Pergaulan Bebas: Penyebab, Dampak, dan Cara Menghindarinya
Pergaulan bebas menjadi salah satu hal yang ditakutkan oleh para orang tua ketika Si Kecil beranjak remaja.
Menurut studi yang diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas Airlangga, remaja adalah masa pencarian jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, ingin tampil menonjol, dan diakui eksistensinya.
Namun di sisi lain, remaja mengalami ketidakstabilan emosi, sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok.
Jika anak terjerumus dalam pergaulan bebas, maka akan berdampak negatif untuk pertumbuhan anak dan masa depannya.
Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui lebih lanjut faktor hingga cara mencegah pergaulan bebas berikut!
Baca Juga: 16 Ciri-Ciri Depresi, dari Emosional hingga Ingin Bunuh Diri
Pengertian Pergaulan Bebas
Melansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), istilah 'bebas' yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.
Jadi, yang dimaksud dengan pergaulan bebas adalah perilaku menyimpang yang melewati batas norma yang berlaku di masyarakat, mulai dari norma agama hingga norma hukum.
Banyak hal dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan ini.
Salah satu yang utama adalah ketidaktahuan anak akan dampak dari pergaulan bebas itu sendiri.
Oleh karena itu, baik orang tua maupun anak perlu memahami apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas.
Tujuannya adalah supaya perilaku-perilaku menyimpang ini dapat dihindari dan dicegah.
Macam-macam pergaulan yang bebas juga bukan terjadi tanpa alasan.
Terdapat sejumlah faktor pergaulan bebas yang perlu dipahami oleh orang tua dilihat dari penyebabnya.
Baca Juga: Kenali FOMO, Sindrom Fear of Missing Out yang 'Berbahaya'
Contoh Pergaulan Bebas
Berikut ini beberapa contoh pergaulan bebas yang sebaiknya anak-anak hindari.
Yuk, Moms dan Dads, awasi tingkah laku anak-anak di rumah agar tidak terjerumus dalam salah satu pergaulan bebas di bawah ini.
1. Seks Bebas
Salah satu contoh pergaulan bebas yaitu seks bebas.
Ini adalah kegiatan di mana seseorang melakukan hubungan seksual dengan satu atau lebih pasangan tanpa ikatan pernikahan.
Bahkan, sering kali hubungan badan yang dilakukan melibatkan berbagai pasangan berbeda.
Kegiatan ini dianggap sebagai pergaulan bebas karena melanggar norma dan nilai yang berlaku dalam banyak masyarakat, yang umumnya mengharuskan hubungan seksual dilakukan dalam batasan pernikahan atau komitmen jangka panjang.
Seks bebas bisa membawa dampak negatif, seperti risiko tinggi terhadap penyebaran penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS, serta kemungkinan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, seks bebas juga bisa berdampak pada kesehatan mental dan emosional karena mungkin menimbulkan perasaan tidak aman, kesepian, atau tertekan.
2. Mengonsumsi Minuman Keras
Pergaulan bebas juga mencakup kebiasaan minum minuman keras yang berlebihan.
Mengonsumsi minuman keras, sering kali dikaitkan dengan berbagai perilaku berisiko lainnya.
Mulai dari seks bebas, kekerasan, dan pengambilan keputusan yang buruk karena alkohol dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dan membuat keputusan yang rasional.
Selain itu, minuman keras juga dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis, yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: 10+ Cara Melindungi Anak dari Bahaya Predator Seksual
3. Narkoba
Contoh pergaulan bebas selanjutnya yakni penggunaan narkoba atau obat-obatan terlarang.
Penggunaan narkoba bisa mengubah cara berpikir, perasaan, dan perilaku seseorang, sering kali memburukkannya.
Narkoba juga bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan psikis yang kuat, membuat seseorang kesulitan berhenti menggunakannya meskipun sudah mengetahui dampak buruknya.
Selain itu, narkoba bisa memicu perilaku berisiko lain seperti mengemudi dalam keadaan tidak sadar atau terlibat dalam kegiatan kriminal.
