Salat Iduladha: Tata Cara, Niat, Doa, dan Amalan Sunahnya
Di hari raya Iduladha, umat Islam tentunya melaksanakan salat Iduladha dan bentuk ibadah lain yakni menyembelih hewan kurban.
Salat Iduladha adalah salah satu momen sakral yang memenuhi hati umat Muslim dengan rasa syukur dan pengabdian yang mendalam kepada Allah SWT.
Salat ini dilakukan sebagai wujud ketaatan dan rasa hormat kepada-Nya, serta sebagai bentuk pengenalan diri kepada hamba-Nya yang selalu berada di bawah kehendak-Nya.
Di tengah kesibukan persiapan Iduladha, penting untuk memahami secara mendalam akan tata cara, niat, dan kumpulan doa yang dibaca.
Dengan pemahaman yang mendalam, setiap gerakan dan ungkapan doa dalam salat ini akan menjadi lebih bermakna dan membawa keberkahan nantinya.
Oleh karena itu, mari kita eksplorasi bersama penjelasan lengkap mengenai salat Iduladha, mulai dari niat yang tulus hingga doa yang dipanjatkan.
Baca Juga: Jenis-Jenis Hewan Kurban dan Tips Memilihnya, Simak yuk!
Sejarah Qurban dan Iduladha
Sejarah qurban dalam agama Islam memiliki akar yang berhubungan dengan kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail.
Kisah ini menjadi landasan sejarah bagi ibadah qurban yang dilakukan oleh umat Muslim.
Menurut cerita dalam Al-Quran, Allah menguji kesetiaan Nabi Ibrahim dengan memerintahkan beliau untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim yang taat kepada Allah, bersedia melaksanakan perintah tersebut.
Namun, ketika Nabi Ibrahim bersiap untuk mengorbankan putranya, Allah menggantikannya dengan seekor domba sebagai pengorbanan.
Kejadian ini menjadi peristiwa yang penting dalam sejarah agama Islam, menandakan ketundukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada kehendak Allah.
Ibadah qurban dalam agama Islam diyakini sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian yang mengikuti contoh tersebut.
Pelaksanaan Iduladha
Secara umum dan setiap tahun, Iduladha akan jatuh pada 70 hari setelah perayaan Lebaran atau Idulfitri.
Salat Iduladha sendiri memiliki 2 rakaat yang dilakukan pagi hari seperti salat Idulfitri pada umumnya.
Selain menambah pahala yang berlipat-lipat, melaksanakan salat dengan khusyuk juga akan memberikan inspirasi beribadah.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan juga Nabi Ismail AS ketika merayakan Hari Raya Haji.
Menurut kepercayaan Islam, perayaan ini diawali ketika Nabi Ibrahim diberikan perintah untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail.
Jadi, pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya, umat Muslim merayakannya dengan penyembelihan hewan kurban.
Baca Juga: 12+ Resep Olahan Daging Sapi, Coba di Rumah Yuk, Moms!
Hukum Salat Iduladha
Sebelum mengetahui niat, tata cara, dan bacaan salat Iduladha, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai jenis hukumnya dalam Islam.
Para ulama menjelaskan bahwa hukum salat Iduladha adalah sunah muakkadah.
Artinya, ini adalah sunah yang sangat dianjurkan dan mengikat.
Hal ini juga didukung oleh jawaban Rasulullah SAW ketika ditanya oleh seseorang. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ
Artinya:
“'Salat lima waktu sehari semalam.' Orang itu bertanya lagi, 'Apakah ada kewajiban (salat) lain?' Beliau menjawab, 'Tidak, kecuali engkau mengerjakan salat sunah',” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: 12 Hikmah Ibadah Haji yang Luar Biasa, Masya Allah!
Apakah Salat Iduladha Harus Berjamaah?
Melansir NU Online, salat Iduladha sangatlah disunahkan. Apalagi, salat ini dilakukan secara berjamaah.
Keberadaan jamaah yang berkumpul dalam salat Iduladha menambah kekhidmatan ibadah dan memperkuat ikatan komunitas muslim dalam merayakan momen yang sakral.
Namun demikian, dalam situasi tertentu, salat Iduladha juga dapat dilakukan secara munfarid, alias sendirian.
Hal ini diperbolehkan oleh agama Islam, sehingga memungkinkan individu untuk menjalankan salat tersebut tanpa kehadiran jamaah.
Bisa jadi seseorang sengaja memilih untuk melaksanakan salat sendirian, mungkin untuk mencari ketenangan dan kesakralan yang lebih dalam dalam ibadah mereka.
Faktor lainnya kemungkinan bahwa seseorang tertinggal jamaah di masjid terdekat karena suatu alasan tertentu.
Terlepas dari keadaannya, salat Iduladha dilaksanakan sebelum waktu Dzuhur tiba pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam.
