadi pada umur antara 45 hingga 55 tahun.
Meski demikian, ada juga sebagian wanita yang mengalaminya sebelum berusia 40 tahun.
Inilah yang disebut menopause dini atau prematur. Menopause prematur terjadi pada sekitar satu dari 100 wanita.
Gangguan ini terjadi karena ovarium berhenti menghasilkan hormon-hormon reproduksi dalam jumlah normal.
Kelainan genetika atau penyakit autoimun diduga sebagai penyebab di balik masalah ini.
Baca Juga: Menstruasi setelah Berhubungan Intim Apakah Bisa Hamil?
Tanda-Tanda Menopause
Menopause umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus.
Gejala-gejalanya juga tidak bersifat permanen dan akan berkurang seiring waktu.
Perubahan hormonal yang terjadi selama masa transisi menopause berkaitan dengan gejala fisik dan psikologis.
Melansir laman University of Virginia, gejala menopause antara lain siklus menstruasi yang tidak teratur, hot flashes dan keringat malam, kekeringan vagina, perubahan suasana hati, gangguan tidur dan brain fog.
Berikut ini penjelasan lengkap tentang tanda menopause.
1. Perubahan Siklus Menstruasi
Tubuh memproduksi lebih sedikit hormon untuk berovulasi, sehingga menstruasi menjelang menopause bisa tidak teratur.
Melansir Cleveland Clinic siklus menstruasi menjelang menopause bisa menjadi lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya.
Pendarahan juga bisa lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.
2. Payudara Nyeri, Kendur, hingga Mungkin Ada Benjolan
Melansir WebMD, salah satu ciri menopause pada payudara adalah timbulnya rasa nyeri.
Karena perubahan hormonal pada masa perimenopause membuat siklus menstruasi tidak teratur, nyeri payudara dapat muncul secara tidak terduga.
Saat mendekati masa menopause, kadar estrogen wanita menurun drastis dan jaringan kelenjar di payudara menyusut. Hal itu menyebabkan payudara menjadi kurang padat dan lebih berlemak, yang dapat menyebabkan kendur.
Benjolan di payudara juga bisa muncul karena perubahan hormon atau juga proses penuaan.
3. Mata Kering
Tanpa disadari, tanda-tanda berakhirnya menstruasi bisa dilihat dari kondisi kesehatan mata.
Salah satunya, yaitu mata yang kering.
Melansir Optometrist New York, selama menopause, hormon androgen menurun, dan mempengaruhi kelenjar meibom dan lakrimal di kelopak mata.
Ketika kelenjar penghasil minyak dan cairan ini terpengaruh, kelopak mata bisa meradang dan mengurangi produksi air mata.
Karenanya, tak heran jika mata kering menjadi gejala dari menopause.
4. Tumbuh Rambut di Area Dagu
Selama menopause, kadar hormon dalam tubuh wanita mengalami perubahan signifikan, khususnya penurunan estrogen dan progesteron serta peningkatan relatif dalam hormon androgen (hormon laki-laki).
Hormon androgen yang meningkat ini bisa menyebabkan pertumbuhan rambut di area yang sebelumnya tidak terlalu berbulu, seperti dagu.
5. Detak Jantung Tidak Teratur
Perubahan hormon selama menopause, terutama penurunan estrogen, dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular.
Ini bisa menyebabkan jantung berdebar-debar atau detak jantung yang tidak teratur.
6. Sulit Menahan Buang Air Kecil
Sulit menahan buang air kecil atau inkontinensia urine juga bisa menjadi tanda menopause.
Penurunan kadar estrogen selama menopause dapat menyebabkan melemahnya otot-otot panggul dan dinding uretra, sehingga mengurangi kemampuan untuk mengontrol aliran urine.
7. Kulit Kering
Kulit kering juga merupakan salah satu tanda menopause.
Penurunan kadar estrogen selama menopause dapat menyebabkan kulit kehilangan kelembapan dan elastisitasnya.
Sehingga menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap iritasi.
8. Migrain
Tanda jelang menopause lain yang selanjutnya adalah migrain.
Perubahan hormon, terutama fluktuasi estrogen, selama menopause dapat memicu atau memperburuk migrain pada beberapa wanita.
Namun, kondidi ini akan membaik setelah masa menopause.
9. Vagina Kering
Gejala fisik lainnya yang bisa dialami yakni kondisi vagina yang kering.
