21 Agustus 2024

Sakit Bokong: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Bisa karena saraf kejepit, Moms!

Mengalami sakit bokong bisa membuat sulit beraktivitas.

Sebaiknya jangan disepelekan dan segera cari cara untuk mengatasinya.

Meski rasa sakit di bokong umumnya dapat hilang dengan sendirinya, namun bisa juga jadi tanda penyakit serius, lho!

Baca Juga: 10 Penyebab Sakit Punggung Tengah dan Cara Mengatasinya!

Penyebab Sakit Bokong

Penyebab Sakit Bokong
Foto: Penyebab Sakit Bokong (Pixabay.com/Bruno Germany)

Berikut ini beberapa penyebab umum sakit bokong yang mungkin dapat dirasakan oleh Moms dan Dads.

1. Memar karena Cedera

Penyebab sakit bokong yang pertama adalah memar.

Memar dapat terjadi jika mengalami cedera yang menyebabkan pembuluh darah rusak dan darah menggenang di bawah kulit sehingga menimbulkan tanda hitam atau biru.

Cedera pada bokong ini paling umum terjadi ketika seseorang jatuh saat berolahraga, atau jika terpeleset saat berjalan.

2. Ketegangan Otot

Penyebab sakit bokong yang selanjutnya adalah ketegangan otot.

Ketika melakukan gerakan yang salah atau menarik kelompok otot bokong seperti gluteus maximus, gluteus medius, dan gluteus minimus, rasa sakit dapat terjadi.

Biasanya ketegangan otot ini kerap terjadi akibat orang yang melakukan olahraga tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu.

3. Bursitis

Penyebab sakit bokong yang selanjutnya adalah bursitis atau peradangan pada bantalan berisi cairan (bursa) yang berfungsi sebagai bantalan pada persendian.

Kantung berisi cairan ini membantu melindungi tulang.

Namun, bursa bisa meradang, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai bursitis atau radang kandung lendir.

Gejala lainnya radang kandung lendir yakni seperti berikut:

  • Nyeri saat duduk atau berbaring
  • Sakit di bagian belakang paha
  • Pembengkakan dan kemerahan di daerah tersebut

Baca Juga: Ini Penyebab Sakit Leher Sebelah Kanan, Jangan Dibiarkan!

4. Hernia Nukleus Pulposus

Penyebab Sakit Bokong
Foto: Penyebab Sakit Bokong (Pexels.com/Towfiqu Barbhuiya)

Penyebab sakit bokong yang selanjutnya adalah Hernia Nukleus Pulposus atau herniated disc.

Masalah kesehatan ini memiliki salah satu ciri khas yang biasanya memengaruhi punggung bagian bawah yang disebabkan ketika lapisan luar diskus robek, sehingga sebagian dalamnya terlepas.

Jika herniated disc terjadi di tulang belakang lumbar atau punggung bagian bawah, rasa sakit dapat menjalar ke bokong dan kaki.

Penyebab terjadinya masalah ini karena kegiatan seseorang menarik atau mengangkat benda berat dan obesitas.

5. Penyakit Cakram Degeneratif

Penyebab sakit bokong yang selanjutnya adalah penyakit cakram degeneratif.

Masalah ini terjadi biasanya pada orang tua.

Ini disebabkan karena cakram di punggung bisa menjadi lebih lemah dan aus.

Saat ini terjadi, bantalan yang diberikan cakram menjadi kurang efektif, dan tulang belakang mulai bergesekan satu sama lain.

Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada bokong dan paha.

6. Abses Perirektal

Penyebab sakit bokong yang selanjutnya adalah abses perirectal atau abses perianal, masalah ini terjadi pada rongga yang terbentuk di kelenjar dekat anus.

Biasanya masalah ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan berisi nanah.

Berbeda dengan masalah kesehatan sebelumnya, abses perirectal ini lebih sering terjadi pada bayi.

Baca Juga: Kenali Abses Peritonsil, Nanah di Sekitar Amandel Karena Infeksi

7. Radang Sendi

Penyebab sakit bokong yang selanjutnya adalah radang sendi atau arthritis yang masalah umumnya dapat memengaruhi persendian di seluruh tubuh seseorang.

Arthritis ini dapat terjadi karena persendian menjadi aus, seiring bertambahnya usia seseorang karena sistem kekebalan tubuh mulai menyerang persendian.

Jika masalah ini terjadi pada persendian pinggul, nyeri dapat menjalar ke bokong yang bisa menyebabkan nyeri.


8. Disfungsi Sendi Sakroiliaka

Nyeri Bokong
Foto: Nyeri Bokong (Painandperformance.co.uk)

Sendi sacroiliac menghubungkan sakrum yakni tulang segitiga di dasar tulang belakang ke tulang panggul.

