Ahli Dermatologi Temukan Kemungkinan Gejala Baru Virus COVID-19
Hingga hari Rabu (15/4/2020), diketahui jumlah kasus positif COVID-19 yaitu sebanyak 1.914.916 di seluruh dunia, dengan total angka kematian 123.010 jiwa, menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Gejala yang paling umum dari infeksi COVID-19 adalah demam tinggi dan batuk kering, tetapi para ilmuwan kini memperingatkan adanya gejala baru virus COVID-19.
Karena informasi yang masih terbatas, mengingat ini merupakan virus baru, membuat para ilmuwan masih melakukan penelitian untuk mencari tahu tentang karakteristik dari virus ini.
Baca lebih lanjut tentang gejala baru dari virus corona berikut ini, Moms.
Baca Juga: Benarkah COVID-19 Bisa Menular Lewat Udara?
Lesi pada Kaki Mungkin Jadi Gejala Baru Virus COVID-19
Foto: Orami Photo Stock
Mengutip Express, ahli dermatologi dari Spanyol memperingatkan bahwa sejumlah pasien COVID-19 secara simultan mengembangkan lesi atau luka keunguan pada kaki mereka.
Lesi ini terlihat mirip dengan tanda cacar air, dan cenderung muncul di sekitar jari kaki. Anak-anak dan remaja paling mungkin memiliki gejala ini, tetapi telah dilaporkan terjadi juga pada beberapa orang dewasa.
Ahli dermatologi anak di Bari, Dr. Mazzotta Troccoli, mengatakan gejala ini sudah menjadi hal yang umum terjadi di seluruh Italia. Tetapi, masih perlu banyak bukti ilmiah untuk memastikan lesi ini termasuk gejala baru COVID-19.
"Jika pengamatan lebih lanjut dan data laboratorium mengonfirmasi ini adalah tanda klinis COVID-19, hal ini dapat berguna untuk mengidentifikasi anak-anak dan remaja dengan bentuk infeksi minimal," jelasnya mengutip Metro.
Sebagai catatan, lesi ini berwarna ungu, sangat mirip dengan cacar air atau campak, dan biasanya muncul di sekitar jari kaki dan biasanya sembuh tanpa meninggalkan bekas pada kulit.
Baca Juga: Daftar Rujukan Rumah Sakit COVID-19 di Indonesia
Gejala Ringan Lain dari Infeksi COVID-19
Foto: Orami Photo Stock
Pada 10 April 2020, para peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan memperingatkan bahwa sakit kepala dan pusing juga bisa menjadi gejala ringan baru dari infeksi COVID-19.
Studi pada JAMA Neurology ini menganalisis 214 pasien COVID-19, dan bertanya tentang gejala awal yang dialami. Hasilnya, 36 persen mengalami beberapa bentuk gejala neurologis, seperti sakit kepala, pusing, peradangan otot dan nyeri saraf.
"Beberapa pasien tanpa gejala khas COVID-19 (demam, batuk, anoreksia, dan diare) datang ke rumah sakit hanya dengan gejala-gejala neurologis," terang Ling Mao, pemimpin penelitian tersebut.
Karena itu, para dokter perlu mencurigai gejala neurologis sebagai tanda infeksi COVID-19 untuk menghindari keterlambatan diagnosis atau kesalahan diagnosis, dan kehilangan kesempatan mengobati dan mencegah penularan virus lebih lanjut.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.