Ketahui Sanexon, Obat untuk Atasi Peradangan dan Autoimun
Sanexon adalah obat yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi berbagai jenis penyakit, termasuk peradangan dan autoimun.
Obat diberikan pada orang dewasa dan anak usia berusia 12 tahun ke atas sebanyak 4-48 miligram per hari sebagai dosis tunggal atau terbagi.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya di bawah ini!
Kegunaan Obat Sanexon
Foto: Orami Photo Stock
Sanexon adalah obat yang mengandung methylprednisolone.
Melansir dari Medline Plus, methylprednisolone memiliki cara kerja mirip dengan hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Kandungan tersebut digunakan untuk menggantikan bahan kimia alami akibat tubuh tidak cukup memproduksinya.
Kandungan tersebut bekerja dengan mengurangi peradangan (pembengkakan, panas, kemerahan, dan nyeri).
Selain itu, methylprednisolone juga digunakan untuk mengobati beberapa bentuk radang sendi, gangguan kulit, darah, ginjal, mata, tiroid, dan usus.
Sanexon menjadi salah satu merek dagang obat dengan kandungan methylprednisolone, yang tersedia dalam berbagai dosis, yaitu:
- 4 miligram
- 8 miligram
- 16 miligram
Dalam mengatasi sejumlah penyakit, methylprednisolone bekerja dengan menembus membran sel dan membentuk kompleks steroid-protein reseptor.
Di dalam inti sel, kompleks yang terbentuk akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA.
Proses tersebut merupakan bagian dari sintesis protein.
Untuk mengatasi peradangan, obat bekerja dengan menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin, yaitu senyawa mediator inflamasi.
Obat tersebut menyebabkan dilatasi kapiler, yang akan mengurangi respon tubuh terhadap peradangan.
Baca Juga: Otopain, Obat Tetes Telinga untuk Atasi Masalah Infeksi
Dosis Penggunaan Umum Sanexon
Dosis penggunaan obat akan berbeda pada masing-masing orang.
Hal tersebut tergantung pada penyakit, intensitas keparahan kondisi, dan kesehatan tubuh keseluruhan.
Berikut ini penggunaan dosis obat pada umumnya:
- Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 4 - 48 miligram per hari sebagai dosis tunggal atau terbagi.
- Anak di bawah 12 tahun : dosis awal sebanyak 0,4 - 1,6 miligram per kilogram berat badan per hari. Dosis tidak boleh melebihi 80 miligram per hari.
Peningkatan atau penghentian dosis dilakukan secara bertahap sesuai dengan anjuran dokter.
Jadi, jangan menambahkan, mengurangi, atau menghentikan penggunaan obat tanpa rekomendasi, karena meningkatkan risiko efek samping.
Penggunaan Obat untuk Ibu Hamil
Obat masuk ke dalam kategori C.
Dari studi yang dilakukan pada hewan, kandungan dalam obat menunjukkan efek buruk pada janin.
Sejauh ini belum ada penelitian lebih lanjut terkait penggunaan obat pada ibu hamil.
Penggunaan obat pada ibu hamil hanya dapat diberikan jika manfaat yang diperoleh lebih besar ketimbang potensi risikonya.
Perhatian sebelum menggunakan Obat
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat:
- Obat bisa dikonsumsi setelah makan atau saat makan.
- Dilarang menghentikan konsumsi obat secara mendadak karena dapat berakibat fatal pada penggunanya.
- Obat diekskresikan dalam air susu ibu. Jadi, hindari penggunaan obat selama masa menyusui.
- Obat dapat memicu gangguan tidur dan perubahan suasana hati.
- Obat dapat memicu penurunan sistem imun pada penggunanya jika memiliki kontak dengan penderita cacar air atau campak.
