Amoxicillin untuk Atasi Infeksi: Dosis dan Efek Sampingnya
Moms mungkin tidak asing dengan amoxicillin.
Obat yang satu ini merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi karena berbagai jenis bakteri.
Studi di National Library of Medicine menjelaskan amoxicillin adalah salah satu antibiotik yang paling umum digunakan di perawatan primer.
Amoxicillin biasanya dikemas menjadi tablet IR, ER, atau tablet kunyah.
Tablet kunyah dan tablet IR hanya tersedia sebagai obat generik. Tablet ER hanya tersedia sebagai obat bermerek Moxatag.
Amoksisilin juga hadir sebagai kapsul dan suspensi. Semua jenis obat ini harus dikonsumsi langsung tidak dapat diberikan dalam bentuk lain.
Baca Juga: Mengenal Nebacetin, Salep Antibiotik untuk Infeksi Mata
Manfaat Amoxicillin
Amoxicillin merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri.
Manfaat yang paling utama adalah mengobati pneumonia, abses pada gigi dan infeksi saluran kemih (ISK)
Manfaat amoxicillin juga dapat dirasakan oleh anak-anak.
Biasanya dokter akan memberikan amoxicillin saat anak Moms mengalami infeksi di telinga atau di bagian dada.
Untuk mendapatkan manfaat amoxicillin , Moms harus berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter.
Karena obat ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter, baik untuk jenis kapsul, tablet atau sirup.
Sementara amoxicillin yang disuntik hanya diberikan di rumah sakit.
Baca Juga: Dosis dan Efek Samping Calortusin, Obat Batuk dan Pilek
Dosis Amoxicillin
Dosis obat ini akan berbeda untuk setiap pasien. Moms harus mengikuti perintah dokter atau petunjuk pada label.
Informasi ini berikut hanya mencakup dosis rata-rata yang dianjurkan saat mengonsumsinya secara umum.
Jika dosis yang diberikan pada Moms berbeda, jangan ubah kecuali jika dokter menyuruh melakukannya.
Jumlah amoxicillin yang diminum tergantung dari kekuatan obatnya.
Selain itu, jumlah dosis untuk minum setiap hari, waktu yang diperbolehkan antara dosis, dan lamanya konsumsi tergantung pada masalah medis yang Moms gunakan untuk obat tersebut.
Selain kondisi medis, umur dan juga berat badan mempengaruhi dosis yang akan diberikan oleh dokter.
1. Dosis Untuk Mengobati Infeksi Bakteri
Dewasa, remaja, dan anak-anak dengan berat 40 kilogram (kg) atau lebih, dosis yang disarankan adalah 250 hingga 500 miligram (mg) setiap 8 jam, atau 500 hingga 875 mg setiap 12 jam.
Anak-anak dan bayi yang berusia lebih dari 3 bulan dengan berat kurang dari 40 kg, biasanya dosis yang diberikan 20 sampai 40 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan per hari.
Bayi berusia 3 bulan ke bawah, dosis yang disarankan biasanya adalah 30 mg per kg berat badan per hari. Cara konsumsinya dibagi dan diberikan setiap 12 jam.
2. Dosis untuk Pengobatan Penyakit Seksual (Gonorea)
Amoxicillin juga digunakan untuk pengobatan penyakit seksual.
Dosis yang dianjurkan juga ditentukan oleh berat badan juga umur pasien.
Dewasa, remaja, dan anak-anak dengan berat 40 kilogram (kg) atau lebih — 3-gram (g) dikonsumsi sebagai dosis tunggal.
Anak-anak berusia 2 tahun ke atas dengan berat kurang dari 40 kg.
Dosis yang diberikan biasanya adalah 50 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan per hari, dikombinasikan dengan 25 mg per kg probenesid, diambil sebagai dosis tunggal.
Sementara untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun penggunaan tidak disarankan.
Obat yang satu ini merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi karena berbagai jenis bakteri.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Obat Flu untuk Kucing, dari Medis Hingga Alami
3. Dosis untuk Pengobatan Infeksi Helycobater Pylori
Dewasa yang menjalani terapi ganda disarankan untuk konsumsi 1000 miligram (mg) amoksisilin dan 30 mg lansoprazole, masing-masing diberikan tiga kali sehari (setiap 8 jam) selama 14 hari.
Sementara untuk yang menjalani terapi rangkap tiga, dosis yang disarankan adalah 1000 mg amoksisilin, 500 mg klaritromisin, dan 30 mg lansoprazole, semuanya diberikan dua kali sehari (setiap 12 jam) selama 14 hari.
Untuk anak-anak, penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter. Jangan asal memberikan, ya Moms!
4. Dosis untuk Orang Lanjut Usia
Ginjal orang lanjut usia mungkin tidak bekerja sebaik dulu. Hal ini dapat menyebabkan tubuh memproses obat lebih lambat.
Akibatnya, lebih banyak obat bertahan di tubuh dalam waktu yang lebih lama. Sehingga risiko efek samping akan meningkat dalam tubuh.
Biasanya dokter akan memberikan dosis amoxicillin yang lebih rendah dengan jadwal yang berbeda.
