13 September 2022

Jenis Pil KB untuk Ibu Menyusui dan Efek Sampingnya

Apakah meminum pil KB lantas menyurutkan produksi ASI?

Sejak kelahiran anak pertama, banyak orang mempertimbangkan pil KB untuk ibu menyusui.

Pil KB yang dikonsumsi dengan cara diminum dinilai sebagai alat kontrasepsi pencegah kehamilan yang cukup efektif.

Selain pil KB, sebagian ibu yang baru melahirkan memilih alat kontrasepsi non-hormonal, seperti kondom, atau kalender kesuburan.

Yuk, kenali lebih lanjut serta aneka rekomendasi KB yang bagus untuk ibu menyusui dan tidak bikin gemuk.

Baca Juga: Arti Haid Menurut Tanggal dan Hari dalam Kalender Primbon Jawa

Bolehkah Ibu Menyusui Konsumsi Pil KB?

Bolehkah Ibu Menyusui Konsumsi Pil KB?
Foto: Bolehkah Ibu Menyusui Konsumsi Pil KB? (Orami Photo Stock)

Pendapat terkait ibu menyusui mengonsumsi pil KB akan berbeda pada jenis alat kontrasepsi yang digunakan.

American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan, minum pil KB untuk ibu menyusui tidak boleh dimulai sampai bayi berusia 6 minggu.

Sementara itu, World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk tidak sama sekali menyusui sambil minum pil KB, khususnya di awal kelahiran bayi.

Menurut organisasi yang mengadvokasi ibu menyusui, La Leche League International (LLLI), sering ditemukan produksi ASI yang terhenti akibat minum pil KB saat menyusui.

Dengan demikian, referensi lain menyarankan agar ibu menyusui tidak menggunakan kontrasepsi minum, seperti pil KB.

Lalu, harus bagaimana untuk mencegah kehamilan saat masih menyusui?

Alternatifnya adalah dengan menggunakan bentuk kontrasepsi lain, sampai Moms benar-benar masuk ke dalam fase menyapih bayi.

Benarkah Pil KB Bisa Mempengaruhi ASI?

Benarkah Pil KB Bisa Mempengaruhi ASI?
Foto: Benarkah Pil KB Bisa Mempengaruhi ASI?

Ada sebuah penelitian di University of Illinois di Chicago terhadap bayi yang disusui ibu minum pil KB sebagai pencegah kehamilan.

Diketahui, pil KB untuk ibu menyusui dapat mempengaruhi volume ASI sehingga terjadi penurunan produksi.

Seperti diketahui, pil KB merupakan pil mini yang mengandung hormon progesteron dosis rendah.

Dalam penelitian tersebut disebutkan, obat yang disebut pil progestin itu berefek samping pada produksi ASI.

Karenanya, konsumsi pil progestin pada ibu menyusui sebaiknya menunggu hingga Si Kecil berusia 6-8 minggu.

Menurut American Academy of Family Physicians, sebagian besar ibu menyusui yang minum progestin saat bayi berusia 6-8 minggu tidak mengalami masalah dengan suplai ASI.

Namun, mengutip Healthline, pil KB tradisional masih mungkin mengandung campuran hormon estrogen dan progestin.

Beberapa wanita mungkin tetap akan mengalami suplai ASI yang berkurang saat menggunakan pil kombinasi.

Mengetahui adanya kondisi tersebut, ibu menyusui yang hendak menggunakan pil KB jenis apa pun sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.

Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan serta efektivitas dari pil KB yang dikonsumsi selama menyusui bayi.

Baca Juga: Mengenal KB Steril, Prosedur Kontrasepsi yang Sangat Efektif Cegah Kehamilan

Apa Pil KB yang Bagus untuk Ibu Menyusui?

