8 Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan, Bisa Bikin Anak Sakit ISPA!
Dampak pencemaran udara bisa dirasakan di seluruh dunia. Sayangnya, Indonesia merupakan negara dengan tingkat polusi udara yang cukup tinggi.
Melansir IQAir, pada tahun 2022, Indonesia menempati negara dengan posisi ke-26 dalam hal polusi udara dari 131 negara di dunia.
Sementara itu, untuk kualitas udara di Jakarta sendiri, pada tanggal 25–27 Juli 2023, tingkat polusi udara cukup tinggi, mencapai angka di atas 160 yang menandakan Indeks Kualitas Udara yang tidak sehat.
Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran para orang tua akan kesehatan buah hatinya.
Karena itu, Moms dan Dads wajib memahami apa saja kemungkinan penyakit yang timbul akibat polusi udara berlebih.
Pahami juga cara mengatasi dan pencegahannya, Moms.
Penyebab Polusi Udara
Polusi udara adalah kondisi ketika udara di lingkungan menjadi terkontaminasi oleh bermacam-macam zat atau partikel yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Polusi udara dapat disebabkan oleh berbagai sumber, termasuk aktivitas manusia dan alamiah.
Beberapa contoh sumber polusi udara antara lain:
1. Emisi Kendaraan Bermotor
Gas buang dari mobil, truk, dan motor dapat mengandung gas beracun seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan hidrokarbon.
2. Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Proses pembangkitan listrik, industri, dan rumah tangga yang menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, gas alam) juga menghasilkan polutan.
3. Pabrik dan Industri
Proses industri seperti pabrik, pertambangan, dan pengolahan limbah juga dapat menyebabkan polusi udara karena pelepasan gas dan partikel berbahaya.
4. Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan atau lahan dapat menghasilkan asap, karbon monoksida, dan partikel-partikel yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
5. Asap Rokok
Asap rokok mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya dan dapat menjadi sumber polusi udara.
Baca Juga: Catat, Ini Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Anak!
Dampak Polusi Udara
Efek dari polusi udara terhadap kesehatan manusia sangat serius, terutama pada anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum maksimal.
Partikel-partikel kecil dalam polusi udara (seperti PM2.5) dapat masuk ke paru-paru dan sistem pernapasan, menyebabkan masalah pernapasan, penyakit paru-paru, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker.
Apa saja dampaknya?
1. Gangguan Pernapasan dan ISPA
Dampak pencemaran udara yang cukup mengkhawatirkan adalah menimbulkan gangguan pernapasan.
Gangguan pernapasan dapat terjadi pada bagian-bagian saluran pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Anak-anak yang tinggal di daerah dengan polusi udara tinggi berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan.
Partikel-partikel halus (PM2.5) dan gas polutan seperti nitrogen dioksida (NO2) dapat merusak saluran pernapasan mereka.
Gangguan pernapasan yang bisa menyerang Si Kecil akibat dampak pencemaran udara antara lain:
Gangguan pernapasan bisa bersifat akut dan kronis.
Penyebab gangguan pernapasan cukup beragam, termasuk infeksi hingga genetik.
Untuk gangguan pernapasan yang bersifat akut dan khusus disebabkan oleh infeksi, disebut ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
ISPA merupakan kondisi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau patogen lainnya.
Polusi udara meningkatkan risiko terjadinya ISPA karena mempermudah masuknya mikroorganisme penyebab infeksi, seperti virus dan bakteri, ke dalam sistem pernapasan.
ISPA dapat menyebabkan gejala seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan, demam, sesak napas, dan bahkan dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti pneumonia.
Baca Juga: Batuk Kering pada Anak: Penyebab Hingga Pengobatan
2. Gangguan Pertumbuhan Paru-paru
Bukan hanya menyebabkan gangguan pernapasan, tapi dampak pencemaran udara juga bisa memengaruhi pertumbuhan paru-paru anak.
American Lung Association menyebutkan bahwa, anak-anak yang tumbuh di daerah yang tercemar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penurunan pertumbuhan paru-paru, yang mungkin tidak akan pernah pulih sepenuhnya.
