11 Maret 2018

Plus Minus KB IUD dan Cara Pemasangannya di Rahim Moms

Begini cara memasang KB Spiral dalam rahim

Jika Moms mempertimbangkan pilihan untuk alat kontrasepsi alias KB, salah satu metode yang bisa Moms pertimbangkan adalah Spiral atau IUD. Alat KB ini dianggap sangat efektif dan aman bagi kebanyakan wanita hari ini dan juga tahan lama.

Baca Juga : IUD, Kontrasepsi Aman untuk Wanita Tinggi Resiko Kanker Payudara

IUD adalah singkatan dari Intrauterine Device merupakan perangkat kecil berbentuk seperti T yang terbuat dari plastik, atau bisa juga plastik dan tembaga yang dipasang dalam rahim.

Alat KB IUD ini dapat mencegah kehamilan dengan cara menghentikan sperma untuk mencapai dan membuahi telur.

Terdapat 2 jenis IUD:

  • IUD hormonal terbuat dari plastik dan mengeluarkan sejumlah kecil progestin (hormon sintetis yang terlibat dalam menstruasi dan kehamilan) ke dalam rahim. Jenis IUD ini membantu mencegah sperma masuk ke rahim dan mengentalkan lendir serviks untuk membuatnya menjadi lingkungan yang tidak bersahabat bagi sperma. KB IUD hormonal ini bisa menipiskan lapisan rahim, sehingga membuat sel telur lebih sulit menempel ke dinding rahim.
  • IUD tembaga (non-hormonal) yang disebut Paragard, adalah batang plastik yang dilapisi kumparan tembaga yang melepaskan tembaga ke dalam rahim, menghasilkan reaksi inflamasi yang membuat sperma sulit bergerak dan bertahan di sana. Metode ini bisa bertahan hingga 10 tahun.

Keuntungan KB IUD:

  1. Sangat efektif. Tingkat keberhasilan yang tinggi membuat sangat wanita pengguna KB IUD yang hamil.
  2. Mudah dilepas kapan saja jika Moms ingin hamil kembali.
  3. Mudah digunakan. Setelah dimasukkan ke dalam rahim, Moms hanya perlu memeriksakan sebulan sekali pada dokter kandungan.
  4. Satu KB IUD mengandung sejumlah kecil hormon. KB IUD bisa membuat menstruasi sangat sedikit atau berhenti sama sekali dan bisa mengurangi kram.

Kekurangan KB IUD:

  1. KB IUD tidak melindungi perempuan dari HIV atau infeksi menular seksual lainnya (IMS)
  2. Moms tidak dapat memasukkan atau mengeluarkan IUD sendiri. Pelepasan dan pemasangan KB IUD membutuhkan bantuan dokter atau perawat.
  3. KB IUD dapat menyebabkan perubahan menstruasi. Sebagian besar dapat menyebabkan peningkatan kram atau pendarahan atau haid tak teratur.

Namun, KB IUD Juga Memiliki Sejumlah Faktor Risiko:

KB IUD dapat berbahaya bagi beberapa wanita dengan kondisi sebagai berikut:

  • Menderita IMS atau infeksi menular seksual lainnya yang mudah menyebar ke rahim sehingga menyebabkan kemandulan.
  • Mengalami infeksi di rahim.
  • Melakukan aborsi, keguguran, atau melahirkan dalam 6 minggu terakhir.
  • Anemia atau sering mengalami datang bulan yang sangat menyakitkan atau berat.
  • Memiliki fibroid atau rahim yang berbentuk tidak lazim.
  • Alergi terhadap tembaga.

Bagaimana Cara Pemasangan KB IUD?

Pertama, perawat atau dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan Moms. Kemudian mereka akan memeriksa vagina, leher rahim, dan rahim, dan menguji PMS (Penyakit Seksual Menular).

Untuk pemasangan KB IUD, perawat atau dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina dan kemudian menggunakan inserter khusus untuk memasukkan IUD melalui pembukaan serviks dan masuk ke dalam rahim. Proses ini biasanya memakan waktu kurang dari 5 menit.

Jika Moms menunjukkan tanda-tanda perdarahan hebat setelah pemasangan KB IUD, Moms mungkin mengalami infeksi di rahim. Segeralah temui dokter dan KB IUD harus dilepas.

Baca Juga : Ini Panduan Memilih Alat Kontrasepsi yang Baik dan Aman

Nah, bagaimana pengalaman Moms menggunakan KB IUD?

(ROS)

Sumber: webmd.com, buzzfeed.com, plannedparenthood.org

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.