Apa Pil KB yang Bagus untuk Ibu Menyusui?
Foto: Apa Pil KB yang Bagus untuk Ibu Menyusui? (Orami Photo Stock)

Jika Moms ingin menggunakan kontrasepsi minum sebagai pil KB untuk ibu menyusui, jenis pil mini bisa menjadi pilihan.

Pil ini hanya mengandung progestin, jadi dianggap lebih aman untuk digunakan oleh ibu menyusui.

Karena setiap pil mini dalam paket 28 pil mengandung progestin, Moms kemungkinan besar tidak akan mengalami menstruasi bulanan.

Tetapi, mungkin mengalami bercak atau pendarahan tidak teratur saat tubuh menyesuaikan diri.

Seperti kontrasepsi lain yang mengandung progestin, Moms dapat mulai meminum pil KB untuk ibu menyusui antara 6-8 minggu pasca melahirkan.

Diketahui, efektivitas metode ini antara 87 dan 99,7% dalam mencegah kehamilan.

Saat menggunakan pil KB untuk ibu menyusui jenis ini, mungkin akan mengalami sakit kepala hingga hasrat seksual yang berkurang.

Baca Juga: Ingin KB Permanen? Yuk, Kenali Prosedur Vasektomi dan Tubektomi!

Efek Konsumsi Pil KB untuk Ibu Menyusui

Efek Konsumsi Pil KB untuk Ibu Menyusui
Foto: Efek Konsumsi Pil KB untuk Ibu Menyusui

Ada beberapa efek samping yang mungkin timbul ketika menggunakan pil KB untuk menyusui.

Berikut sejumlah daftar efek samping pil KB untuk ibu menyusui:

1. Mempengaruhi Pencernaan Bayi

Perlu Moms ketahui, minum pil KB untuk ibu menyusui ternyata juga memengaruhi pencernaan bayi.

Meskipun dosisnya rendah, sejumlah kecil hormon sintetis dalam kontrasepsi akan masuk kepada tubuh bayi melalui ASI.

Namun tenang, tidak ada bukti bahwa konsumsi progestin berbahaya bagi bayi.

Beberapa bayi yang berusia kurang dari 6 minggu mungkin mengalami kesulitan mencerna hormon.

Karena faktor ini, sejumlah ibu menyusui tidak dianjurkan untuk mulai menggunakan kontrasepsi hormonal langsung ketika bayi lahir.

2. Bayi Lebih Rewel

LLLI merangkum banyak laporan ibu mengeluhkan bayi rewel setelah mereka minum pil KB sambil menyusui.

Terutama pil KB untuk ibu menyusui yang menggunakan kombinasi hormon mengandung estrogen.

Estrogen yang masuk ke dalam ASI, efek berbahayanya belum terlihat pada bayi. Kerugiannya di sini hanya terletak pada suplai ASI.

Dalam situs Ask Dr. Sears, dijelaskan bahwa sejumlah kecil hormon sintetis dalam alat kontrasepsi ini masuk ke dalam ASI.

Namun, tidak ada bukti bahwa hal ini berbahaya bagi bayi.


3. Efek Jangka Panjang pada Si Kecil

Studi lanjutan mengungkapkan tidak ada masalah jangka panjang pada bayi dan anak-anak yang terus menyusui.

Hal ini baik pil KB untuk ibu menyusui dengan atau tanpa hormon estrogen di dalamnya.

Namun, beberapa dokter mempertanyakan penggunaan kontrasepsi hormonal pada ibu menyusui karena kemungkinan efek lain.

Diyakini, adanya pengaruh perkembangan seksual atau reproduksi jangka panjang anak-anak di usia dewasa nanti.

Selain itu, situs Kelly Mom menjelaskan bahwa penggunaan pil KB untuk ibu menyusui juga membuat bayi lebih sering menangis.

Penyebabnya karena adanya hormon di dalam alat kontrasepsi kehamilan yang digunakan.

4. Penurunan Produksi ASI

Dalam jurnal Drugs and Lactation Database, banyak ibu menyusui yang menggunakan pil jenis kombinasi mengalami penurunan ASI.