Kadar estrogen yang lebih rendah, menyebabkan jaringan vagina lebih tipis, kering, dan kurang elastis.
Hal ini karena aliran darah ke daerah organ intim wanita mulai berkurang.
Dampaknya, vagina kering dan gatal akan terasa sakit ketika berhubungan seks.
10. Hot Flashes
Pernahkah mendengar istilah hot flashes? Ini merupakan sensasi panas atau gerah hingga kulit berkeringat dan memerah.
Hot flashes terjadi pada sekitar 35 -50% perempuan.
Ada sejumlah perempuan yang hanya merasa sedikit hangat, namun beberapa lainnya bisa sampai basah kuyup.
Kondisi tersebut dapat terjadi pada siang atau malam hari. Gejalanya bisa ringan hingga parah dan terjadi setengah jam atau lebih.
Penyebabnya, menurunnya kadar estrogen yang memengaruhi kelenjar yang mengatur suhu tubuh.
11. Gangguan Tidur
Sulit tidur di malam hari hingga berlarut-larut?
Ini mungkin tanda mengalami menopause yang jarang disadari.
Sekitar 40% perempuan yang menjelang menopause memiliki masalah tidur.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan hot flashes atau keluarnya keringat di malam hari dan tidur yang terganggu.
Selain itu, siklus tidur pun bisa berubah seiring bertambahnya usia.
12. Tulang Keropos
Tanda jelang menopause selanjutnya adalah tulang keropos.
Semakin sedikit hormon estrogen yang dihasilkan, maka pengeroposan tulang terjadi semakin cepat.
Hal tersebut dapat berisiko osteoporosis yang meningkatkan risiko patah tulang.
Wanita bisa kehilangan hingga 20% tulang selama 5 tahun pertama saat menopause.
13. Brain Fog
Perubahan hormon selama menopause, terutama penurunan estrogen, dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
Ini membuat Moms kesulitan berkonsentrasi, pelupa, dan mengalami perasaan bingung.
Stres yang tinggi juga dapat membuat seseorang sulit untuk lebih fokus.
14. Masalah Gigi dan Mulut
Penurunan hormon estrogen selama menopause dapat menyebabkan perubahan dalam mulut, seperti mulut kering, yang meningkatkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi.
Mulut kering selama menopause ini terjadi karena kelenjar ludah menghasilkan lebih sedikit air liur, yang berfungsi untuk melembapkan mulut dan membersihkan bakteri.
Oleh karenanya, kondisi ini bisa mengarah pada penumpukan bakteri yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut.
Cara Mengatasi Gejala Menopause
Sedang mengalami gejala dari menopause? Tenang, ada serangkaian tips untuk mengatasinya.
Berikut beberapa hal yang bisa jadi panduan dalam mengatasi tanda-tanda menopause:
1. Terapi Hormon Estrogen
Terapi hormon estrogen adalah pilihan pengobatan yang paling efektif untuk menghilangkan gejala menopause seperti:
- Hot flashes
- Pencegahan pengeroposan tulang
Meskipun begitu, penggunaan terapi hormon jangka panjang mungkin memiliki beberapa risiko kanker kardiovaskular dan kanker payudara.
Cobalah tanyakan pada dokter terkait efek samping lain yang mungkin ditimbulkan.
2. Obat-Obatan
Jika gejala-gejala menopause yang dialami termasuk parah hingga mengganggu rutinitas, langkah ini perlu dilakukan.
Dokter biasanya akan menganjurkan penggunaan obat-obatan untuk menguranginya.
Penentuan jenis metode penanganan medis ini tergantung pada gejala-gejala serta riwayat kesehatan.
3. Krim Estrogen
Krim estrogen dapat digunakan untuk mengatasi vagina yang kering.
Ini berupa krim atau tablet, atau cincin yang dimasukkan ke daerah vagina.
Upaya ini juga untuk mencegah ketidaknyamanan saat berhubungan intim dengan pasangan.
4. Hindari Kafein
Hindari kafein yang dapat membuat sulit untuk tidur di malam hari.
Kafein tak selalu terkait kopi, melainkan minuman kafein juga meliputi:
- Teh herbal
- Minuman soda
- Cokelat dan lain-lain
Cobalah untuk lebih relaks dan tenang ketika ingin tidur lebih mudah, Moms.
5. Senam Kegel
Senam kegel dipercaya dapat mengatasi gejala atau tanda dari menopause.
