5 Rekomendasi Obat Bronkitis yang Bisa Dibeli di Apotek
Ada beberapa obat bronkitis yang dapat dibeli di apotek.
Bronkitis adalah infeksi pada cabang saluran pernapasan (bronkus) yang bisa terjadi pada anak maupun dewasa.
Bronkitis menyebabkan saluran napas meradang dan menghasilkan banyak mukus atau lendir.
Mukus sebenarnya berfungsi untuk menangkap debu dan partikel yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran napas.
Jika tidak diobati dengan obat bronkitis, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti pneumonia.
Lantas, apa saja obat bronkitis yang ada di apotek? Yuk, simak deretannya di bawah ini!
Baca Juga: Waspadai Gejala dan Penyebab Stroke yang Mulai Menyerang Kelompok Usia Muda!
Obat Bronkitis di Apotek
Batuk serta sesak napas akibat bronkitis bisa sangat mengganggu aktivitas dan membuat istirahat menjadi tidak nyaman.
Oleh karena itu, redakan dengan mengonsumsi rekomendasi obat bronkitis di apotek berikut ini.
1. Salbutamol
Salbutamol adalah obat albuterol yang berfungsi melemaskan otot saluran pernapasan.
Obat bronkitis ini termasuk dalam bronkodilator, yang ditujukan untuk melegakan saluran pernapasan.
Salbutamol tersedia dalam bentuk tablet dan inhaler.
Selain mengobati bronkitis, obat ini juga digunakan untuk mengobati masalah pernapasan, seperti asma dan emfisema.
Salbutamol termasuk ke dalam golongan obat selective beta-2-adrenergic agonists.
Obat bronkitis ini bekerja dengan cara merilekskan otot saluran pernapasan, sehingga pasien lebih mudah bernapas.
Salbutamol biasanya digunakan untuk meredakan gejala gangguan pernapasan yang muncul yang muncul sewaktu-waktu.
Untuk dosis salbutamol dalam bentuk tablet untuk orang dewasa adalah 4 mg sebanyak 3-4 kali sehari.
Sedangkan dalam bentuk inhaler hanya digunakan ketika gejala masalah pernapasan muncul.
Dosis yang umum diberikan pada orang dewasa adalah 1-2 semprotan dalam 1 kali pemakaian.
Dalam rentang waktu 24 jam, Moms sebaiknya tidak memakai inhaler lebih dari 4 kali.
2. Formoterol
Formoterol adalah obat untuk meredakan gejala penyempitan saluran pernapasan akibat bronkitis, asma, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah frekuensi kekambuhan serangan asma dan PPOK.
Formoterol termasuk ke dalam golongan obat bronkodilator jenis agonis beta kerja panjang.
Obat bronkitis ini bekerja dengan cara merelaksasi otot-otot di saluran pernapasan.
Dengan begitu, saluran pernapasan yang sebelumnya menyempit dapat lebih melebar dan aliran udara dari dan ke dalam paru-paru akan lebih lancar.
Obat ini digunakan dengan cara dihirup lewat mulut dengan inhaler.
Obat bronkitis ini juga tersedia dalam bentuk larutan yang akan dimasukkan ke dalam alat nebulizer.
Dosisnya adalah 12 mcg, 2 kali sehari, dengan menggunakan inhaler.
Dosis dapat ditingkatkan hingga 24 mcg, 2 kali sehari.
Biasanya pemberiannya akan dikombinasikan dengan obat kortikosteroid inhalasi.
Baca Juga: Waspadai Gejala dan Penyebab Stroke yang Mulai Menyerang Kelompok Usia Muda!
3. Ipratropium
Ipratropium atau ipratropium bromide adalah obat untuk meredakan dan mencegah gejala karena penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme), seperti bronkitis, mengi atau sesak napas, akibat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Ipratropium termasuk ke dalam obat golongan bronkodilator.
Obat bronkitis ini bekerja dengan cara mengendurkan otot di saluran pernapasan, sehingga udara dapat mengalir dengan lebih lancar dan penderita bisa bernapas dengan lebih mudah.
Secara umum, berikut dosis ipratropium untuk meredakan gejala penyempitan saluran pernapasan atau bronkospasme:
Bentuk aerosol (inhaler):
- Dewasa dan anak-anak usia >12 tahun: 20–40 mcg, 3–4 kali sehari
- Anak-anak usia 6–12 tahun: 20–40 mcg, 3 kali sehari
- Anak-anak usia <6 tahun: 20 mcg, 3 kali sehari
Bentuk larutan inhalasi dengan nebulizer:
- Dewasa dan anak-anak usia >12 tahun: 250–500 mcg, 3–4 kali sehari
- Anak-anak usia 6–12 tahun: 250 mcg, dosis dapat diulang hingga maksimal 1.000 mcg atau 1 mg per hari
- Anak-anak usia <6 tahun: 125–250 mcg, 4 kali sehari, hingga maksimal 1.000 mcg atau 1 mg per hari
4. Theophylline
Theophylline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati dan mencegah napas pendek dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh penyakit paru-paru, misalnya, asma, emfisema, bronkitis kronis).
Teofilin termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai xanthines.
Ia bekerja di saluran udara dengan merelaksasi otot-otot, membuka saluran udara untuk meningkatkan pernapasan, dan meredakan iritasi paru-paru.
Berikut dosis umum obat bronkitis ini:
- Dosis awal: 5 mg / kg dosis awal (pasien tidak menerima Theophylline atau aminofilin).
- Dosis pemeliharaan: untuk orang dewasa sehat yang tidak merokok: 10 mg / kg / hari. Jangan melebihi 900 mg / hari.
- Untuk perokok sehat: 16 mg / kg / hari.
- Pasien dengan gagal jantung bawaan atau cor pulmonale: 5 mg / kg / hari. Jangan melebihi 400 mg / hari.
5. Deksametason
Deksametason adalah obat yang efektif untuk menangani berbagai jenis penyakit yang berkaitan dengan peradangan, salah satunya bronkitis.
Cara kerja deksametason adalah dengan mencegah produksi senyawa penyebab peradangan dan mengurangi reaksi kekebalan tubuh, seperti pada reaksi alergi.
Dokter akan menganjurkan deksametason untuk perawatan penyakit akibat masalah kekebalan tubuh, seperti serangan asma akut, eksim, dan rhinitis alergi.
Obat bronkitis ini bahkan mampu mengendalikan kondisi penyakit autoimun, seperti artritis reumatoid.
Deksametason juga merupakan obat untuk gangguan endokrin, seperti hiperplasia adrenokogenital dan tiroidis nonsupuratif.
Di Indonesia, deksametason terdapat dalam sediaan tablet 0,5 mg sebanyak 10 butir dalam satu strip.
Sediaan injeksi atau obat suntik 5 mg/ml sebanyak 100 ampul berukuran 1 ml.
- Dosis deksametason tablet:
Dosis awal bervariasi, mulai dari 0,5–0,9 mg per hari sebanyak 2-4 kali sehari.
- Dosis desametason injeksi:
Dosis awal bisa mulai dari 0,75 mg sehari, tergantung dengan keparahan penyakit.
Baca Juga: 13 Hal Penting Sebelum Memberikan Anggur untuk Bayi, Catat!
Itu dia Moms rekomendasi obat bronkitis yang bisa dibeli di apotek. Ada baiknya, sebelum membeli konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ya.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bronchitis
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3993-bronchitis
- https://www.cdc.gov/antibiotic-use/bronchitis.html
- https://go.drugbank.com/drugs/DB01001
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.