Adanya penurunan produksi ASI ini dapat mengurangi momen bonding saat Moms menyusui Si Kecil.

Mengutip Mayo Clinic, Moms bisa memilih jenis kontrasepsi minum yang mengandung hormon progestin.

Tidak seperti kontrasepsi pil kombinasi, pil KB untuk ibu menyusui ini tidak mengandung estrogen.

Cara kerja pil KB untuk ibu menyusui ini yakni dengan mengentalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan rahim (endometrium).

Hingga akhirnya, proses ini mencegah sperma mencapai sel telur untuk melakukan pembuahan.

Cara Meredakan Efek Samping Pil KB saat Menyusui

Cara Meredakan Efek Samping Pil KB saat Menyusui
Foto: Cara Meredakan Efek Samping Pil KB saat Menyusui (vox.com)

Meskipun pil KB juga menekan ovulasi, tetapi cara kerja ini tidak secara konsisten.

Karena itu, untuk efektivitas maksimal, Moms harus mengonsumsi pil mini pada waktu yang sama setiap hari.

Banyak ibu yang menyadari suplai ASI mereka menurun dengan kontrasepsi hormonal.

Untuk mengatasinya, Moms perlu menyusui lebih sering dan pompa ASI setelah menyusui selama beberapa minggu pertama dengan pil mini.

Jika suplai ASI terus menurun, hubungi konsultan laktasi untuk mendapatkan saran tentang meningkatkan suplai ASI.

Tujuannya agar Si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup meski sedang menggunakan pil KB untuk menyusui.

Oleh karenanya, direkomendasikan KB atau kontrasepsi non hormonal bagi ibu menyusui agar lebih aman.

Namun, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan bidan atau dokter spesialis ginekolog sebelum menggunakan.

Ini untuk memperoleh masukan kontrasepsi yang terbaik bagi kondisi tubuh Moms.

Baca Juga: Lupa Minum Pil KB? Begini Cara Mengatasinya agar Tidak Berisiko Hamil

Mengapa Tidak Menstruasi Pasca Melahirkan?

Mengapa Tidak Menstruasi Pasca Melahirkan?
Foto: Mengapa Tidak Menstruasi Pasca Melahirkan?

Jika selesai masa nifas, Moms yang menyusui belum datang bulan kembali, tidak perlu khawatir bahwa itu kehamilan.

Menyusui bayi secara eksklusif enam bulan terbukti menjadi metode KB paling alami, atau dikenal dengan Metode Amenore Laktasi (LAM).

Untuk menggunakan LAM, Moms harus dapat menjawab "ya" untuk SEMUA dari tiga pertanyaan ini.

Pertama: "Apakah bayi saya berusia kurang dari enam bulan?",

Kedua: "Apakah bayi saya menyusu sangat sering menyusu dalam porsi banyak, siang dan malam?"

Ketiga: "Apakah saya tidak mengalami pendarahan vagina (bahkan tidak bercak) sejak enam minggu setelah bayi saya lahir?"

Jika Moms dapat menjawab 'ya' untuk SEMUA pertanyaan ini, peluang Moms untuk hamil kurang dari 2%, menjadikan LAM sama efektifnya dengan menggunakan kondom.


Pilihan Jenis KB yang Bagus untuk Ibu Menyusui

Mengutip Cleveland Clinic, wanita menyusui memiliki banyak pilihan KB, selain mengonsumsi pil KB sebagai pencegah kehamilan.

Banyak kontrasepsi dapat dimulai segera setelah lahir, termasuk alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), implan lengan, dan pil progestin.

Kontrasepsi atau pencegah kehamilan yang paling efektif adalah alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD dan implan lengan.

Artinya, kemungkinan hamil jauh lebih rendah saat menggunakan IUD atau implan dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya.

