24 Januari 2023

Anosmia, Kondisi Kehilangan Kemampuan Indra Penciuman, Pahami Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kehilangan penciuman atau anosmia bisa diindikasikan adanya penyakit lainnya

Pernahkah Moms mengalami anosmia? tidak bisa mencium aroma sesuatu atau anosmia?

Dikutip dari American Academy of Family Physicians, anosmia adalah kondisi ketika kehilangan kemampuan indra penciuman untuk mencium aroma tau bau.

Tanpa indra penciuman yang normal, kita bisa tanpa sadar berada dalam situasi berbahaya.

Misalnya, tanpa kemampuan mendeteksi bau, kita tidak akan mencium bau gas, asap dari api, dan semacamnya.

Bagi kebanyakan orang, anosmia adalah gangguan sementara yang disebabkan oleh hidung tersumbat karena pilek.

Tetapi bagi sebagian orang, termasuk banyak lansia, hilangnya indera penciuman bisa bertahan lebih lama.

Selain itu, anosmia dapat menjadi pertanda kondisi medis yang lebih serius.

Baca Juga: Baru Lahir, Bayi Tertular Herpes, Menciumnya Bisa Jadi Penyebab!

Anosmia dan Covid-19

Pada pasien Covid, gejala anosmia cukup sering dilaporkan. Biasanya, akan membaik setelah sembuh dari Covid.

Menurut studi di jurnal Current Research in Pharmacology and Drug Discovery dari 4039 pasien di 41 negara, sebanyak 89% pasien melaporkan kehilangan kemampuan penciuman.

Namun, 24,5% pasien belum pulih indra penciumannya setelah 60 hari munculnya anosmia.

Hipotesis yang mengaitkan Covid dengan anosmia salah satunya adalah virus Covid yang masuk ke otak melalui saraf penciuman

Penyebab Anosmia

Sakit Flu
Foto: Sakit Flu (Freepik.com/drazenzigic)

Indera penciuman seseorang didorong oleh proses tertentu.

Pertama, molekul yang dilepaskan dari suatu zat (seperti aroma dari bunga) harus merangsang sel-sel saraf khusus (disebut sel penciuman) ditemukan tinggi di hidung.

Sel-sel saraf ini kemudian mengirimkan informasi ke otak, di mana aroma spesifik diidentifikasi.

Apa pun yang mengganggu proses ini, seperti hidung tersumbat atau kerusakan sel-sel saraf itu sendiri, dapat menyebabkan hilangnya penciuman.

Kemampuan mencium juga mempengaruhi kemampuan kita untuk merasakan.

Tanpa indra penciuman, indra perasa kita hanya dapat mendeteksi beberapa rasa, dan ini dapat memengaruhi kualitas hidup kita.

Berikut ini adalah berbagai penyebab anosmia:

1. Penyebab Umum

Berikut ini adalah penyebab paling umum anosmia:

  • Penyakit hidung dan sinus (rinitis alergi atau vasomotor, sinusitis kronis, polip hidung, hipertrofi adenoid).
  • Infeksi saluran pernapasan atas.
  • Trauma kepala (misalnya fraktur tengkorak frontal, cedera oksipital, fraktur hidung).
  • Merokok.
  • Penyakit neurodegeneratif (misalnya penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis).
  • Usia.

Baca Juga: Cara Menangani Sinusitis Pada Si Kecil dengan 6 Langkah

2. Penyebab Khusus

Umumnya obat-obatan jadi penyebabnya. Namun, sekarang COVID-19 pun menyebabkan keadaan ini.

  • COVID-19.
  • Obat-obatan tertentu (misalnya beberapa jenis antibiotik, antikonvulsan, antidepresan, antihistamin, dekongestan, antihipertensi, obat jantung, antiinflamasi, antimanik, antineoplasik, antiplastik, antiparkinson, dan lain-lain).
  • Paparan bahan kimia toksik (misalnya benzena, benzol, butil asetat, karbon disulfida, klor, etil asetat, formaldehida, hidrogen selenide, pelarut cat, asam sulfat, thrichloroethylene).
  • Paparan bahan industri (misalnya abu, kadmium, kapur, kromium, besi karboksil, timah, nikel, silikon dioksida).
  • Faktor gizi (misalnya efisiensi vitamin A, B6, dan B12, defisiensi metal seperti seng, dan tembaga, malnutrisi, gagal ginjal kronis, penyakit hati seperti sirosis, kanker, dan sindrom defisiensi imun).
  • Perawatan radiasi kepala dan leher.
  • Kondisi bawaan: misalnya anosmia bawaan dan sindrom Kallmann.

