Pengaruh Obesitas Terhadap Kualitas Sperma
Obesitas adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang yang memiliki berat badan dan lemak tubuh melebihi batas normal. Seseorang baru dapat dipastikan masuk dalam kategori obesitas bila ia memiliki indeks massa tubuh (BMI) tertentu.
Berikut pedoman nilai BMI orang dewasa yang dikutip dari situs web NHS:
- Kurang dari 18,5 berarti kekurangan berat badan
- 18,5 hingga 24,5 berarti berat badan normal
- 25 hingga 29,9 berarti kegemukan
- 30 atau lebih berarti obesitas
Cara menghitung nilai BMI adalah dengan mengukur perbandingan antara tinggi dan berat badan. Orang yang obesitas berisiko terhadap sejumlah penyakit, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, kanker usus, dan stroke.
Baca Juga: Obesitas Orang Tua Bisa Diturunkan ke Anak, Mitos Atau Fakta?
Pengaruh Bagi Kesuburan Pria
Foto: metro.co.uk
Baru-baru ini, para ahli menemukan bahwa obesitas juga dapat memengaruhi kesuburan pria. Dikutip dari situs web The Independent, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Andologia memaparkan tentang pengaruh obesitas terhadap kualitas sperma.
Temuan tentang pengaruh obesitas terhadap kualitas sperma tersebut merupakan penelitian pertama yang mengamati kondisi sperma abnormal pada pria obesitas.
Sebanyak 1.285 pria berpartisipasi dalam studi tersebut. Para peneliti menganalisis sperma dengan bantuan komputer. Mereka lalu menyimpulkan bahwa obesitas pada pria berhubungan dengan rendahnya jumlah air mani, sperma, konsentrasi, serta pergerakan sperma.
Pengaruh obesitas terhadap kualitas sperma juga terlihat pada lebih banyaknya jumlah sperma yang cacat.
Menurut Dr. Gottumukkala Ramaraju, peneliti utama studi tersebut, kondisi maupun kinerja spermatozoa pada pria obesitas tidak akan optimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Baca Juga: Mengenal Bedah Bariatrik untuk Penderita Obesitas
Sudah Diuji Oleh Banyak Penelitian
Foto: life-without-fat.com
Studi tentang pengaruh obesitas terhadap kualitas sperma yang dilakukan oleh Dr. Ramaraju dan timnya bukanlah satu-satunya di dunia.
Di Norwegia, seorang ilmuwan dan dosen di Oslo dan Akershus University College of Applied Sciences (HiOA) bernama Jorunn M. Andersen pun melakukan penelitian serupa.
Penelitian tersebut merupakan tema disertasi Andersen yang berjudul “Kualitas air mani dalam kaitannya dengan obesitas, komposisi asam lemak sperma, dan hormon anti-Müllerian”.
Di kampus, Andersen tergabung dalam kelompok peneliti Kesehatan Reproduksi Pria. Ia melakukan penelitian ini karena memiliki kekhawatiran atas makin banyaknya orang yang menderita obesitas, baik di Norwegia maupun di belahan dunia lain.
Baca Juga: Hindari Obesitas, Rajin Olahraga Yuk!
Dikutip dari situs web Science Nordic, saat ini kira-kira 1 dari 5 pria di Norwegia menderita obesitas. Separuh di antaranya memiliki BMI di atas 25.
“Jika masalah ini terus berlanjut, makin banyak pria akan kesulitan mempunyai keturunan,” ujar Andersen.
Temuan mengenai pengaruh obesitas terhadap kualitas sperma ini membuka mata para ahli kesehatan. Kedepannya, mereka perlu mempertimbangkan faktor obesitas pada calon Ayah terhadap peluang keberhasilan program kehamilan.
Dr. Ramaraju menambahkan, pria obesitas yang ingin memiliki keturunan perlu menurunkan berat badan terlebih dahulu sebelum menjalani perawatan kesuburan atau program hamil.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.