Saat persendian ini meradang, dapat menyebabkan nyeri di punggung bawah yang dapat menjalar ke bokong hingga ke kaki bagian atas.

Aktivitas seperti berjalan, berlari, atau menaiki tangga pun dapat memperparah nyeri.

Sayangnya, nyeri sendi sacroiliac sering salah didiagnosis sebagai jenis nyeri punggung bawah sehingga kondisi ini jarang disadari.

Padalah kenyataannya, studi di Journal of Pain Physician menyebutkan bahwa sekitar 10–25% orang dengan nyeri punggung bawah memiliki masalah dengan sendi sacroiliac mereka.

9. Saraf Kejepit

Siapa sangka, saraf kejepit juga bisa menyebabkan rasa nyeri yang menganggu pada bagian bokong.

Hal ini karena saraf terjepit dapat terjadi pada berbagai titik di sepanjang jalur saraf yang menghubungkan tulang belakang dengan kaki, termasuk di bokong.

Saraf terjepit ini dapat disebabkan oleh hernia diskus tulang belakang, osteoarthritis, atau pembengkakan lainnya.

10. Sindrom Piriformis

Sindrom piriformis adalah salah satu penyebab umum sakit bokong yang sering terjadi akibat tekanan pada saraf skiatik.

Otot piriformis terletak di bagian dalam panggul, tepatnya di dekat sendi panggul, dan berfungsi untuk membantu gerakan rotasi kaki serta menjaga kestabilan panggul.

Ketika otot piriformis mengalami peradangan atau tegang, otot ini dapat menekan saraf skiatik yang melewati bagian bawahnya.

Tekanan ini menyebabkan rasa sakit yang dirasakan di bokong, yang bisa menjalar ke bagian belakang paha hingga ke kaki.

Baca Juga: Leher Bergaris, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Diagnosis Penyebab Sakit Bokong

Sakit pada Bokong
Foto: Sakit pada Bokong (Aica.com)

Nah, untuk mengetahui penyebab pasti dari rasa nyeri yang terjadi pada bagian bokong, dokter dapat mendiagnosisnya dalam beberapa cara, seperti:

1. Menyelidiki Riwayat Kesehatan

Salah satu cara yang akan dokter lakukan dalam mendiagnosis penyebab sakit bokong yaitu dengan menyelidiki riwayat kesehatan pasien.

Misalnya dengan menanyakan tentang penyakit yang mungkin diderita oleh pasien dan sejak kapan sakit bokong berlangsung.

Dokter juga akan menanyakan pertanyaan tentang kondisi lain pada pasien yang mungkin termasuk:

  • Apakah Moms atau Dads mengalami gejala lain selain nyeri, seperti kesemutan, mati rasa, bengkak, terbakar, serta kelemahan otot?
  • Apakah rasa sakitnya semakin memburuk dari waktu ke waktu?
  • Apakah nyeri timbul atau memburuk dengan posisi yang berbeda, seperti duduk, berdiri, atau membungkuk?
  • Apakah Moms atau Dads mengalami luka pada bagian pinggul atau punggung?
  • Apakah Moms atau Dads mengalami masalah buang air besar?

Ketika menjalani pemeriksaan riwayat kesehatan, pastikan untuk menjawab setiap pertanyaan secara terbuka.

Apalagi, jika Moms atau Dads mengalami infeksi atau mengalami gejala yang tidak biasa seperti demam, kelelahan, atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Dengan menjelaskan kondisi kesehatan secara mendetail, dokter akan lebih mudah dalam menegakkan diagnosis penyebab sakit bokong yang diderita pasien.

Baca Juga: Pusar Gatal, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya Yuk!

2. Melakukan Pemeriksaan Fisik

Dalam melakukan diagnosis penyebab rasa sakit pada bagian bokong, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Setelah meninjau gejala dan riwayat kesehatan pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat bokong dan area sekitarnya, termasuk pinggul dan tulang belakang.

Dokter pun akan memeriksa dan menyentuh otot bokong dan paha pasien, serta menggerakkan pinggul dan kaki untuk melihat apakah gerakan terbatas dan/atau menyakitkan.

Selama pemeriksaan fisik, dokter juga akan mencari tanda-tanda lain yang meliputi:

  • Kemerahan
  • Pembengkakan
  • Memar
  • Mati rasa
  • Penyelarasan sendi yang tidak normal

3. Menjalani Tes Pencitraan

Selama diagnosis penyebab sakit bokong, dokter mungkin membutuhkan tes pencitraan.

Metode pencitraan seperti ini dapat digunakan untuk memeriksa struktur di dalam dan sekitar sendi tulang belakang, pinggul, dan sacroiliac sehingga kerusakan terdeteksi.

Tes pencitraan yang umum dilakukan yakni dengan menggunakan sinar-X.