Tak main-main, penurunan rata-rata fungsi paru-paru akibat polusi udara ini mirip dengan dampak anak yang tumbuh dengan orang tua perokok di rumah.
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah kondisi penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan saluran udara menjadi sempit dan terhambat, sehingga mengganggu aliran udara keluar-masuk paru-paru.
Polusi udara dapat menyebabkan atau memperburuk PPOK karena dapat merusak jaringan paru-paru, yang kemudian menyebabkan perubahan struktur paru-paru dan penyempitan saluran udara.
Polusi udara dapat memperburuk batuk, sesak napas, dan produksi lendir pada penderita PPOK.
4. Penyakit Mata
Melansir studi di International Journal of Environmental Research and Public Health, polusi udara juga berbahaya untuk mata, dan berkaitan dengan beberapa penyakit mata seperti:
- Konjungtivitas: peradangan pada lapisan tipis yang melapisi bola mata dan bagian dalam kelopak mata, yang disebut konjungtiva.
- Glaukoma: kerusakan pada saraf optik, yang mengirimkan sinyal visual dari mata ke otak
- Katarak: kekeruhan atau perubahan warna lensa mata yang biasanya transparan.
- Age-related macular degeneration (AMD): kerusakan daerah pusat retina yang disebut makula secara bertahap karena penuaan.
5. Alergi dan Iritasi
Partikel polutan udara seperti debu, serbuk sari, polen, dan jamur dapat memicu alergi pernapasan pada beberapa anak.
Ini bisa menyebabkan gejala seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal-gatal pada mata dan hidung, dan batuk.
Beberapa zat kimia dalam polusi udara, terutama partikel berukuran kecil, juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit saat terjadi kontak langsung.
Anak-anak pun bisa mengalami iritasi kulit yang ditandai dengan kemerahan, gatal, atau bahkan ruam.
6. Gangguan Kognitif dan Perkembangan Otak
University of Washington menyebutkan, paparan yang lebih tinggi terhadap polusi udara partikel kecil (PM2.5) ketika anak berusia 2–4 tahun dikaitkan dengan fungsi perilaku dan kinerja kognitif anak yang lebih buruk.
Hal ini karena paparan zat berbahaya dalam polusi udara dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi kognitif, sehingga memengaruhi kemampuan belajar dan konsentrasi anak.
7. Melemahkan Daya Tahan Tubuh
Polusi udara juga dapat memengaruhi daya tahan tubuh secara keseluruhan.
Jika sistem kekebalan tubuh melemah akibat paparan polusi udara, maka tubuh menjadi lebih sulit melawan infeksi.
Kondisi ini membuat tubuh jadi lebih mudah terserang penyakit.
8. Masalah Kesehatan Jangka Panjang
Anak-anak yang terpapar polusi udara tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan jangka panjang, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan kardiovaskular lainnya ketika mereka dewasa.
Baca Juga: Apa Saja Manfaat Baby Spa untuk Si Kecil? Simak Penjelasannya Berikut!
Cara Mengatasi Gangguan Pernapasan pada Anak Akibat Polusi Udara
Melihat begitu mengkhawatirkannya dampak polusi udara bagi kesehatan anak, Moms perlu tahu cara mengatasinya.
1. Gunakan Pelindung saat Beraktivitas
Salah satu cara yang bisa Moms dan Dads lakukan untuk mengatasi gangguan pernapasan Si Kecil akibat pencemaran udara yaitu dengan mengenakan pelindung.
Dalam hal ini, anak-anak bisa menggunakan masker ketika mereka beraktivitas di luar rumah.
Masker medis atau masker respirator N95 atau setara biasanya direkomendasikan untuk melindungi pernapasan dari polusi udara.
Masker kain juga bisa digunakan, tetapi kemampuannya dalam menyaring partikel bervariasi tergantung pada bahan dan ketebalannya.
2. Jaga Kualitas Udara Ruangan
Coba pertimbangkan untuk menggunakan filter udara seperti air purifier yang memiliki kemampuan untuk menyaring partikel dan zat-zat berbahaya dari udara.
Selain efektif mengurangi polutan udara di dalam ruangan, air purifier juga dapat memberikan manfaat khusus bagi individu yang mengdiap alergi, asma, atau gangguan pernapasan lainnya.