4. Balapan Liar
Balapan liar adalah kegiatan mengendarai kendaraan, biasanya sepeda motor, dengan kecepatan tinggi dan seringkali dilakukan di jalan umum tanpa izin dari pihak berwenang.
Tentunya, kegiatan ini melanggar hukum dan norma keselamatan yang berlaku.
Balapan liar sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kecelakaan yang tidak hanya membahayakan pengemudi yang terlibat, tetapi juga orang lain di jalan, seperti pengendara lain, pejalan kaki, dan pengguna jalan lainnya.
Kecelakaan tersebut bisa berakibat fatal atau menyebabkan cedera serius.
Selain itu, balapan liar sering kali dianggap sebagai tanda dari perilaku yang tidak bertanggung jawab dan pemberontakan terhadap aturan, yang merupakan ciri dari pergaulan bebas.
5. Tawuran
Tawuran adalah bentuk pertengkaran atau perkelahian massal yang sering terjadi antara kelompok-kelompok remaja atau pemuda, biasanya terkait dengan persaingan antarsekolah atau kelompok tertentu.
Kegiatan ini dianggap sebagai pergaulan bebas karena merupakan ekspresi dari perilaku yang tidak terkontrol dan melampaui batas-batas perilaku yang diterima oleh masyarakat.
Tawuran sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cedera serius bahkan kematian bagi para pesertanya atau orang-orang yang tidak sengaja terlibat.
Selain itu, tawuran juga menimbulkan ketakutan dan kecemasan di masyarakat, mengganggu ketertiban umum, dan mengakibatkan kerugian materi.
Baca Juga: 7 Penyebab Anak Berperilaku Buruk, Bisa Karena Stres atau Pola Asuh Otoriter
Penyebab Pergaulan Bebas
Masalah pergaulan bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa. Ini yang membuat banyak orang tua merasa khawatir.
Sebab, saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Tindakan-tindakan tersebut muncul bukan tanpa alasan.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja, seperti berikut:
1. Broken Home
Broken home tidak hanya terjadi akibat perceraian orang tua, tetapi juga situasi yang tidak nyaman di dalam rumah.
Anak-anak yang menjadi korban dari broken home rentan terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas.
Akibat broken home, anak-anak cenderung tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ayah dan ibunya.
Hal ini menyebabkan mereka mencari pelarian dan rentan terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.
2. Minimnya Tingkat Pendidikan Keluarga
Salah satu faktor penyebab pergaulan bebas remaja adalah lingkungan keluarga yang memengaruhi tindakan dan perilaku remaja.
Tingkat pendidikan keluarga yang minim bisa membuat remaja mudah terjerumus pergaulan bebas.
Pengawasan orangtua yang tidak intens membuat remaja bisa terpengaruh tanpa tahu benar tidaknya perilaku mereka.
Contohnya seperti memberi izin kepada anak untuk berpacaran, tetapi orang tua tidak melakukan pengawasan dengan ketat.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya lebih bijak dalam mendampingi dan mendidik anak.
Jangan sampai hal tidak diinginkan menimpanya.
3. Kondisi Lingkungan
Tak bisa dimungkiri bahwa lingkungan sekitar juga menjadi faktor yang menyebabkan anak remaja terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.
Jika anak bergaul dengan anak-anak yang baik, mereka dapat mendapatkan pengaruh positifnya.
Sementara itu, jika anak dikelilingi oleh orang-orang yang berperilaku buruk, mereka bisa terjerumus ke dalam perilaku negatif yang dilakukan oleh orang di sekelilingnya.
Jadi, sudah sepatutnya bagi Moms dan Dads untuk mengawasi lingkungan pergaulan anak.
Apabila anak terdeteksi memiliki lingkungan pertemanan yang tidak baik, coba ajak mereka berkomunikasi sehingga dapat menjauhinya.
Tentunya, orang tua perlu amat berhati-hati akan hal ini. Jangan sampai membuat anak merasa terlalu dikekang.
4. Faktor Ekonomi Keluarga
Faktor ekonomi juga memicu anak-anak remaja memilih pergaulan bebas.
Ekonomi keluarga yang kurang berkecukupan membuat anak berisiko putus sekolah.