Maka, bagi individu yang melaksanakan salat Iduladha secara munfarid, penting untuk memastikan bahwa ibadah dilakukan dengan khidmat dan khusyuk, meskipun tanpa kehadiran jamaah yang mendampingi.
Niat Salat Iduladha
Sebenarnya, tidak ada satupun lafaz niat sebelum salat yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Karena niat berasal dari hati, sehingga saat melakukannya sudah sejalan dengan apa yang disebutkan di dalam hati.
Jika ada yang ingin membaca niat salat Iduladha, ini terbagi menjadi bacaan makmum dan seorang imam.
Dikutip dari Zakat, berikut niat dan bacaan salat Iduladha yang bisa diucapkan.
Niat Makmum:
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
"Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati ma'muuman lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Saya niat salat sunah Iduladha dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah ta'ala."
Niat Imam:
Sementara untuk niat dan bacaan salat Iduladha bagi imam adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى
"Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati imaman lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Saya niat salat sunah Iduladha dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah ta'ala."
Tata Cara Salat Iduladha
Umumnya, salat Iduladha dikerjakan secara berjamaah. Setelah salat, kemudian khatib menyampaikan khotbah.
Hal ini sama seperti saat akan melaksanakan salat Idulfitri karena sama-sama disebut dengan salat Id.
Hal yang membedakan adalah jumlah takbir dalam salatnya.
Selain itu, jika dibandingkan dengan pelaksanaan salat Jumat, biasanya khotbahnya disampaikan terlebih dulu, setelah itu baru salat Jumat.
Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan salat Iduladha, yakni sebagai berikut.
1. Tidak Ada Salat Qobliyah dan Ba’diyah
Tata cara salat Iduladha yang pertama yakni tidak didahului dengan salat sunah qobliyah.
Ini pun tidak pula diakhiri dengan salat sunah ba’diyah. Hal ini sebagaimana keterangan hadis dari Ibnu Abbas RA:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا
Artinya: "Rasulullah SAW keluar pada hari Iduladha atau Idulfitri, lalu beliau mengerjakan salat Id dua rakaat, namun beliau tidak mengerjakan salat qobliyah maupun ba’diyah," (HR Bukhari dan Muslim).
2. Tidak Ada Adzan dan Tidak Ada Iqomah
Selanjutnya, salat Iduladha tidak didahului dengan azan, tidak pula dengan iqomah seperti pada salat wajib.
Hal ini sebagaimana keterangan dari hadis dari Jabir bin Samurah RA:
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ
Artinya: "Aku beberapa kali melaksanakan salat Id bersama Rasulullah SAW, bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada azan maupun iqomah," (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Larangan Potong Kuku Sebelum Kurban, Ini Kata Hadis!
3. Rukun Salat Iduladha
Secara praktis, mengutip Bersama Dakwah, ada tata cara dan rukun salat Iduladha yang bisa jadi panduan.
Berikut cara salat Iduladha sesuai rukunnya, yakni sebagai berikut:
- Niat salat (imam dan makmum).
- Takbiratul ihram.
- Takbir lagi (takbir zawa-id) sebanyak 7 kali. Di antara takbir disunahkan membaca zikir memuji Allah.
- Membaca surah Al Fatihah dilanjutkan surah lainnya.
- Rukuk dengan tuma’ninah.
- Iktidal dengan tuma’ninah.
- Sujud dengan tuma’ninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah.
- Sujud kedua dengan tuma’ninah.
- Bangkit dari sujud dan bertakbir.
- Takbir zawa-id sebanyak 5 kali. Di antara takbir disunahkan membaca zikir memuji Allah.
- Rukuk dengan tuma’ninah.
- Iktidal dengan tuma’ninah.
- Sujud dengan tuma’ninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah.
- Sujud kedua dengan tuma’ninah.
- Duduk tasyahud dengan tuma’ninah.
- Salam.
- Tertib melakukan rukun secara berurutan.
Setelah selesai melakukan seluruh tata cara salat, biasanya akan ada khotbah dan membahas tentang hukum-hukum kurban dan Iduladha.
4. Membaca Zikir
Singkatnya yang berbeda dari salat lainnya adalah niat dan takbir zawa-id.
Di antara setiap takbir zawa-id, dianjurkan membaca zikir dengan memuji Allah SWT. Di antaranya dengan bacaan:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
"Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar."
Artinya: "Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar."
Baca Juga: 8 Resep Gulai Kambing Empuk, untuk Persiapan Idul Adha!
Waktu Salat Iduladha
Hukum salat Iduladha menurut ulama adalah sunah muakkad atau sunah yang dianjurkan.
Dilansir dari Islam NU, pada dasarnya waktu salat Iduladha maupun Idulfitri dapat dilakukan setelah matahari terbit hingga masuk waktu Zuhur.
Namun untuk salat Iduladha, dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian salat Id.
Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi berkata:
"Waktu salat Idulfitri dan Iduladha adalah dimulai dari naiknya matahari setinggi satu tombak sampai tergelincir.