3. Usapkan Balsam Bayi atau Anak untuk Bantu Legakan Pernapasan
Ketika pernapasan Si Kecil terganggu, Moms juga bisa menggunakan balsam bayi untuk mengatasinya.
Kini, ada Transpulmin, yakni produk balsam khusus bayi dan anak-anak yang diformulasikan khusus dengan bahan alami sehingga penggunaannya jauh lebih aman.
Transpulmin balsam berbentuk krim yang tidak berminyak, tidak lengket sehingga nyaman untuk kulit bayi sensitif sekalipun.
Transpulmin mengandung bahan-bahan alami yang bisa memberikan kehangatan sehingga gejala batuk, pilek, dan flu lebih cepat mereda.
Kandungan minyak atsiri seperti eucalyptus oil efektif melegakan pernapasan dan hidung tersumbat.
Ekstrak chamomile-nya juga memberikan aroma yang menenangkan sehingga Si Kecil bisa tidur lelap.
Moms bisa memberikan Transpulmin Baby untuk bayi mulai dari usia 0–2tahun.
Sementara anak di atas 2 tahun, bisa menggunakan Transpulmin Kids dengan tambahan menthol dan camphor sehingga efek hangatnya lebih terasa.
Produk Transpulmin ini bisa dibeli di Apotek, Toko Obat, Apotek Modern (Guardian, Watson, dan lainnya), serta melalui Menarini Official Store yang tersedia di TikTok Shop, Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Blibli.
Baca Juga: Generasi Alpha, Anak-Anak Kaum Milenial yang Serba Digital
Cara Menjaga Kesehatan Pernapasan Anak
Jangan lupa, Moms, jaga juga kesehatan pernapasan Si Kecil agar terhindar dari berbagai penyakit akibat pencemaran udara. Ini tips yang bisa diterapkan.
1. Hindari Paparan Polusi Berlebih
Kesehatan pernapasan anak perlu orang tua perhatikan, sehingga sebaiknya hindari paparan polusi udara yang berlebihan.
Misalnya dengan membatasi aktivitas fisik di luar ruangan anak saat tingkat polusi tinggi.
Sebisa mungkin, berikan alternatif kegiatan di dalam ruangan yang aman dan menyenangkan.
2. Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
Pastikan untuk selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah beraktivitas di luar ruangan atau saat tiba di rumah.
Ini akan membantu menghilangkan partikel polutan yang mungkin menempel di tangan.
Selain itu, jangan lupa melakukan pembersihan rutin di rumah untuk menghilangkan debu, kotoran, dan alergen lainnya.
3. Menerapkan Pola Makan Sehat
Dorong anak-anak untuk menjaga gaya hidup sehat dengan nutrisi yang baik dan olahraga teratur untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
Asupan makanan yang sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan bergizi lainnya, dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak-anak.
Gizi yang cukup juga membantu mereka dalam melawan efek negatif polusi udara.
4. Menghindari Asap Rokok
Pastikan anak-anak tidak terpapar asap rokok karena asap rokok juga mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
5. Edukasi Anak
Ajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga kualitas udara dan bagaimana mereka dapat melindungi diri dari polusi udara dengan cara yang tepat.
6. Pemeriksaan Kesehatan secara Rutin
Selalu periksakan kesehatan anak secara rutin ke dokter untuk mendeteksi dini adanya gangguan pernapasan atau masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: 5 Cara Memilih Popok Bayi yang Aman agar Kulit Bayi Tidak Iritasi!
Itu dia Moms, dampak paparan pencemaran udara yang bisa menyerang anak serta tips mengatasi dan mencegahnya. Semoga Si Kecil sehat selalu, ya!
(ADV)
- https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/Dampak_Pencemaran_Udara.pdf
- https://www.cdc.gov/nceh/multimedia/infographics/childrens_environmental_health.html
- https://www.lung.org/clean-air/outdoors/who-is-at-risk/children-and-air-pollution
- https://deohs.washington.edu/hsm-blog/linking-air-pollution-and-child-brain-development#:~:text=Increasingly%2C%20research%20suggests%20air%20pollution,air%20pollution%20can%20harm%20kids.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8834466/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.