Hal ini bertambah jika keluarga tidak mendukung dan tidak berusaha untuk menunjang pendidikan anak.
Akibatnya, remaja menjadi kurang ilmu dan pendidikan, sehingga membuat tanpa sadar terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Misalnya, mudah tergiur dengan uang yang dijanjikan oknum tertentu untuk melakukan hal-hal di luar norma.
Baca Juga: 7 Cara Mengajarkan Anak Toleransi yang Mudah Dipahami
5. Penyalahgunaan Internet
Faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja selanjutnya adalah penggunaan internet.
Internet yang penggunaannya tidak tepat menjadi gerbang menuju pergaulan yang bebas dan tidak terkontrol.
Peredaran arus informasi di internet yang masif dan tak terhindarkan membuat remaja bisa mengakses apapun yang ada di internet, baik itu informasi yang benar maupun tidak.
Hal yang membuat internet berbahaya adalah risiko remaja meniru konten yang tidak pantas di internet.
Karenanya, orang tua perlu melakukan pengawasan saat anak remaja mengakses internet.
6. Trauma Akibat Pelecehan Seksual
Penyebab pergaulan bebas lainnya pada anak remaja adalah adanya perasaan trauma yang diderita akibat pelecehan seksual saat kecil.
Hubungan antara pelecehan seksual dengan pergaulan bebas ini pun dijelaskan dalam sebuah laporan American Academy of Experts in Traumatic Stress (AAETS).
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa pelecehan seksual pada masa kanak-kanak diketahui menghasilkan segudang gejala yang mengganggu aktivitas.
Mulai dari depresi, gangguan tidur, rendah diri, rasa bersalah, malu, gangguan disosiatif, kecemasan, dan kesulitan hubungan.
Seringkali, gejala-gejala tersebut menandakan adanya sebuah gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Studi di Journal of the Psychotherapy Patient disebutkan bahwa pelecehan seksual yang mengakibatkan masalah perilaku, emosional, dan fisik seringkali diatasi dengan cara salah.
Misalnya diatasi dengan perilaku kompulsif atau adiktif terhadap seks yang berujung pada pergaulan bebas.
Melalui seks bebas, anak yang mengalami trauma akan pelecehan seksual akan memperoleh kepuasan karena dianggap menarik, diinginkan, dan berharga.
Perasaan tersebut tentunya berbanding terbalik dengan dampak pelecehan yang mereka terima sebagai korban sehingga anak sulit keluar dari kebiasaan itu.
Padahal sebaiknya, rasa trauma yang timbul akibat pelecehan seksual ini diatasi dengan terapi bersama psikolog, psikiater, atau profesional lainnya.
Baca Juga: Mengenal Pola Asuh Permisif dan Dampak Buruknya pada Anak
Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
Di Indonesia, terdapat nilai dan norma berdasarkan budaya, suku, agama, dan jenis kelamin.
Norma inilah yang membatasi sikap dan perilaku seseorang sesuai aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Saat belum mengetahui penyebab anak muda melakukan hal tersebut, para orang tua dan orang dewasa dapat melihat dari ciri-ciri pergaulan bebas yang ditunjukkan dalam beberapa perilaku berikut ini:
- Melakukan seks bebas.
- Berpakaian tidak pantas yang melanggar norma.
- Mengalami tekanan emosi dan masalah kesehatan mental.
- Tidak menghargai orang tua.
- Membuang waktu dengan hal tidak berguna seperti main games berlebihan dan sering begadang.
- Suka menghamburkan uang demi kesenangan.
- Berprilaku emosional yang merugikan masyarakat.
- Suka mengikuti hal-hal berbahaya dan tidak bermanfaat.
- Mencuri demi mendapatkan uang atau barang yang diinginkan.
- Perilaku emosional, tidak mau mengalah, dan suka membanggakan diri.
- Remaja yang merokok dan minum-minuman alkohol.
- Memakai obat-obatan terlarang seperti narkoba.
Dampak Negatif Pergaulan Bebas pada Remaja
Tahukah Moms jika anak terjerumus dalam pergaulan bebas, maka akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
Selain itu, pergaulan bebas akan mengantarkan anak pada kegiatan menyimpang.