Baca Juga: Konsumsi Antibiotik Saat Bayi Dapat Menimbulkan Alergi Di Kemudian Hari?

3. Penyebab Langka

Berikut ini adalah contohnya:

  • Neoplasma atau tumor otak.
  • Kondisi kejiwaan (misalnya berpura-pura sakit, skizofrenia, depresi, sindrom referensi penciuman).
  • Gangguan endokrin (misalnya insufisiensi adrenokortikal, sindrom Cushing, diabetes mellitus, hipotiroidisme, amenore primer, pseudohipoparatiroidisme, sindrom Kallmann, sindrom Turner, kehamilan).
  • Epilepsi.
  • Sakit kepala migrain.
  • Kecelakaan serebrovaskular.
  • Sindrom Sjogren.
  • Lupus erythematosus sistemik.

Baca Juga: 6 Obat Alami Hidung Tersumbat Ini Bisa Jadi Pilihan

Bagaimana Cara Diagnosis Anosmia?

Pemeriksaan Medis
Foto: Pemeriksaan Medis (Freepik.com/pressfoto)

Disfungsi penciuman atau anosmia lebih umum daripada disfungsi rasa. Berikut ini adalah cara mendiagnosisnya.

1. Pemeriksaan Umum

Penyebab paling umum dari hilangnya penciuman adalah penyakit hidung dan sinus, infeksi saluran pernapasan atas dan trauma kepala.

Akan bermanfaat untuk melakukan pemeriksaan fisik dahulu sebelum melakukan diagnosis anosmia.

Pasien harus ditanya tentang penggunaan tembakau atau kokain, karena zat ini dapat memengaruhi indera penciuman.

Pertanyaan spesifik tentang kekeringan mulut, penyakit periodontal, bau napas tak sedap, prosedur gigi terbaru, paparan radiasi baru-baru ini, refluks lambung dan penggunaan obat juga harus ditanyakan.

Pertanyaan juga harus diarahkan untuk mengidentifikasi riwayat keluarga dari penyakit sistemik seperti diabetes mellitus atau hipotiroidisme.

Baca Juga: Merokok Dapat Menurunkan Kualitas Sperma? Ini 4 Faktanya

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan menyeluruh pada kepala dan leher harus dilakukan untuk mencari penyumbatan, peradangan dan infeksi.

Selaput lendir harus dievaluasi kondisinya seperti kekeringan, leukoplakia (bercak putih atau abu-abu muncul di gusi, lidah, bagian dalam pipi, dan di dasar mulut), dan eksudatnya (campuran serum, sel, atau sel yang rusak yang keluar dari pembuluh darah ke dalam jaringan, biasanya akibat radang).

Gigi dan gusi pasien juga harus diperiksa, karena karies gigi yang parah, gingivitis dan abses intraoral dapat menyebabkan lingkungan mulut busuk yang mengganggu indera penciuman dan rasa.

Infeksi kandida oral pada pasien yang mengalami gangguan sistem imun (misalnya pasien kemoterapi atau yang mengalami sindrom imunodefisiensi) dapat menghasilkan bercak putih atau eritema difus.

Infeksi virus (misalnya virus herpes simpleks atau coxsackievirus) cenderung menyebabkan perkembangan vesikel dengan eritema di sekitarnya, yang kemudian berkembang menjadi borok.

Pemeriksaan neurologis harus mencakup evaluasi yang cermat terhadap fungsi saraf kranial.

Tanda-tanda spesifik kerusakan saraf kranial VII dapat meliputi perubahan rasa di dua pertiga anterior lidah, penurunan saliva, auditori hyperacusis, dan kelumpuhan wajah pada sisi ipsilateral.

3. Tes Laboratorium

Tes-tes laboratorium klinis mungkin membantu memeriksa kondisi-kondisi medis yang mungkin tidak diketahui lewat riwayat dan pemeriksaan fisik.

Contohnya adalah infeksi, defisiensi nutrisi, alergi, diabetes mellitus dan tiroid, penyakit hati atau ginjal

Baca Juga: 6 Obat Alami Hidung Tersumbat Ini Bisa Jadi Pilihan

Bentuk Komplikasi dari Anosmia

Tidak Nafsu Makan
Foto: Tidak Nafsu Makan (Freepik.com/jcomp)

Orang dengan anosmia mungkin kehilangan minat pada makanan dan makan, yang menyebabkan kekurangan gizi dan penurunan berat badan.

