Obat Vometa: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Vometa merupakan obat yang dikonsumsi untuk meredakan mual, gangguan perut, rasa tidak nyaman akibat kekenyangan, serta refluks asam lambung (GERD).
Apa itu sebenarnya? Lalu, bagaimana dengan rekomendasi dosis dan efek sampingnya? Yuk, simak rangkuman tentang obat vometa!
Manfaat Vometa
Dok: Orami Photo Stock
Vometa merupakan obat yang mengandung bahan aktif domperidone. Bahan aktif itu bekerja dengan mempercepat proses pencernaan makanan di dalam lambung.
Domperidone juga digunakan untuk mencegah masalah perut, seperti mual dan muntah, terkait obat tertentu yang dikonsumsi untuk mengobati penyakit Parkinson.
Itu bekerja memperbaiki gejala dengan membantu perut kosong lebih cepat yang akhirnya mengurangi rasa mual.
Obat ini biasanya diresepkan oleh dokter untuk penggunaan jangka pendek.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Mual secara Alami, Mudah dan Cepat!
Dosis Obat
Obat ini umumnya tersedia dalam bentuk tablet, oral, dan supposittoria atau rektal. Untuk bentuk tablet tersedia dalam dosis 10 mg, sementara sirup 5 mg/5 ml.
Dosis obat ini berbeda untuk setiap pasien. Disarankan untuk mengikuti rekomendasi dokter atau petunjuk pada label.
Informasi ini mencakup dosis rata-rata obat vometa untuk sediaan oral atau tablet.
- Pengobatan Gangguan Motilitas Gastrointestinal
Orang dewasa dapat mengonsumsi 10 mg vometa 3-4 kali sehari, diminum 15-30 menit sebelum makan.
Dosis maksimum yang direkomendasikan totalnya 30 mg setiap hari untuk durasi pengobatan sesingkat mungkin.
- Mual dan Muntah
Sementara untuk mengatasi mual dan muntah, orang dewasa cukup mengonsumsi vometa 20 mg 3-4 kali sehari.
Nah, selain sediaan oral atau tablet, vometa juga tersedia dalam suppositoria atau rektal. Bagaimana dosis yang tepat untuk mengonsumsinya?
Pasien dewasa yang mengalami mual dan muntah akan diberikan dosis vometa 30 mg sebanyak 2 kali sehari.
Jika melewatkan satu dosis obat ini, minumlah sesegera mungkin.
Namun, jika sudah hampir waktunya untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan kembali ke jadwal dosis reguler. Jangan menggandakan dosis.
Selain memerhatikan dosis dan cara konsumsi vometa, jangan lupa untuk memerhatikan tempat dan cara penyimpanannya, Moms.
Simpan vometa dalam wadah tertutup pada suhu ruang, jauh dari panas, lembap, dan cahaya matahari secara langsung. Jauhkan dari pembekuan.
Jauhkan juga dari jangkauan anak-anak. Selain itu, jangan menyimpan obat yang sudah kedaluwarsa, ya Moms!
Baca Juga: Manfaat Obat Cilostazol untuk Mengatasi Nyeri dan Kram pada Kaki
Obat Lain yang Dapat Berinteraksi dengan Vometa
Dok: Orami Photo Stock
Jika dokter meresepkan vometa kepada Moms dan Dads, pastikan untuk menyampaikan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.
