21 November 2024

Perbedaan ADHD dan Hiperaktif, Kenali Ciri-Cirinya!

Anak hiperaktif belum tentu pasti ADHD, lho Moms!

Hiperaktif adalah salah satu gejala khas ADHD, tetapi itu bukan satu-satunya gejala. Sebab, terdapat perbedaan ADHD dan hiperaktif yang mencolok, lho Moms!

Sebagian besar orang tua ternyata baru sebatas mengasosiasikan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan perilaku hiperaktif pada anak.

Banyak anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) sangat energik. Namun, energi tinggi saja tidak cukup untuk menjamin diagnosis.

Karena, pada beberapa anak-anak bentuk ADHD sama sekali tidak berenergi tinggi atau hiperaktif.

Salah satu perbedaan ADHD dan hiperkatif adalah ketika anak tidak dapat duduk diam tetapi ia dapat fokus, memperhatikan, mengatur waktu, dan mengatur pikirannya maka diagnosisnya mungkin bukan ADHD.

Ingin tahu informasi lengkap mengenai perbedaan ADHD dan hiperaktif? Simak informasi selengkapnya berikut ini ya, Moms!

Fakta tentang ADHD

Sebelum memahami perbedaan ADHD dan hiperaktif, ketahui dulu beberapa fakta mengenai ADHD berikut ini.

1. ADHD Bisa Menimpa Siapa Saja

ADHD
Foto: ADHD (Orami Photo Stock)

Anggapan kalau ADHD hanya bisa dialami oleh anak laki-laki itu ternyata tidak benar lho, Moms.

Baik anak laki-laki maupun perempuan bisa mengalami ADHD terlepas dari latar belakang pendidikan, sosial ekonomi, dan budaya.

Menurut psikiater dari JFC Medical Center North Campus, Dr. Mustafa Pirzada, MD, anggapan ini mungkin terbentuk karena gejala ADHD lebih jelas terlihat pada anak laki-laki ketimbang anak perempuan.

Anak laki-laki dengan ADHD umumnya memperlihatkan perilaku hiperaktif, gampang teralihkan perhatian, dan tidak bisa diam.

Sedangkan anak perempuan dengan ADHD justru cenderung lebih banyak diam dan melamun sendiri.

3. ADHD Sering Disertai Kondisi Kesehatan Mental Lainnya

Anak ADHD
Foto: Anak ADHD (Orami Photo Stocks)

Walau ADHD tidak menyebabkan masalah psikologis atau perkembangan, ternyata ADHD pada anak seringkali disertai oleh kondisi seperti:

  • Gangguan belajar.
  • Gangguan kecemasan atau depresi.
  • Disruptive mood dysregulation disorder (DMDD) atau Oppositional defiant disorder (ODD).
  • Perilaku antisosial, gangguan bipolar, atau sindrom tourette.

4. ADHD Bisa Memengaruhi Seluruh Aspek Kehidupan Anak

Sayangnya, sampai saat ini masih banyak orang tua yang menganggap ADHD adalah kondisi masa kecil yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usia.

Padahal menurut International Consensus Statement on ADHD, kondisi ADHD yang dibiarkan dan tidak ditangani bisa memengaruhi seluruh aspek kehidupan anak di masa depan, seperti:

  • Bermasalah dalam mengikuti pelajaran di sekolah hingga lulus dengan sukses.
  • Bermasalah dalam pekerjaan, kehilangan produktivitas, dan berkurangnya kemampuan untuk menghasilkan.
  • Bermasalah dalam hubungan dengan orang lain.
  • Memiliki risiko lebih besar terkena tilang dan kecelakaan lalu lintas.
  • Bermasalah dengan pola makan berlebih dan obesitas.
  • Bermasalah dengan hukum.

Anak dengan ADHD sebenarnya cerdas dan kreatif lho, Moms.

Bila dibantu dengan terapi dan strategi belajar khusus, mereka memiliki peluang lebih besar untuk sukses di sekolah, pergaulan, dan pekerjaan.

5. ADHD Disebabkan oleh Masalah Pada Syaraf Otak

Ilustrasi Otak
Foto: Ilustrasi Otak (Orami Photo Stocks)

Ini dia fakta ADHD pada anak yang perlu disebarluaskan agar para orang tua tidak lagi salah kaprah, Moms.

Penyebab utama ADHD adalah perbedaan dalam komposisi kimia, struktur, dan hubungan syaraf pada otak, yang pada sebagian besar kasus diakibatkan oleh faktor genetik.

ADHD bukan disebabkan oleh konsumsi gula berlebih, pola asuh yang salah, cedera kepala, penggunaan gadget, TV dan video game, alergi, ataupun bahan tambahan dalam makanan.

Meski begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko ADHD pada anak, seperti ibu merokok saat hamil, terpapar racun dari lingkungan, dan lahir prematur.

Tipe ADHD

Sebenarnya kurang tepat jika ADHD disamakan dengan perilaku hiperaktif saja lho, Moms.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) ada tiga tipe ADHD, yaitu:

1. Tipe Hiperaktif-Impulsif

Anak dengan ADHD tipe ini tidak bisa diam, sehingga cenderung banyak berlarian dan berbicara.

Mereka juga sering menyela pembicaraan orang dan sulit mengendalikan diri.

2. Tipe Insentif

Anak dengan ADHD tipe ini sering dianggap ceroboh, karena sulit memusatkan perhatian, mengikuti instruksi, serta mengatur tugas dan aktivitas.

Selain itu, mereka juga cenderung pelupa dan gampang teralihkan perhatiannya.

3. Tipe Kombinasi

Anak dengan ADHD tipe kombinasi biasanya memperlihatkan perilaku hiperaktif-impulsif dan juga kesulitan memusatkan perhatian.

