Bisakah Mencegah Stunting Pada Bayi dan Anak-anak?
World Health Organization (WHO) mendefinisikan stunting sebagai kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan linier (tinggi) seseorang.
Stunting merupakan bentuk kekurangan gizi yang paling umum di dunia.
Kondisi ini memengaruhi seperempat dari semua anak di bawah usia 5 tahun, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Stunting memiliki dampak jangka panjang terhadap kehidupan anak hingga mereka dewasa.
Lalu, apakah kita bisa mencegah stunting pada bayi dan anak-anak? Simak pembahasan lebih lanjut mengenai stunting yang ada di bawah ini!
Apa yang Menyebabkan Stunting Pada Anak?
Ada banyak faktor berbeda yang berkontribusi sebagai penyebab stunting pada anak.
Misalnya, ketersediaan beragam makanan sehat, cara anak diberi makan dan dirawat, akses ke air minum bersih, perawatan kesehatan yang layak, dan kebersihan serta sanitasi yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.
Faktor lain yang juga menyebabkan stunting adalah faktor genetik.
Di mana anak-anak yang mengalami stunting nantinya juga lebih mungkin memiliki anak-anak kerdil dan cenderung memiliki berat badan berlebih saat dewasa, bahkan bisa jadi mengalami risiko kesehatan lainnya.
Baca Juga: Pendek Belum Tentu Kurang Gizi atau Stunting, Bisa jadi Karena Hal Ini
Tanda-tanda dan Gejala Stunting Pada Anak
Ada beberapa gejala atau tanda stunting pada anak, antara lain:
- Memiliki tubuh yang jauh lebih pendek dibanding anak seusianya.
- Memiliki proporsi tubuh yang cenderung normal tetapi anak terlihat kecil untuk usianya.
- Memiliki berat badan yang cenderung rendah untuk usianya.
- Muncul massa lemak yang tidak proporsional terhadap tinggi badannya.
- Mengalami pertumbuhan tulang yang sangat lambat.
Dampak Stunting Terhadap Perkembangan Anak
Selain memiliki tubuh yang kerdil, stunting pada bayi dan anak-anak memiliki dampak seperti berikut ini:
- Risiko lebih besar untuk terserang penyakit berbahaya dan kematian dini.
- Keterlambatan perkembangan mental yang mengakibatkan kemampuan belajar yang buruk dan kurangnya produktivitas kerja saat dewasa.
- Mengurangi kapasitas kognitif.
- Wanita yang bertubuh pendek memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi saat melahirkan karena ukuran panggul yang cenderung lebih kecil. Termasuk berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Stunting bahkan dapat menurun ke generasi berikutnya.
Baca Juga: 3 Dampak Buruk Malnutrisi Pada Balita yang Harus Kita Tahu
Bisakah Mencegah Stunting Pada Bayi dan Anak-anak?
Untuk mencegah stunting, bukan hanya berhubungan dengan masalah penyediaan nutrisi yang lebih baik, tetapi juga akses ke air bersih, sanitasi yang lebih baik (toilet yang higienis) dan kebiasaan mencuci tangan.
Selain itu, langkah pencegahan juga dapat dilakukan dengan mendorong perubahan dalam hal keamanan dan ketersediaan pangan bernutrisi tinggi, pemberdayaan perempuan, dan lingkungan kesehatan yang mendukung.
Melakukan modifikasi nutrisi juga dapat menjadi cara lain yang mampu membantu pencegahan stunting pada bayi dan anak-anak.
Bukan hanya setelah bayi lahir, namun juga sejak berada di dalam kandungan hingga sepanjang masa pertumbuhannya perlu diperhatikan dengan baik menu makanannya.
Pastikan anak selalu mendapatkan asupan makanan bernutrisi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sesuai usianya.
Bukan hanya harus mampu memenuhi kebutuhan gizi Si Kecil, makanan yang diberikan tentunya juga harus higienis dan aman dikonsumsi.
Tidak ada solusi sederhana untuk mencegah stunting. Namun, memusatkan perhatian pada jendela waktu antara kehamilan hingga anak berusia dua tahun adalah kunci utama untuk memastikan bahwa anak mengalami perkembangan yang sehat.
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.