Latihan otot dasar panggul ini untuk memperbaiki bentuk inkontinensia urine.
Ini merupakan kondisi ketika buang air kecil tanpa disadari saat batuk atau bersin.
6. Olahraga
Olahraga dapat membantu mencegah pengeroposan tulang.
Sebaiknya lakukan olahraga yang mengkombinasikan latihan kardiovaskular dan latihan beban.
Misalnya, jalan kaki merupakan latihan kardio mudah dilakukan dan bermanfaat.
Sedangkan latihan beban dapat membantu membangun otot, meningkatkan metabolisme, dan lebih bugar.
7. Minyak Aromaterapi
Minyak aromaterapi dapat membantu mengatasi beberapa gejala menopause.
Misalnya, minyak lavender dikenal dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kualitas tidur.
Minyak peppermint bisa membantu mengurangi hot flashes, sedangkan minyak chamomile dapat membantu relaksasi dan meredakan kecemasan.
Dengan menggunakan minyak aromaterapi dalam diffuser atau pijat, Moms dapat merasakan efek menenangkan yang bisa membantu mengelola beberapa gejala menopause dengan lebih baik.
8. Konsumsi Sayuran
Konsumsi sayuran segar, buah-buahan, dan kacang-kacangan yang mengandung phytosterol dapat menyeimbangkan hormon meski kadar estrogen berkurang.
Selain itu, meningkatkan asupan sayuran dan sayuran hijau seperti kangkung, bayam, dan brokoli yang mengandung kalsium tinggi, dapat membantu menopang cadangan kalsium dalam tubuh sehingga dapat menjaga tulang dari osteoporosis.
9. Konsumsi Makanan Kaya Kalsium dan Vitamin D
Selama menopause, tulang bisa melemah dan meningkatkan risiko osteoporosis.
Maka, kalsium dan vitamin D bisa membuat kesehatan tulang jadi lebih baik.
Moms bisa mendapatkan makanan kaya kalsium pada produk susu seperti yogurt, susu, atau keju.
Selain itu, sayuran berdaun hijau seperti kangkung, sawi hijau, dan bayam juga mengandung banyak kalsium.
Untuk vitamin D, sinar matahari adalah sumber utama sebab kulit akan memproduksinya jika terkena sinar matahari.
Jika Moms tidak bisa berjemur atau sering menutup kulit, konsumsilah suplemen atau makanan sumber vitamin D seperti ikan, telur, atau minyak ikan cod.
10. Minum Air yang Cukup
Selama menopause, perempuan sering mengalami kekeringan karena penurunan kadar estrogen.
Untuk itu, minumlah 8-12 gelas per hari agar bisa mengatasi gejala-gejala ini.
Minum air putih juga memiliki manfaat lain seperti mengurangi kembung yang terjadi karena perubahan hormon, mencegah penambahan berat badan, dan membantu menurunkan berat badan.
Baca Juga: Kapan Kembali Haid Setelah Melahirkan? Cek Penjelasannya!
Berapa Lama Gejala Menopause Hilang?
Melansir Healthline, gejala menopause biasanya berlangsung selama masa perimenopause sekitar 7 tahun hingga pascamenopause.
Perimenopause adalah periode transisi sebelum menopause, ketika tubuh seorang wanita mulai menunjukkan perubahan hormonal yang mengarah ke akhir siklus menstruasi.
Pascamenopause adalah periode setelah seorang wanita telah mengalami menopause, yaitu setelah 12 bulan penuh tanpa menstruasi.
Baca Juga: Normalkah Alami Haid 2 Kali Sebulan? Ini Penjelasannya!
Kehidupan setelah menopause tidak jauh berbeda dengan kehidupan selama masa reproduksi.
Tetaplah makan dengan baik, berolahraga, dan menjalankan perawatan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan gigi dan mata.
Menopause tentunya kondisi alami yang dirasakan oleh semua perempuan. Jadi, tetap happy, ya, Moms!
- https://www.optometrists.org/general-practice-optometry/guide-to-eye-conditions/dry-eye/what-is-dry-eye-syndrome/dry-eye-and-menopause/
- https://www.menopause.org/
- https://migraineresearchfoundation.org/about-migraine/migraine-in-women/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menopause/diagnosis-treatment/drc-20353401
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/menopause#
- https://www.webmd.com/menopause/breasts-menopause
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21608-perimenopause
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.