Yang paling utama, salat Iduladha dilakukan di awal waktu agar manusia dapat menyembelih hewan-hewan kurban mereka, sedangkan salat Idulfitri diakhirkan agar manusia dapat mengeluarkan zakat Fitri mereka” [Minhajul Muslim 278].
Baca Juga: Bacaan Doa Menyembelih Hewan Kurban Saat Iduladha, Amalkan!
Doa Setelah Salat Iduladha
Setelah mengetahui cara salat Iduladha, akhiri dengan membaca kumpulan doa yang perlu diamalkan.
Berikut adalah kumpulan doa yang bisa dibaca setelah melaksanakan salat sunah Iduladha, di antaranya:
1. Istigfar 3 Kali
Sebagian orang membaca istigfar sebanyak 3 kali sebagai doa setelah Iduladha yang berbunyi:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
"Astaghfirullah Hal Adzim Alladzi La ilaha Illa Huwal Hayyul Qoyyumu Wa atubu Ilaihi."
Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”
2. Doa Keselamatan
Akhiri salat Iduladha dengan membaca doa keselamatan dalam hidup yang berbunyi:
اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
"Allahumma antassalam waminkassalam tabarakta Ya Dzaljalali wal ikram."
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik,” (HR. Muslim).
Baca Juga: 13 Resep Olahan Daging Sapi, Coba di Rumah Yuk, Moms!
3. Kalimat Tauhid
Kalimat tauhid bisa dilafalkan sebagai doa lain setelah melakukan salat Hari Raya Haji, ini berbunyi:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
"Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah, Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir."
Artinya:
“Tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan. Bagi-Nya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Sunah Rasulullah di Hari Raya Iduladha
Selain membaca niat dan bacaan salat Iduladha dan melaksanakan ibadahnya, ada sunah lain yang bisa dilakukan.
Ini baik sebelum atau sesudah salat Iduladha. Mengutip Bersama Dakwah, berikut ini daftarnya:
1. Mandi Sebelum Salat Iduladha
Rasulullah SAW biasa mandi terlebih dahulu sebelum berangkat melaksanakan salat Iduladha. Ini seperti hadis berikut ini:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى
Artinya: "Rasulullah SAW biasa mandi pada hari raya Idufitri dan Iduladha." (HR Ibnu Majah)
2. Memakai Pakaian Terbaik
Setelah mandi, Rasulullah SAW juga mengenakan pakaian terbaik ketika salat Id.
Beliau juga memerintahkan sahabat mengenakan pakaian terbaik mereka. Seperti dijelaskan dalam hadis berikut:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في العيدين أن نلبس أجود ما نجد ، وأن نتطيب بأجود ما نجد
Artinya: "Pada dua hari raya, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk memakai yang terbaik dari apa yang kita miliki." (HR Hakim)
Baca Juga: 8 Resep Gulai Kambing Empuk, untuk Persiapan Idul Adha!
3. Memakai Wangi-wangian
Tak hanya memakai pakaian terbaik, disunahkan juga untuk memakai wangi-wangian dan memotong rambut.
Ini pun baik memotong kuku, menghilangkan bau-bau yang tidak enak, untuk memperoleh keutamaan hari Iduladha.
Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab, terdapat keterangan mengenai amalan sunah ini seperti:
والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب
Artinya: "Disunahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak.
Karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunahkan juga memakai wangi-wangian."
4. Takbiran Saat Menuju Tempat Salat
Bagi Moms dan Dads yang ingin melaksanakan ibadah salat Id, dapat melakukan sunah takbir saat berangkat menuju tempat salat.
Bahkan dianjurkan sejak tanggal 9 Dzulhijjah setelah subuh.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)".
Baca Juga: 3 Cara Membersihkan Kulit Sapi untuk Dikonsumsi, Mudah!
5. Berjalan Kaki ke Lokasi Salat Id
Selain itu, disunahkan untuk berjalan kaki baik saat pergi maupun pulang salat Id.
Tidak naik kendaraan kecuali ada hajat, misalnya lokasi yang sangat jauh. Seperti dijelaskan dalam hadis dari Ibnu Umar RA:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Artinya: "Rasulullah SAW biasa berangkat salat Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang." (HR Ibnu Majah)
Itu dia Moms, beberapa hal mengenai salat Iduladha beserta sunah lain yang bisa dilakukan sebelum dan setelah melaksanakan salat Id.
Semoga ibadah kita diterima Allah SWT, ya!
- https://zakat.or.id/bacaan-sholat-idul-adha/
- https://bersamadakwah.net/niat-sholat-idul-adha/
- https://almanhaj.or.id/54-waktu-pelaksanaan-shalat-ied.html
- https://islam.nu.or.id/shalat/tata-cara-shalat-idul-adha-P2YTw
- https://www.nu.or.id/nasional/panduan-lengkap-shalat-idul-adha-sendirian-di-rumah-3l6HF
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.