PCOS: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya agar Bisa Hamil
Polycystic Ovary Syndrome atau PCOS adalah kondisi yang bisa memengaruhi kesuburan wanita.
Saat wanita didiagnosis mengidap ini, satu hal yang mungkin akan diinformasikan oleh dokter bahwa penyakit ini bisa mengganggu program hamil.
Meski berdampak besar pada kesuburan wanita, namun penyakit PCOS yang mengganggu program hamil dapat diatasi dengan cara yang tepat.
Maka dari itu simak penjelasan mengenai PCOS di bawah ini!
Baca Juga: Imunodefisiensi: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya
Apa Itu Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)?
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah kondisi di mana indung telur (ovarium) dan proses pelepasan sel telur terganggu, serta ditandai dengan sejumlah gejala.
Penderita SOPK memiliki tiga karakteristik utama dalam tubuhnya, yaitu adanya banyak kista pada ovarium, peningkatan kadar hormon pria, dan ketidakaturan atau kebolongan dalam siklus menstruasi.
Menurut Dr. dr. R. Muharam Natadisastra, Sp. O. G, Subsp. F. E. R., selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dari Rumah Sakit Pondok Indah, gangguan hormon ini bisa berpengaruh pada kesuburan.
"Gangguan hormon reproduksi dapat memengaruhi berbagai aspek reproduksi, termasuk produksi sel telur sehingga mengganggu kemampuan rahim untuk menopang kehamilan." kata dr. Muharam saat ditemui di Jakarta, Senin, 12 Juni 2023.
Baca Juga: Bleaching Gigi: Manfaat, Efek Samping dan Kisaran Harganya
Gejala Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Beberapa gejala penyakit Polycystic Ovary Syndrome terbilang cukup ringan.
Sehingga dalam banyak kasus, wanita tidak menyadari ada yang salah dengan tubuhnya (mengidap penyakit PCOS).
Dr. dr. R. Muharam Natadisastra, mengatakan gejala PCOS umum yang mungkin dirasakan yakni:
- Pertumbuhan jerawat hingga bulu tubuh yang berlebihan
- Sulit hamil
- Penambahan berat badan
- Penipisan rambut dan rambut rontok
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual
- Gangguan mood atau emosi
- Gangguan kesehatan tulang
- Masalah seksual
- Gangguan pada organ reproduksi
Terlepas itu, gejala paling mudah untuk mengenali gejala penyakit PCOS mengganggu program hamil adalah jadwal menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
Dalam beberapa kasus, menstruasi hanya berlangsung sekali dalam beberapa bulan, bahkan sekali dalam enam bulan.
Alasan dari tidak teraturnya jadwal menstruasi ini adalah karena tubuh tidak berovulasi secara teratur.
Beberapa wanita yang belum berpikir tentang kehamilan, mungkin akan berpikir bahwa ketidakteraturan jadwal menstruasi adalah gejala ringan, namun sebenarnya hal ini juga dapat membahayakan.
Bahkan, sejumlah wanita baru mengetahui dirinya mengidap penyakit PCOS saat sedang berusaha menjalani kehamilan.
“Semakin lama wanita tidak mendapatkan menstruasi, sel akan tumbuh tak terkendali dan bisa menjadi kanker,” ungkap Kepala Kebidanan dan Ginekologi di University of Southern California’s Keck School of Medicine, Jenny M. Jaque, MD, seperti dikutip dari laman Health.
Baca Juga: 15 Manfaat Bayam Merah, Bisa Bantu Menaikkan Hemoglobin
Penyebab PCOS
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan PCOS pada wanita, seperti.
1. Perubahan Hormon
Wanita dengan penyakit sindrom polikistik ovarium memiliki perubahan hormon dalam tubuhnya.
Artinya, kondisi ini ini merangsang ovarium polikistik untuk menghasilkan hormon androgen.
Kelebihan hormon androgen inilah yang menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan penyakit PCOS.
Androgen adalah hormon seks laki-laki yang juga diproduksi oleh tubuh perempuan dalam jumlah kecil.
2. Genetik
Melansir International Journal of Molecular Sciences, faktor genetik atau keturunan merupakan salah satu penyebab yang paling memungkinkan dari penyakit PCOS.