Dengan itu, dokter dapat memeriksa tanda-tanda radang sendi atau patah tulang secara lebih jelas.

Jika dicurigai adanya cedera pada tendon atau ligamen, pasien mungkin perlu menjalani MRI (magnetic resonance imaging) untuk memeriksa keseleo, robekan, tendinitis, atau radang kandung lendir.

MRI juga dapat digunakan untuk memeriksa ketidakteraturan, seperti stenosis tulang belakang, penonjolan atau herniated disk, dan kompresi akar saraf.

4. Melakukan Tes Konduksi Saraf

Melansir laman Verywell Health, tes konduksi saraf dapat dilakukan untuk memeriksa fungsi saraf jika dokter mencurigai adanya kompresi atau kerusakan saraf yang menyebabkan nyeri bokong.

Selama tes ini, dokter akan memasang elektroda pada kulit pasien dan memberikan kejutan listrik kecil.

Tes ini akan mengukur seberapa cepat saraf tubuh mengirimkan sinyal untuk menilai fungsi saraf yang tidak normal.

Baca Juga: 4 Penyebab Payudara Sakit saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Cara Mengatasi Sakit Bokong

Cara Mengatasi Sakit Bokong
Foto: Cara Mengatasi Sakit Bokong (Prohealthclinic.co.uk)

Lantas, bagaimana cara mengatasi rasa sakit bokong yang dapat menganggu aktivitas?

Ada beberapa pilihan perawatan yang bisa Moms atau Dads gunakan untuk mengusir rasa sakit pada bokong, di antaranya:

1. Pengobatan Rumahan

Terdapat berbagai pilihan pengobatan di rumah yang bisa Moms atau Dads lakukan untuk mengurangi nyeri bokong, seperti:

  • Kompres dingin menggunakan es batu atau kompres dengan air hangat.
  • Mengoleskan krim atau gel pereda nyeri topikal.
  • Lakukan peregangan ringan yang berfokus pada otot-otot pinggul.
  • Beristirahat dari aktivitas yang memberatkan seperti berlari, olahraga berat, atau berdiri, duduk, atau berjalan dalam waktu lama.
  • Menggunakan bantalan kursi khusus untuk mengurangi tekanan dari area dubur atau tulang ekor.
  • Perubahan pola makan untuk meningkatkan keteraturan buang air besar.

2. Konsumsi Obat-obatan

Pilihan pengobatan sakit bokong lainnya yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri.

Misalnya menggunakan obat nyeri yang dapat diminum, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dijual bebas atau opioid dengan resep dokter.

Obat-obatan pereda nyeri ini juga bisa diberikan melalui suntikan steroid ke pinggul atau tulang belakang untuk mengurangi peradangan.

3. Terapi Fisik

Terapi fisik cukup efektif digunakan untuk mengobati banyak penyebab nyeri bokong.

Seorang terapis fisik akan membuat program latihan individual pada pasien untuk membantu meregangkan otot yang terlalu tegang dan meningkatkan kekuatan.

Jadi, bisa memperbaiki ketidakseimbangan otot yang mungkin menjadi penyebab sakit bokong.

4. Pembedahan atau Operasi

Apabila penyebab nyeri bokong disebabkan oleh stenosis tulang belakang atau disk hernia yang menyebabkan nyeri berkelanjutan dan membatasi kemampuan untuk berdiri dan berjalan dengan nyaman, pembedahan mungkin menjadi pilihan.

Namun, perlu Moms catat bahwa pembedahan atau operasi ini hanya dipertimbangkan setelah mencoba metode pengobatan lain selama beberapa minggu atau bulan.

Prosedur bedah tulang belakang yang dapat membantu mengurangi kompresi saraf dan nyeri bokong akibat gangguan tulang belakang meliputi:

  • Foraminotomi untuk memperbesar area di sekitar salah satu tulang di tulang belakang.
  • Laminektomi untuk menciptakan ruang dengan membuang taji tulang dan jaringan di tulang belakang.
  • Fusi tulang belakang untuk menyambung secara permanen dua atau lebih vertebra di tulang belakang.

Baca Juga: 10 Titik Akupuntur Tangan, Redakan Sakit Perut dan Stres

Demikian informasi lengkap mengenai sakit bokong, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya yang bisa Moms ketahui.

Namun, perlu diingat jika sakit bokong yang Moms rasakan bertahan dalam waktu yang lama segera kunjungi dokter, ya!

  • https://www.healthline.com/health/pain-in-buttocks#see-a-doctor
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/320880#diagnosis-treatment-and-seeing-a-doctor
  • https://www.verywellhealth.com/buttock-pain-6456216#:~:text=Buttock%20pain%20can%20result%20from,bursitis%2C%20coccydynia%2C%20and%20hemorrhoids.
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22622915/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.