Penyebab & Pengobatan Kurang Hormon Testosteron Pada Pria
Hormon testosteron merupakan salah satu hormon yang menunjang fertilitas Dads. Sehingga saat Dads mengalami penurunan tingkat testosteron (hipogonadisme) dalam tubuhnya, maka peluang kehamilan Moms juga bisa terganggu.
“Kekurangan testosteron merupakan suatu kondisi klinis yang sangat spesifik dan didefinisikan sebagai adanya sejumlah tanda atau gejala tertentu yang muncul sebagai akibat dari penurunan produksi testosteron pada testis pria,” ungkap Profesor Kedokteran di Harvard Medical School dan Direktur Men’s Health, program penelitian di Brigham & Women’s Hospital, Boston Massachusetts, Shalendar Bhasin, MD, seperti dikutip dari endocrineweb.com.
Kenali penyebab, gejala dan pengobatan kurang hormon testosteron pada pria. Karena dengan perawatan yang tepat sedini mungkin, peluang kehamilan Moms juga dapat semakin besar.
Baca Juga: Benarkah Mengonsumsi Suplemen Testosteron Bisa Meningkatkan Kesuburan Pria?
Penyebab Kurang Hormon Testosteron
Foto: Nik Shuliahin on Unsplash.com
Selama beberapa dekade, Dokter yang berpraktik di Los Angeles, Dominique Fradin-Read, MD, MPH, melihat adanya peningkatan jumlah pria yang mengalami kekurangan hormon testosteron.
“Dulu, ini (kekurangan hormon testosteron) hanya terjadi pada orang yang berada di bawah tekanan fisiologis, seperti usai menjalani radiasi atau kemoterapi,” ungkap Dokter Dominique, seperti dikutip dari goop.com.
Namun, kini semakin banyak pria yang mencari pengobatan kurang hormon testosteron dengan penyebab yang semakin beragam.
Selain pertambahan usia yang memengaruhi penurunan hormon testosteron, penyebab lainnya antara lain: disfungsi testis, gangguan genetik, sindrom Kleinfelter, gangguan hipofisis, penggunaan steroid, penggunaan opioid, diabetes, hingga obesitas.
Baca Juga: Membesarkan Otot dengan Steroid Anabolik, Pengaruhi Kesuburan Pria?
Gejala Kurang Hormon Testosteron
Foto: jcomp - www.freepik.com
Dikutip dari Mayo Clinic, hipogonadisme dapat terjadi mulai dari saat pria masih sebagai janin, sebelum pubertas, atau selama dewasa.
Hipogonadisme yang dimulai saat pria sudah dewasa dapat mengubah karakteristik fisik maskulinitas dan merusak fungsi reproduksi normal.
Beberapa gejala pria kurang hormon testosteron, antara lain: penurunan gairah seksual, penurunan energi, depresi, disfungsi ereksi, infertilitas, terhambatnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh, penurunan massa otot, hingga osteoporosis.
Pada kasus hipogonadisme yang berat, kondisi ini juga dapat membuat perubahan mental dan emosional pria. Dalam beberapa kasus, pengobatan kurang hormon testosteron dapat membantu mengurangi gejala-gejala yang muncul.
Baca Juga: 3 Tanda Suami Punya Masalah Manajemen Emosi
Pengobatan Kurang Hormon Testosteron
Foto: testocentral.com
Pengobatan kurang hormon testosteron pada pria yang paling umum adalah terapi penggantian testosteron. Salah satu pilihan terapi ini adalah melalui suntikan yang dapat bertahan 7-22 hari (rata-rata pria perlu melakukannya setiap dua minggu).
Pasien perlu bisa menyuntikkan sendiri alat ke bagian otot dalam atau dengan bantuan tenaga medis. Jenis terapi lainnya adalah dengan gel atau patch yang diaplikasikan pada kulit setiap hari. Testosteron akan menyerap melalui kulit dan dilepaskan ke dalam darah untuk melakukan tugasnya.
Jenis terapi penggantian testosteron yang terakhir adalah dengan obat tablet yang perlu ditempelkan pada gusi, di mana Dads perlu meletakkan obat di antara gusi dan bibir atas. Zat dalam obat akan luruh saat terkena air liur dan kemudian diserap ke dalam aliran darah.
Itulah penyebab, gejala dan pengobatan kurang hormon testosteron pada pria. Jika Dads mengalami gejala-gejala di atas, ada baiknya segera berkonsultasi pada Dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.