"Benar bahwa PCOS merupakan penyakit yang terkait genetik (keturunan) dan bisa menyebabkan sulit hamil sama seperti endometriosis," menurut dr. Gita Pratama, Sp.OG-KFER, M.ScRep, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah, pada acara sesi IG Live bersama Orami Parenting (23/07).
Biasanya seorang wanita akan menderita PCOS bila sang ibu atau saudaranya juga mengalami hal yang sama.
PCOS ini ternyata tak hanya dapat diturunkan dari sang ibu saja, namun bisa pula dari keluarga ayah.
Bila pada salah satu silsilah keluarga tersebut ada yang memiliki periode menstruasi tidak teratur serta diabetes, kemungkinan untuk menderita sindrom polikistik ovarium akan menjadi semakin besar.
3. Resistensi Insulin
Faktor berikutnya bisa disebabkan apabila tubuh Moms resisten terhadap insulin.
Artinya, pankreas akan mengeluarkan insulin yang lebih banyak untuk memproduksi energi atau glukosa.
Kelebihan kadar insulin dalam tubuh inilah yang kemudian akan berpengaruh pada indung telur dengan meningkatnya produksi androgen.
Produksi androgen berlebih ini yang nantinya akan menganggu kemampuan berovulasi.
Sebuah penelitian Journal of Endocrinological Investigation menunjukkan bahwa, sekitar 75% wanita dengan PCOS memiliki gangguan kerja insulin.
4. Gaya Hidup
dr. Muharam menambahkan penyebab yang paling sering ditegaskan terkait PCOS adalah karena gaya hidup.
Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat olahraga tinggi, terutama yang memiliki indeks glikemik tinggi, dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang ekstrem.
Hal ini dapat memengaruhi kadar insulin dalam tubuh, yang berkaitan dengan PCOS.
Baca Juga: 13 Obat Kuat Alami dari Tumbuhan, Bikin Dads Tahan Lama!
Benarkah Seblak Dapat Menyebabkan PCOS?
Seblak telah menjadi camilan favorit belakangan ini karena cita rasanya yang gurih dan pedas yang membuat orang ketagihan.
Namun, beberapa orang juga khawatir bahwa mengonsumsi seblak dapat memicu gangguan hormon polycystic ovary syndrome (PCOS).
Dr. dr. R. Muharam Natadisastra menjawab hal ini. Ia mengatakan, ini tergantung pada isi dalam makanan seblak.
"Kalau makannya sembarangan, bisa memicu PCOS. Seblaknya harus tau isinya apa. Kalau seblak kan banyak karbonya, disiram minyak," ucapnya.
Lebih lanjut, dr. Muharam mengatakan alasan seblak bisa saja sebabkan PCOS adalah karena hadirnya banyak karbohidrat, minyak, dan gula.
Tidak hanya PCOS, tetapi seseorang bisa mengalami endometriosis juga.
"Ada namanya inflamasi peradangan. Kalau kebanyakan makan karbo, gula, itu kan panas ya jadi mengganggu pembentukan sel telur. Bukan cuma PCOS tapi juga endometriosis," jelas dr. Muharam.
Baca Juga: Cara Agar Cepat Hamil yang Perlu Moms dan Dads Ketahui!
Apakah Penderita PCOS Bisa Hamil?
Dikutip dari Everyday Health, wanita yang mengidap sindrom polikistik ovarium berarti memiliki gangguan hormonal di mana tubuh terlalu banyak menghasilkan androgen.
Umumnya, hormon ini ditemukan pada tubuh pria, namun wanita tetap dapat memilikinya dalam jumlah yang kecil, sama seperti insulin.
Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengganggu 'sinyal' yang dikirim dari kelenjar pituitari untuk mengarahkan ovarium menghasilkan sel telur.
Saat sel telur tidak dilepaskan, ovulasi tidak terjadi dan akhirnya PCOS mengganggu program hamil.
Meski demikian, dalam beberapa kasus, wanita dengan kondisi PCOS tetap dapat mengalami kehamilan dan cukup berisiko tinggi.
Menurut National Institutes of Health, wanita hamil yang mengidap sindrom polikistik ovarium berisiko mengalami komplikasi, seperti 3 kali lebih mungkin mengalami:
- Keguguran
- Diabetes
- Preeklampsia
- Kelahiran prematur
Hingga beberapa kasus dibutuhkan kelahiran dengan operasi caesar.