Orang dengan anosmia harus memastikan alarm asap berfungsi di rumah mereka setiap saat

Mereka juga harus berhati-hati dengan penyimpanan makanan dan penggunaan gas alam karena mereka mungkin kesulitan mendeteksi makanan busuk dan kebocoran gas.

Jika kehilangan penciuman terjadi karena infeksi pilek, alergi, atau sinus, biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, ada pula yang mengenakan obat-obatan tertentu seperti dekongestan, antihistamin, semprotan hidung steroid, antibiotik untuk infeksi bakteri.

Obat-obatan ini disesuaikan dengan anjuran dokter.

Baca Juga: 5 Cara Meredakan Hidung Tersumbat pada Bayi, Mudah!

Apakah Anosmia Bisa Sembuh?

Periksa ke Dokter
Foto: Periksa ke Dokter (Orami Photo Stock)

Tingkat kesembuhan anosmia itu tergantung dari penyebabnya.

Ketika penderita memiliki anosmia karena bawaan, maka penderita tersebut tidak bisa mencium bau untuk seumur hidupnya.

Cara mengatasi anosmia sendiri perlu dilakukan sesuai dengan penyebabnya, yakni;

  • Mencuci hidung.
  • Mengonsumsi obat yang diresepkan dokter.
  • Menggunakan semprotan hidung.
  • Pemberian antibiotik untuk anosmia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk sinusitis.
  • Memberikan dekongestan untuk anosmia yang disebabkan oleh hidung tersumbat.
  • Operasi agar polip hilang, membersihkan polup atau meluruskan septum hidung.

Ketika diberi perawatan tepat yang sudah disesuaikan dengan penyebabnya, penderita anosmia sendiri bisa kembali mencium bau.

Hingga saat ini, masih belum ditemukan obat atau perawatan yang bisa menyembuhkan anosmia yang disebabkan oleh penyakit bawaan.

Meski demikian, seperti yang sudah dibahas, anosmia lain bisa saja diobati.

Namun perlu diketahui, dalam beberapa kasus, meskipun jarang terjadi, perubahan kemampuan indra penciuman ini tak dapat diobati alias bersifat permanen.

Baca Juga: Bisakah Terjadi Infeksi Virus Corona pada Balita? Berikut Penjelasannya

Cara Mencegah Anosmia

Sayangnya, tidak semua kasus anosmia bisa dicegah. Apalagi jika disebabkan oleh kelainan yang diderita sejak lahir.

Namun, pada umumnya ada beberapa cara yang bisa membuat Moms dan Dads terhindar dari penyebab anosmia, yakni;

  • Menghindari paparan alergen, atau zat yang bisa memicu alergi.
  • Melakukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu timbulnya anosmia.
  • Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan rokok sebisa mungkin.
  • Selalu menerapkan kebersihan dalam aktivitas harian untuk mencegah diri terjangkit pilek atau flu.

Tips Mencegah Bahaya Jika Sedang Mengalami Anosmis

Demi mencegah bahaya akibat Moms dan Dads kehilangan fungsi indera penciuman, ada beberapa tips juga yang bisa dilakukan di rumah untuk menjaga keselamatan keluarga, yaitu:

  • Memberikan tanda atau tanggal kedaluwarsa pada makanan atau produk yang digunakan sehari-hari. Terlebih, sering kal makanan yang sudah lewat tanggal kedaluwarsa memiliki bau yang tidak sedap
  • Jangan lupa untuk memasang alarm asap di rumah sebagai pengingat jika ada benda yang terbakar serta berpotensi menimbulkan kebakaran
  • Cobalah untuk mengganti pemanas air atau kompor yang memiliki bahan bakar gas menjadi elektrik serta memasang alarm untuk kebocoran gas. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya bahaya akibat kebocoran gas yang tidak disadari oleh Moms dan Dads

Nah, bagaimana menjelasan mengenai anosmia? Jika masih ada pertanyaan terkait anosmia, jangan lupa untuk menuliskannya di kolom komentar ya!

Atau mungkin Moms dan Dads ingin menceritakan pengalamannya saat menderita anosmia, jangan sungkan untuk membagikannya.

  • https://www.aafp.org/afp/2000/0115/p427.html
  • https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2590257121000225

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.