Pasalnya, vometa dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, antara lain:
- Amiodaron
- Antihistamin, seperti cetirizine, doxylamine, diphenhydramine, hydroxyzine, dan loratadine
- Obat antipsikotik, termasuk haloperidol, pimozide, risperidone, quetiapine, dan ziprasidone
- Aprepitant
- Atropin
- Antijamur "azol," misalnya flukonazol, itrakonazol, ketokonazol, dan vorikonazol
- Benztropin
- Penghambat saluran kalsium, seperti amlodipine, diltiazem, nifedipine, dan verapamil
- Klorokuin
- Cobicistat
- Konivaptan
- Darifenacin
- Disopiramid
- Doxepin
- Dronedarone
- Flavoxate
- Flekainid
- Galantamine
- Glikopirolat
- Glikopirronium
- Jus anggur
- Penghambat protease HIV, seperti indinavir, atazanavir, lopinavir, nelfinavir, dan ritonavir
- Antibiotik makrolida, misalnya, azitromisin, klaritromisin, dan eritromisin
- Maprotiline
- Metadon
- Metilen Biru
- Mifepristone
- Inhibitor monoamine oksidase
- Pereda nyeri narkotika, misalnya, fentanil, hidromorfon, morfin, dan oksikodon
- Orphenadrine
- Oksibutinin
- Pentamidin
- Probukol
- Prokainamid
- Propafenon
- Penghambat protein kinase
- Kuinidin
- Kina
- Skopolamin
- Inhibitor reuptake serotonin selektif
- Antagonis serotonin
- Sirolimus
- Solifenacin
- Sotalol
- Tiotropium
- Tolterodin
- Antidepresan trisiklik
- Tropium
Jika sedang mengonsumsi obat-obatan ini, konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Tergantung pada keadaan spesifik seseorang, dokter mungkin meminta berhenti minum salah satu obat.
Selain itu, dokter juga mungkin akan mengubah satu obat ke obat lain dan mengubah cara meminum satu atau kedua obat.
Naun, ada juga kemungkinan dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi kedua obat tersebut seperti biasa.
Hentikan Obat Jika Gejala Muncul
Dok: Orami Photo Stock
Moms dan Dads juga harus waspada terhadap perubahan atau gejala baru yang muncul usai mengonsumsi vometa. Hentikan konsumsi obat vometa jika mengalami:
- Alergi terhadap domperidone atau bahan obat apapun
- Sedang minum obat dalam keluarga yang sama, seperti ketoconazole, erythromycin, ritonavir, atau nefazodone
- Sedang minum obat yang menyebabkan perpanjangan QT
- Mengalami pendarahan di perut atau usus
- Memiliki penyumbatan di perut atau usus
- Mengalami kerusakan pada lapisan lambung atau usus
- Memiliki prolaktinoma (tumor kelenjar hipofisis)
- Memiliki kadar kalium, magnesium, atau kalsium yang tidak terkoreksi dalam darah
- Memiliki penyakit jantung
- Memiliki perpanjangan QT (sejenis detak jantung tidak teratur)
- Memiliki gangguan hati sedang atau berat
Baca Juga: Kenali Obat Methylergometrine: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Efek Samping
Dok: Orami Photo Stock
Efek samping di bawah ini telah dilaporkan oleh setidaknya 1 persen orang yang menggunakan vometa.
Banyak dari efek samping tersebut dapat dikelola dan beberapa mungkin hilang dengan sendirinya seiring waktu.
Disarankan untuk segera menghubungi dokter jika efek samping ini dirasa parah atau mengganggu:
- Kram perut
- Nyeri payudara
- Diare
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Migrain
- Mual
- Ruam
Sedangkan ada juga efek samping lain yang dilaporkan lebih jarang terjadi. Periksa ke dokter Moms sesegera mungkin jika salah satu dari efek samping berikut terjadi:
- ASI mengalir dari puting
- Detak jantung maupun denyut nadi berdebar cepat
- Ketidakteraturan menstruasi
- Pembengkakan payudara (pria)
Berhenti minum obat dan cari bantuan medis segera jika mendapati efek samping berikut:
- Pusing atau pingsan
- Detak jantung tidak teratur
- Muncul tanda-tanda reaksi alergi, seperti kesulitan bernapas, gatal-gatal, maupun pembengkakan pada wajah dan tenggorokan
Overdosis
Pasien pengonsumsi domperidone perlu segera dibawa ke dokter atau rumah sakit jika mengalami gejala overdosis:
- Gangguan kesadaran
- Gelisah
- Kejang
- Mengantuk
- Disorientasi
Pada situasi darurat atau overdosis, hubungi 119 atau segera larikan ke rumah sakit terdekat.
Untuk dipahami, informasi ini bukan pengganti konsultasi medis. Moms and Dads tetap dianjurkan segera pergi ke dokter jika gejala tidak membaik.
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/vometa-vometa%20ft
- https://medbroadcast.com/drug/getdrug/ratio-domperidone
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/domperidone-oral-route/proper-use/drg-20063481
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.