Baca Juga: 12 Ciri-Ciri Haid Terakhir sebelum Hamil, Moms Harus Tahu!
Komplikasi Kesehatan yang Berkaitan dengan PCOS
Selain mengganggu program hamil, banyak penelitian yang telah menemukan bahwa terdapat hubungan antara sindrom polikistik ovarium dengan masalah kesehatan lainnya.
Berikut komplikasi kesehatan yang dikutip dari Office of Women's Health:
1. Diabetes
Lebih dari separuh wanita dengan PCOS akan menderita diabetes atau pradiabetes (intoleransi glukosa) sebelum usia 40 tahun.
Tak hanya itu, ini pun juga sering terjadi pada ibu hamil dengan riwayat sindrom polikistik ovarium. Ini dikenal dengan juga diabetes gestasional.
Komplikasi lain yang mungkin ditimbulkan yakni penyakit jantung seiring bertambahnya usia.
2. Tekanan Darah Tinggi
Wanita dengan riwayat Polycystic Ovary Syndrome berisiko lebih besar mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan dengan wanita pada usia yang sama tanpa PCOS.
Perlu Moms ketahui, tekanan darah tinggi adalah penyebab utama penyakit jantung dan stroke.
Oleh karena itu, waspadai setiap gejala yang mungkin timbul dari hal ini.
3. Kolesterol Tinggi
Wanita dengan Polycystic Ovary Syndrome seringkali memiliki kadar kolesterol LDL (jahat) yang lebih tinggi dan kadar kolesterol HDL (baik) yang rendah.
Artinya, hal ini dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke di kemudian hari, Moms.
Baca Juga: Cairan Infus: Jenis, Manfaat, dan Risiko Efek Sampingnya
4. Gangguan Tidur
Pernahkah Moms mengalami gangguan tidur? Sleep apnea adalah salah satu komplikasi kesehatan yang terjadi akibat PCOS pada wanita.
Ini menyebabkan pernapasan penderitanya berhenti sejenak secara berulang-ulang sehingga mengganggu kualitas tidur.
Banyak wanita dengan Polycystic Ovary Syndrome mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, yang dapat menyebabkan sleep apnea.
Dalam kondisi yang parah, sleep apnea dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
5. Depresi dan Kecemasan
Tidak hanya menyerang fisik, komplikasi kesehatan dari sindrom polikistik ovarium juga dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Depresi dan kecemasan juga merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita dengan PCOS.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli terapis untuk mengatasi gangguan mental ini ya, Moms.
6. Kanker Endometrium
Masalah kesehatan yang berkaitan erat dengan ovulasi, obesitas, resistensi insulin, dan diabetes akan mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Salah satunya yakni memicu kanker endometrium, khususnya pada penderita PCOS.
Jika tidak diobati, kanker endometrium dapat menyebar ke kandung kemih, rektum, hingga organ tubuh vital lainnya.
Untungnya, kanker endometrium tumbuh dengan perlahan. Segera lakukan pemeriksaan rutin sebelum sel kanker menyebar lebih jauh.
Baca Juga: 13+ Film seperti Fifty Shades, Diselimuti Adegan Erotis!
Cara Mendiagnosis PCOS
Selain melihat gejala berupa siklus menstruasi tidak teratur yang menandakan PCOS, adapun cara lain untuk mendiagnosisnya.
Umumnya, para ahli kesehatan akan bertanya tentang riwayat kesehatan Moms sebelum didiagnosis PCOS.
Pemeriksaan lain yang mungkin dilibatkan sebagai cara diagnosis PCOS, meliputi:
1. Pemeriksaan Panggul
Seringnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti pemeriksaan panggul.
Cara ini bertujuan untuk memeriksa kesehatan organ reproduksi, baik di dalam maupun di luar tubuh.
2. USG
Tes USG ini menggunakan gelombang suara dan komputer untuk membuat gambar pembuluh darah, jaringan, dan organ.
Tes ini digunakan untuk melihat ukuran ovarium dan melihat apakah ada kista di dalamnya. Tes ini juga bisa melihat ketebalan lapisan rahim (endometrium).