Berikut beberapa jenis KB yang bagus untuk ibu menyusui agar tidak gemuk:

1. IUD

IUD.png
Foto: IUD.png (Awhdallas.com)

Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) memiliki keefektifan lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan.

IUD adalah bentuk kontrasepsi reversibel kerja panjang (LARC). Ada dua jenis IUD yang tersedia, hormonal dan non-hormonal.

Keduanya hanya tersedia dengan resep dokter dan memberikan pencegahan kehamilan mulai dari 5-10 tahun.

  • IUD Hormonal

IUD hormonal mengandung progestin yang merupakan bentuk sintetis dari hormon progesteron.

Hormon akan mengentalkan lendir serviks sehingga mencegah sperma mencapai rahim.

Cara kerjanya, yakni dokter akan memasukkan perangkat plastik berbentuk T ke dalam rahim Moms untuk mencegah pembuahan.

Meski cukup efektif mencegah kehamilan, tetapi IUD memiliki risiko infeksi yang cukup besar karena adanya benda asing yang dimasukkan dalam rahim.

IUD hormonal mungkin membuat beberapa wanita berhenti mengalami menstruasi.

  • IUD Non Hormonal

Sementara IUD non hormonal menggunakan sejumlah kecil tembaga untuk mengganggu pergerakan sperma.

Proses ini yang pada akhirnya dapat mencegah pembuahan dan implantasi sel telur.

Moms dapat memasang IUD segera setelah melahirkan untuk mencegah kehamilan atau pembuahan.

Tetapi, sebaiknya tanyakan kepada dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Efek samping dari pemasangan IUD juga mungkin meliputi kram setelah pemasangan, perdarahan tidak teratur atau berat, dan bercak di antara siklus haid.

Baca Juga: Cara Minum Pil KB yang Benar, Ketahui Aturannya, Moms!

2. Implan Lengan

Selain IUD, Moms yang sedang menyusui juga bisa memilih implan lengan untuk kontrasepsi saat masa menyusui.

Ini juga bisa menjadi pilihan dalam mencegah kehamilan karena keefektifannya dapat mencapai 99%.

Dokter akan memasukkan sebuah perangkat kecil berbentuk batang seukuran batang korek api di bawah kulit di lengan atas.

Setelah terpasang, implan dapat membantu mencegah kehamilan hingga 4 tahun.

Implan mengandung hormon progestin. Hormon ini membantu mencegah ovarium Moms melepaskan sel telur.

Ini juga membantu mengentalkan lendir serviks, sehingga mencegah sperma mencapai sel telur.

Meski implan lengan jarang menyebabkan komplikasi, tetapi Moms perlu segera menghubungi dokter jika mengalami sakit lengan.

Perhatikan gejala lain yang tidak hilang seperti tanda-tanda infeksi, seperti demam atau kedinginan, dan pendarahan vagina yang luar biasa berat.

Itulah penjelasan mengenai dampak dari konsumsi pil KB untuk ibu menyusui.

Guna menghindari dampak buruk tersebut, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter, ya, Moms.

Dengan demikian, Moms bisa mendapatkan pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui yang paling tepat, aman, dan efektif.

  • https://www.acog.org/patient-resources/faqs/contraception/progestin-only-hormonal-birth-control-pill-and-injection
  • https://www.llli.org/breastfeeding-info/birth-control/
  • https://www.aafp.org/afp/2005/1001/p1303.html
  • https://www.healthline.com/health/birth-control/birth-control-while-breastfeeding#minipill
  • https://www.askdrsears.com/topics/feeding-eating/breastfeeding/while-taking-medication/taking-oral-contraceptives-while-breastfeeding
  • https://kellymom.com/bf/can-i-breastfeed/meds/birthcontrol/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501295/
  • https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/minipill/about/pac-20388306
  • https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/15280-contraception-during-breastfeeding
  • https://www.healthline.com/health/birth-control/birth-control-while-breastfeeding

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.