Berikut ini penjelasan mengenai apakah dampak negatif dari pergaulan bebas?
1. Kenakalan remaja
Dalam jurnal penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Padjadjaran, kenakalan remaja adalah semua perilaku menyimpang dari norma-norma maupun nilai-nilai hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku ini dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
Dampak negatif dari pergaulan bebas dalam bentuk kenakalan remaja pun remaja pun beragam.
Mulai dari yang ringan seperti mengganggu ketertiban dan ketentraman lingkungan, hingga tingkat yang lebih ekstrem.
Baca Juga: 8+ Jenis Penyimpangan Seksual dan Terapi untuk Mengatasinya
2. Gangguan Kesehatan Akibat Konsumsi Makanan dan Minuman Terlarang
Mengonsumsi narkotika, minum-minuman keras, merokok, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dapat membahayakan kesehatan.
Dalam penelitian Universitas Islam Indonesia, dijelaskan bahwa ada gangguan kesehatan yang mengintai jika seseorang kecanduan mengonsumsi narkoba dan miras, yakni:
- Malas melakukan sesuatu termasuk makan sehingga fisik lemah dan kekurangan nutrisi.
- Gaya hidup yang tidak higienis alias jorok menyebabkan seseorang jadi lebih mudah terkena penyakit.
- Sering mual, muntah, sulit tidur, hingga sakit kepala.
- Meningkatnya tekanan darah, gangguan otot pada jantung, dan gangguan keseimbangan.
- Lamban dalam berpikir dan bertindak, menjadi ceroboh, terlihat gelisah dan cemas.
- Terjadi gangguan mental, kehilangan kepercayaan diri, apatis, penuh kecurigaan, sering menyakiti diri sendiri.
- Kematian.
3. Seks Bebas
Seks bebas adalah cara seseorang dalam melepaskan dorongan seksual yang berasal dari belum matangnya organ seksual seperti akibat dari berpacaran, bercumbu, hingga melakukan kontak seksual.
Jika dilakukan oleh remaja, hal ini bisa menjadi salah satu penyalahan norma yang tidak sesuai dengan lingkungan.
Melakukan seks bebas tentunya akan membuat banyak bahaya mengintai, antara lain, tertular penyakit kelamin, HIV/AIDS, kehamilan yang tidak direncanakan, dan kanker serviks.
Baca Juga: Eksibisionisme, Penyimpangan Seksual dengan Menunjukkan Alat Kelamin pada Orang Asing
4. Pendidikan Terhambat
Jika anak terjerumus pada pergaulan bebas, akan berpengaruh pada pendidikan dan prestasi belajar anak.
Mulai dari prestasi belajar anak menurun, malas belajar, membantah perkataan orang tua, bolos sekolah, hingga tidak mau mengenyam pendidikan.
Padahal pendidikan adalah hal penting yang harus diutamakan.
Sebab, pendidikan yang baik akan membentuk karakter anak menjadi lebih baik, berakhlak, dan berkarakter.
Salah satu dampak negatif dari pergaulan bebas adalah putus sekolah.
Padahal, pendidikan adalah investasi sumber daya manusia yang panjang yang memiliki nilai lebih dan strategis untuk kelangsungan serta peradaban hidup manusia.
Oleh sebab itu, penting untuk menyemangati, mengarahkan, menasehati, dan memberikan contoh yang baik pada anak agar semangat mengenyam pendidikan untuk masa depan yang lebih cerah.
5. Renggangnya Hubungan Anak dan Keluarga
Dampak negatif lainnya dari pergaulan bebas adalah renggangnya hubungan anak dengan keluarga.
Di masa remaja, anak membutuhkan pengakuan, perhatian, dan eksistensi di tengah masyarakat maupun keluarga.
Dalam fase ini, ketika anak terjerumus pada pergaulan bebas, ia akan cenderung jadi sosok pembangkang dan tidak mematuhi perintah orang tua.
Penting untuk menyadarkan anak bahwa Moms maupun keluarga siap membantu ketika ia mengalami kesulitan.