Baca Juga: Ketahui Renalyte, Larutan Steril untuk Gantikan Cairan Tubuh yang Hilang
Kontraindikasi Penggunaan Obat
Penggunaan Sanexon tidak disarankan pada seseorang yang memiliki riwayat hipersensitif atau alergi kandungan methylprednisolone.
Obat juga tidak direkomendasikan pada penderita kandungan glukokortikoid.
Sanexon tidak direkomendasikan untuk digunakan pada beberapa penderita gangguan kesehatan, seperti:
- Tuberculosis (TB)
- Diabetes mellitus
- Infeksi jamur sistemik
- Penyakit herpes simpleks
- Varisela
- Osteoporosis berat
Selain itu, seseorang yang melakukan vaksinasi juga tidak direkomendasikan menggunakan obat ini.
Interaksi Obat pada Jenis Obat Lainnya
Sebelum menggunakan, pastikan tidak sedang mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan berikut ini:
- Obat amphotericin B diuretik. Pengguna bisa mengalami hipokalemia, pembesaran jantung, dan gagal jantung kongestif.
- Antibiotik golongan makrolida, karena meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Obat dengan kandungan warfarin. Indeks koagulasi harus dipantau secara teratur untuk mempertahankan keefektivitasan efek antikoagulan.
- Obat diabetes, karena dapat meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Pengguna diabetes memerlukan penyesuaian dosis yang tepat.
- Serum isoniazid, karena dapat menurunkan efektivitas obat.
- Pemberian bersamaan dengan siklosporin meningkatkan efektivitas kedua jenis obat, yang meningkatkan risiko kejang.
- Kontrasepsi oral, karena dapat menurunkan metabolisme dan meningkatkan efektivitas obat.
- Ketoconazole, karena dapat menurunkan metabolisme, sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Penggunaan bersama NSAID, karena meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan.
Baca Juga: Sering Ada di Kemasan Obat, Ini yang Dimaksud Kontraindikasi
Efek Samping Penggunaan Obat
Foto: istockphoto.com
Sama halnya dengan jenis obat lainnya, Sanexon dapat memicu sejumlah efek samping.
Efek samping dibedakan berdasarkan jangka waktu penggunaan obat, yaitu:
Efek Penggunaan Sanexon Jangka Pendek
Beberapa kondisi yang bisa saja terjadi, seperti retensi cairan dan natrium dalam tubuh.
Selain itu, pengguna juga berisiko mengalami hiperglikemia, intoleransi glukosa, hipokalemia, gangguan pada saluran pencernaan, dan ulserasi.
Gangguan mental, seperti depresi dan perubahan suasana hati, seperti euforia ringan, gugup, gelisah, delusi, serta halusinasi juga cenderung dialami.
Baca Juga: 4 Obat Sariawan Bayi yang Ampuh dan Aman
Efek Penggunaan Sanexon Jangka Panjang
Efek samping jangka panjang dapat meliputi seluruh efek samping penggunaan jangka pendek, ditambah beberapa kondisi berikut ini:
- Sindrom Cushing, ditandai dengan pembengkakan pada wajah
- Hirsutisme atau virilisme
- Impotensi
- Menstruasi tidak teratur
- Penyakit ulkus peptikum
- Kenaikan berat badan
- Insufisiensi jantung kongestif
- Edema
- Hipertensi
- Katarak
- Peningkatan tekanan intraokular mata atau glaukoma
- Osteoporosis
- Gangguan penyembuhan luka
- Gangguan metabolisme karbohidrat
- Penurunan sistem imun, sehingga pengguna rentan terkena infeksi jamur atau virus
Baca Juga: Hydromamma untuk Promil, Amankah untuk Dikonsumsi?
Itulah serba-serbi terkait dengan penggunaan Sanexon.
Untuk mencegah risiko terjadinya efek samping, pastikan konsumsi sesuai dosis dan anjuran yang berlaku, ya!
- https://www.ndrugs.com/?s=sanexon
- https://pillintrip.com/medicine/sanexon
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682795.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.