3. Tes darah
Adapun tes darah diperlukan untuk mendiagnosis sindrom polikistik ovarium dengan lebih lanjut, Moms.
Tindakan ini bertujuan untuk mencari tahu kadar androgen dan hormon lain yang tinggi penyebab PCOS.
Layanan kesehatan juga biasanya akan memeriksa kadar glukosa darah, kadar kolesterol, dan trigliserida.
Baca Juga: 5 Cara Menyendawakan Bayi dengan Benar Setelah Menyusui
Pengobatan PCOS
Seperti kita ketahui, penderita PCOS bisa hamil dengan perubahan gaya hidup yang lebih baik.
Berikut beberapa cara dalam mengatasi sindrom polikistik ovarium pada wanita:
1. Menjaga Berat Badan
Penyakit Polycystic Ovary Syndrome bisa mengganggu program hamil telah banyak dikaitkan dengan masalah kelebihan berat badan.
dr. Gita menyampaikan, bahwa penderita PCOS mempunyai peluang besar untuk bisa hamil.
Namun, perlu diawali dengan modifikasi gaya hidup, seperti melakukan diet sehat dan melakukan aktivitas fisik atau berolahraga untuk menurunkan berat badan.
Penurunan berat badan ini akan memberi dampak positif pada:
- Fungsi ovulasi
- Peningkatan kemungkinan pembuahan
- Kehamilan yang lebih aman bagi Moms dan bayi
- Respon yang lebih baik terhadap obat kesuburan
"Bila Moms mempunyai masalah dengan berat badan, sebaiknya turunkan berat badan sebanyak 5-10%. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Moms akan membantu memberikan obat-obatan kesuburan," ujar. dr. Gita.
2. Konsumsi Makanan Sehat
Adapun cara mengatasi PCOS agar bisa hamil yakni dengan menjaga asupan makanan tetap sehat dan seimbang.
Pemilihan makanan perlu dilakukan agar tubuh tetap dalam berat yang ideal dan tidak berlebih.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa hanya dengan mengurangi 5% berat badan, seorang wanita dapat mengembalikan siklus menstruasi menjadi lebih rutin dan berovulasi dengan baik.
Sementara mengutip Mayo Clinic, penderita Polycystic Ovary Syndrome juga disarankan agar menjadi lebih aktif.
Dalam hal ini, yaitu olahraga untuk membantu menurunkan kadar gula darah.
Baca Juga: 7 Cara Memutihkan Badan yang Alami, Bisa Dilakukan Tiap Hari
3. Rutin Berolahraga
Dengan meningkatkan olahraga harian dengan teratur, ini cukup berperan untuk menajaga kesehatan reproduksi secara menyeluruh, lho.
Wanita yang menderita PCOS dan rajin berolahraga memiliki ragam manfaat seperti:
- Mengobati atau bahkan mencegah resistensi insulin
- Membantu mengendalikan berat badan
- Mencegah diabetes
Jadi mulai sekarang, jangan pernah melewati olahraga setidaknya minimal 30 menit per hari ya, Moms.
4. Obat-obatan Khusus
Namun, jika siklus ovulasi masih tidak teratur, obat tambahan mungkin dapat diresepkan.
Misalnya obat metformin yang dapat membantu tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin sehingga dapat membuat siklus ovulasi lebih teratur.
Diketahui juga, obat jenis ini dapat memperlambat perkembangan diabetes yang dialami wanita dengan Polycystic Ovary Syndrome.
Jadi dalam arti lain, ini bisa mencegah diabetes tipe 2 dan membantu menurunkan berat badan.
Baca Juga: 20 Rekomendasi Produk Pelembap Bibir di Bawah 50 Ribu!
Itulah sejumlah fakta penting seputar PCOS pada wanita. Jangan pernah meremehkan gejala yang mungkin dirasakan saat ini ya, Moms.
Segera konsultasi ke dokter untuk mendapat penangangan lebih dini!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8038770/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32648001/
- https://www.everydayhealth.com/pcos/
- https://www.nhs.uk/conditions/polycystic-ovary-syndrome-pcos/
- https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/polycystic-ovary-syndrome
- https://www.health.com/condition/pcos/pcos-symptoms
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pcos/diagnosis-treatment/drc-20353443
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.