Tak hanya kesulitan dalam belajar, tetapi juga menemani dan mendengarkan ceritanya ketika ia sedang merasa sedih, marah, gelisah, cemas, dan hal-hal buruk yang terjadi dalam hidupnya.
Baca Juga: Sudahkah Moms Terapkan PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
Cara Mencegah Pergaulan Bebas
Berikut cara mencegah pergaulan bebas agar bergaul tidak kelewat batas, yuk simak!
1. Edukasi Sejak Dini
Berikan anak edukasi tentang pergaulan bebas dan dampak buruknya.
Menyampaikan bahwa perilaku tersebut bisa merusak masa depan anak termasuk menyebabkan gangguan kesehatan dan potensi terjangkit HIV/AIDS.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Jadikan sesi ini menjadi obrolan nyaman, sehingga anak tak merasa diancam atau dituntut, yang akhirnya membuat mereka enggan bercerita kelak.
2. Menjaga Hubungan Orang Tua dan Anak
Cara menghindari pergaulan bebas selanjutnya yaitu menjaga hubungan orang tua dan anak.
Hubungan orang tua dan anak yang erat secara langsung dapat meningkatkan pengawasan yang lebih baik kepada anak.
Selain itu, hubungan yang baik dengan keluarga bisa membuat anak semakin terbuka dengan orang tua.
Sikap terbuka kepada orang tua ini berperan penting untuk meminimalkan anak bertindak menyimpang.
Oleh karenanya, sudah seharusnya orang tua menciptakan suasana rumah yang hangat dan nyaman untuk anak.
Dengan begitu, anak akan terhindar dari pergaulan bebas.
3. Menyeleksi Tontonan dan Bacaan
Orang tua perlu menyeleksi tayangan-tayangan serta bacaan yang mendukung pergaulan bebas.
Daripada bermain gadget, maksimalkan masa golden age anak dengan membuat hubungan emosi yang kuat antara anak dan orang tua.
Misalnya melalui pembelajaran fun learning atau aktivitas kegiatan edukatif.
4. Membentuk Karakter yang Positif
Cara mencegah pergaulan bebas adalah membentuk karakter yang positif.
Pembentukan karakter manusia sejak kecil sangat diperlukan agar ia menjadi pribadi yang kuat dan berpendirian kokoh.
Sehingga walaupun mempunyai kesempatan untuk hidup bebas, ia dapat mengendalikan dirinya.
Tentunya, pembentukan karakter yang positif pada anak tidak bisa dilakukan secara instan.
Perlu adanya kekompakan antara Moms dan Dads dalam mendidik anak sejak dini.
Jangan lupa juga untuk menjadi contoh atau teladan baik bagi buah hati di rumah agar pelajaran yang ditanamkan pada anak lebih membekas dan mudah diikuti.
5. Pilih Lingkungan Pertemanan yang Saling Mendukung
Cara mencegah pergaulan bebas selanjutnya adalah memilih teman.
Sangat penting untuk memilih teman dan mengenali tipe kepribadian manusia yang sekiranya dapat memberikan pengaruh positif, seperti bagaimana cara menjadi pribadi yang menyenangkan.
Hindari untuk bergaul dengan teman yang membawa kita ke arah negatif sehingga hal-hal tidak diinginkan dapat diminimalisir.
Itulah dia Moms penjelasan mengenai pergaulan bebas mulai dari penyebab, dampak, hingga pencegahannya.
Jika merasa tak mampu menangani kenakalan anak, Moms bisa berkonsultasi pada ahlinya yakni psikolog atau psikiater.
Hal ini untuk mendapatkan penanganan yang tepat terkait perilaku menyimpang Si Kecil. Semangat mendidik anak ya, Moms!
- http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Liliek-Pratiwi-M.KM_.pdf
- http://repository.unair.ac.id/48823/4/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN%20.pdf
- https://www.hmj.accounting.uii.ac.id/ajie/article/view/7837
- https://ditsmp.kemdikbud.go.id/apa-penyebab-terjadinya-pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/246491
- https://www.nap.edu/read/2220/chapter/9#151
- https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1300/J358v08n01_03?journalCode=wzpy20
- https://www.healthyplace.com/comment/84394
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.