Perbedaan ADHD dan Hiperaktif

Anak Hiperaktif (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Hiperaktif (Orami Photo Stock)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, hiperaktif memang salah satu tanda dari ADHD.

ADHD adalah gangguan neurodevelopmental yang ditandai oleh tiga gejala inti: kurangnya perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas.

Hiperaktif sendiri merupakan salah satu ciri dari ADHD, yang mengacu pada tingkat aktivitas fisik yang tinggi dan sulit untuk dikendalikan.

Jadi, secara singkat perbedaan ADHD dan hiperaktif adalah bahwa hiperaktif bisa jadi salah satu tanda ADHD.

Namun, tak semua anak hiperaktif sudah pasti memiliki gangguan ADHD, lho Moms.

Jika anak Moms energik dan sulit untuk duduk diam, mereka mungkin menunjukkan beberapa tanda ADHD.

Tetapi jika mereka juga dapat mengendalikan impuls dan emosi mereka, memperhatikan, dan merespons dengan tepat di sekolah dan di rumah, mereka mungkin hanya individu yang hiperaktif, dan tidak terpengaruh oleh ADHD.

Beberapa tanda anak ADHD:

  • Tidak bisa duduk diam
  • Impulsif
  • Sulit mengendalikan emosi
  • Kesulitan memperhatikan

Sementara itu, anak hiperaktif menunjukkan beberapa tanda seperti:

  • Gelisah
  • Selalu sibuk
  • Mampu mengelola impuls
  • Mampu memperhatikan

Selain hiperaktif, gejala inti yang mendefinisikan ADHD dapat mencakup impulsif dan kurang perhatian.

Jadi, tidak semua anak dengan ADHD akan mengalami gejala yang sama atau pada tingkat yang sama.

Momspasti akan melihat perubahan dalam bagaimana karakteristik terwujud atau hadir saat mereka melewati berbagai tahap kehidupan.

Penyebab Anak Menjadi Hiperaktif

Hiperaktif (Orami Photo Stock)
Foto: Hiperaktif (Orami Photo Stock)

Jika tidak terdiagnosis ADHD, anak bisa bertumbuh menjadi hiperaktif akibat beberapa alasan.

Ada juga alasan lain mengapa anak mengalami tingkat energi yang sangat tinggi atau hiperkatif.

Beberapa penyebab potensial hadirnya sifat hiperaktif pada anak termasuk:

1. Kondisi Kesehatan Mental

Beberapa kondisi kesehatan mental dapat memengaruhi aktivitas dan tingkat energi, termasuk kecemasan dan gangguan bipolar.

2. Kondisi Medis

Kondisi medis tertentu juga dapat memengaruhi tingkat energi, termasuk hipertiroidisme dan gangguan sistem saraf.

3. Kurangnya Aktivitas

Aktivitas fisik yang tidak mencukupi juga dapat menyebabkan perasaan gelisah dan berenergi tinggi.

4. Stres

Anak-anak juga dapat mengalami hiperaktif sebagai respons terhadap stres.

5. Kelelahan

Terkadang, anak-anak mungkin mengalami ledakan tingkat energi tinggi yang paradoks saat lelah.

Anak-anak dengan ADHD juga mungkin mengalami kesulitan tidur dan kelelahan, sehingga mengatur emosi dan perilaku mereka menjadi lebih menantang.

Jika anak Moms termasuk anak hiperaktif, bicarakan dengan dokter lebih baik.

Dokter anak dapat mengevaluasi gejalanya, mengesampingkan kondisi lain, membuat diagnosis, dan merekomendasikan perawatan dan strategi penanggulangan yang dapat membantu.

Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Hiperaktif
Foto: Hiperaktif (todaysparent.com)

Apakah anak mengalami hiperaktivitas yang berasal dari ADHD atau memiliki tingkat energi yang sangat tinggi?

Tak usah khawatir, ada beberapa strategi yang dapat Moms gunakan untuk membantu mereka mengatasinya.

1. Bantu Anak Memahami Harapan Orang Tua

Memberi anak-anak rasa struktur dapat membantu mereka lebih memahami ekspektasi dan apa yang perlu mereka lakukan pada waktu tertentu sepanjang hari.

2. Kurangi Gangguan

Anak-anak yang hiperaktif atau berenergi tinggi memiliki waktu yang lebih sulit untuk mengerjakan tugas.

Jadi mengurangi kesempatan untuk mengalihkan perhatian dapat membantu meningkatkan fokus mereka.

3. Biarkan Mereka Bermain

Pastikan anak memiliki banyak kesempatan untuk terlibat dalam permainan yang aktif secara fisik.

Ini dapat mencakup waktu di luar ruangan, Moms juga dapat mempertimbangkan untuk mendaftarkan mereka ke aktivitas lain, termasuk tim olahraga.

4. Batasi Gula dan Kafein

Kelebihan gula dan kafein dapat memperburuk tingkat energi yang tinggi, tetapi juga dapat mengganggu tidur.

Membatasi zat ini dapat membantu anak mengatur perilakunya dengan lebih baik.

Yuk Moms, bantu sebarkan fakta ADHD pada anak diatas agar setiap orang tua dapat mendukung perkembangan buah hatinya dengan optimal.

Apa Moms tahu, apalagi kondisi pada anak yang sering disalahpahami oleh para orang tua?

  • https://www.verywellmind.com/difference-between-an-energetic-child-and-one-with-adhd-20486
  • https://strategicpsychology.com.au/the-difference-between-adhd-and-an-active-child/
  • https://www.additudemag.com/adhd-or-just-hyperactive
  • https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/add-vs-adhd

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.