Cara ini dianggap dapat membantu kadar obat dalam tubuh agar tidak menumpuk terlalu banyak di tubuh.
Baca Juga: Aturan Pakai Yusimox, Antibiotik untuk Infeksi Bakteri
Efek Samping Amoxicillin
Amoxicillin juga memiliki efek samping sama seperti obat-obatan lainnya. Namun, tidak semua orang dapat merasakan efek samping dari obat antibiotik ini.
Namun, Moms perlu berhati-hati dan segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih baik.
Menurut studi di European Journal of Case Report in Internal Medicine salah satu efek samping dari amoxicillin adalah kristaluria.
Namun, kondisi ini sangat jarang terjadi dan mungkin asimtomatik atau memiliki implikasi pada ginjal yang parah.
1. Efek Samping Paling Umum
Efek samping yang umum ini terjadi hanya pada 1 dari 10 orang. Moms bisa terus mengkonsumsi obatnya, tetapi konsultasikan dulu dengan dokter atau apoteker.
Jika efek samping ini disertai dengan mual, muntah, diare, ruam dan infeksi jamur pada vagina, sebaiknya Moms segera berkonsultasi pada dokter sehingga dapat ditangangi dengan baik.
2. Efek Samping Serius
Efek samping yang serius sebenarnya jarang terjadi, tetapi Moms tetap harus hubungi dokter jika mengalami gejala berikut:
- Diare mungkin disertai kram perut yang mengandung darah atau lendir. Jika mengalami diare parah selama lebih dari 4 hari Moms juga harus berbicara dengan dokter.
- Kotoran pucat dengan warna urine gelap, kulit menguning atau bagian putih mata Moms pucat (tanda peringatan masalah hati atau kandung empedu).
- Memar atau perubahan warna kulit.
- Nyeri sendi atau otot yang muncul setelah 2 hari minum obat.
- Ruam kulit dengan bercak merah melingkar.
Beberapa dari efek samping yang serius ini dapat terjadi hingga 2 bulan setelah mengkonsumsi amoxicillin.
3. Reaksi Alergi yang Serius
Amoxicillin juga bisa mengakibatkan reaksi alergi.
Namun, hanya sekitar 1 dari 15 orang yang dapat mengalami reaksi alergi terhadap amoxicillin.
Dalam kebanyakan kasus, reaksi alerginya ringan dan dapat berupa, ruam kulit yang timbul dan gatal, batuk, dan napas berbunyi.
Reaksi alergi ringan biasanya berhasil diobati dengan menggunakan antihistamin.
Dalam kasus yang jarang terjadi, amoxicillin dapat menyebabkan reaksi alergi yang serius atau anafilaksis.
Selain yang disebutkan di atas, masih ada lagi reaksi amoxicillin terhadap tubuh.
Biasanya peringatan ini akan tertulis dalam kemasan obat tersebut.
Baca Juga: Voltadex: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan Obat
Cara Mengatasi Efek Samping Amoxicillin
Efek samping amoxicillin dapat diatasi dengan cara yang berbeda, tergantung dari keluhan yang Moms rasakan.
Jika efek samping amoksisilin menyebabkan rasa mual, Moms sebaiknya konsumsi makanan yang sehat.
Hindari makanan berminyak atau pedas. Selain itu, Moms juga disarankan untuk konsumsi amoxicillin satu jam setelah makan.
Namun, jika Moms mengalami diare sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung banyak cairan seperti air atau labu untuk menghindari dehidrasi.
Tanda-tanda dehidrasi antara lain buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau kencing berbau tajam.
Jangan minum obat lain untuk mengobati diare tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.
Harga Amoxicillin
Amoxicillin dijual dengan berbagai jenis merek dagang.
Antibiotik ini juga ada yang dimasukan dalam obat generik dan juga obat paten, tergantung dari keluhan ya dirasakan oleh Moms.
Harga amoxicillin dijual mulai dari Rp2.700 hingga Rp15.400 tergantung dari merek dagangnya.
Namun, Moms perlu ingat, obat ini tidak bisa dibeli tanpa adanya resep dokter, ya!
Baca Juga: Sudah Minum Paracetamol tapi Demam Tidak Turun, Kenapa Ya?
Amoxicillin Harus Dihabiskan
Saat mengkonsumsi amoxicillin, Moms harus menghabiskannya.
Karena, jika obat ini tidak diminum sampai habis bisa jadi bakteri yang ada di tubuh Moms tidak hilang dengan sepenuhnya.
Pastikan saat mengkonsumsi amoxicillin juga sesuai dengan jadwalnya. Agar obat ini dapat bekerja dengan baik di dalam tubuh Moms.
Jika Moms merasa kondisi tubuh membaik setelah amoxicillin, sebaiknya tetap lanjutkan untuk mengkonsumsinya.
Karena jika Moms tidak menghabiskan amoxicillin dalam beberapa waktu, bisa jadi tubuh resisten dan obat ini tidak dapat lagi bekerja di tubuh Moms.
Namun, ingat ya Moms, hanya konsumsi sesuai yang dianjurkan oleh dokter.
Moms demikian penjelasan tentang manfaat, dosis, efek samping dan harga amoxicillin. Semoga bermanfaat ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6346802/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482250/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.