Aturan Pakai Neurodex, Obat untuk Atasi Masalah Saat Tubuh Kekurangan Vitamin B
Moms mengalami badan pegal-pegal? Coba atasi dengan mengonsumsi obat neurodex.
Menurut Harvard Health Publishing, badan pegal dan sendi terasa nyeri dapat mengacu pada gejala tubuh kekurangan vitamin B.
Kondisi ini bisa diatasi dengan minum obat-obatan ataupun suplemen kesehatan.
Untuk itu, kenali manfaat, dosis, dan efek samping obat ini sebelum mengonsumsinya.
Baca Juga: Mebendazole (Obat Cacing), Ketahui Fungsi, Dosis, dan Aturan Pakainya!
Fungsi Obat Neurodex
Foto: Orami Photo Stocks
Tablet Wise memaparkan bahwa neurodex terdiri dari berbagai zat aktif, di antaranya:
- Pyridoxine Hydrochloride
- Riboflavin
- Thiamine Mononitrate
Fungsi dari obat ini adalah untuk mengatasi kondisi tubuh kekurangan vitamin B1, B6, dan B12.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalami gejala kekurangan vitamin B sejak usia dini.
Neurodex bekerja sebagai koenzim dalam metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak tubuh.
Cara kerjanya yakni dengan mengurangi prostaglandin, sehingga membantu pengenceran darah dan mencegah pembekuan.
Di samping itu, neurodex juga berfungsi dalam mengurangi gejala polineuritis. Ini merupakan peradangan saraf yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba.
Beberapa gejala dari polineuritis yang umum dialami kebanyakan orang antara lain seperti berikut:
- Kulit terasa baal
- Kesemutan di berbagai anggota tubuh
- Nyeri pada sendi atau anggota gerak
Kebanyakan dokter meresepkan obat ini guna mengembalikan fungsi saraf dan meredakan gejala.
Baca Juga: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Methycobal, Obat untuk Penyakit Saraf
Dosis Obat Neurodex
Foto: Orami Photo Stocks
Melansir MIMS Indonesia, dalam satu kemasan neurodex terdiri dari kandungan 100 mg vitamin B1, 200 mg vitamin B6, dan 250 mg vitamin B12.
Obat ini hadir dalam bentuk tablet, suntikan, dan juga infus. Umumnya obat ini dikonsumsi 1 tablet per harinya sebagai pencegahan.
Di samping itu, neurodex juga dipakai untuk mengobati berbagai penyakit.
Jika melihat informasi dalam sdrugs.com, berikut dosis umum dari neurodex berdasarkan umur dan gejala, yakni:
- Orang Dewasa
- Kekurangan vitamin B12: sebanyak 100-200 mcg dalam 2 hari
- Anemia (myelosis funicular): diberikan sebanyak 400-500 mcg dalam 7 hari pertama
- Anemia zat besi akut: diberikan 30-100 mcg setiap 2-3 kali seminggu
- Penyakit saraf: sebanyak 200-500 mcg dan ditingkatkan 100 mcg per hari sesuai kondisi
- Nyeri sistem saraf tepi: sebanyak 200-400 mcg setiap hari selama 40-50 hari
- Hepatitis dan sirosis: diberikan 30-60 mcg per hari atau 100 mcg setiap hari selama 25-40 hari
- Sariawan: dosis sebanyak 60-199 mcg setiap hari selama 20-30 hari
Bayi dan anak
- Anemia aplastik: dosis diberikan 100 mcg
- Anemia (bayi prematur): sebanyak 30 mcg per hari selama 15 hari
- Distrofi pada anak: dosis diberikan 15-30 mcg setiap hari
- Cerebral palsy: sebanyak 15-30 mcg setiap hari
- Down syndrome: dosis sebanyak 15-30 mcg setiap hari
Untuk atasi kekurangan vitamin B12 melalui infus, diberikan 1 mg setiap sebulan sekali.
Durasi pengobatan pun ditentukan secara individual melalui anjuran dokter.
Baca Juga: Kenali Dosis hingga Efek Samping Urotractin, Obat untuk Atasi Infeksi Saluran Kemih
Efek Samping Neurodex
Foto: Orami Photo Stocks
Terlepas manfaat dan fungsinya untuk mengatasi radang sendi, ini pun menimbulkan efek samping bagi beberapa orang.
Umumnya efek samping yang dialami ringan sampai sedang, ini meliputi:
- Kecemasan
- Keinginan untuk muntah
- Gangguan tidur
- Kadar asam folat dalam darah rendah
- Sulit bernapas
- Keringat berlebih
- Tubuh terasa kebal
Segera konsultasikan dengan dokter untuk segera meredakan gejala dari efek samping yang dirasakan.
Penggunaan obat ini tak dianjurkan secara mandiri dan perlu menggunakan resep dokter.
Hal ini untuk mencegah overdosis dan salah takaran yang dapat berakibat fatal.
Baca Juga: Mengenal Flamar (Obat Nyeri): Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
Waspada Kondisi Ini Sebelum Minum Obat
Foto: Orami Photo Stocks
Meski efek samping obat ini ringan, tak semua orang bisa mengonsumsinya.
Sebelum konsumsi neurodex, pastikan dokter mengetahui semua riwayat penyakit dan obat lain yang sedang diminum.
Ini termasuk suplemen kesehatan, obat-obatan herbal, dan riwayat alergi.
Beberapa kondisi di bawah ini juga menjadi perhatian penting sebelum minum obat, antara lain:
- Hamil dan menyusui
- Kecanduan alkohol
- Gangguan fungsi hati
- Berencana untuk hamil
Beberapa kondisi kesehatan tersebut mungkin membuat tubuh lebih rentan terhadap efek samping obat.
Pastikan juga untuk tak mengurangi atau melebihkan takaran obat yang telah ditetapkan.
Segera beritahu dokter apabila obat tak bekerja dengan sepenuhnya dan gejala tak kunjung membaik, Moms.
Baca Juga: Dikenal sebagai Obat Anestesi, Ini Fungsi dan Efek Samping Lidocaine
Kontradiksi Obat Lain
Foto: Orami Photo Stocks
Jika sedang mengonsumsi obat lain pada waktu bersamaan, cara kerja dari neurodex dapat berubah.
Ini dapat meningkatkan risiko alami efek samping atau menyebabkan obat tidak bekerja dengan benar.
Neurodex dalam bentuk tablet dapat berinteraksi dengan obat lain yang mengandung zat aktif berikut:
- Atropine
- Chlorpromazine
- Chlorthalidone
- Doxorubicin
- Glycopyrrolate
- Hydrochlorothiazide
- Levodopa
- Methotrexate
- Phenobarbital
- Phenothiazine
Apabila tengah konsumsi salah satu zat aktif tersebut, nantinya dokter akan memberikan alternatif obat yang lain.
Hal ini supaya fungsi dari neurodex dalam atasi peradangan saraf dapat bekerja dengan baik.
Baca Juga: 12 Obat Flu untuk Ibu Hamil, Mudah Dibeli di Apotek
Demikian informasi mengenai fungsi, dosis, dan aturan pakai neurodex sebagai obat untuk kesehatan saraf.
Hindari minum obat tanpa resep dan rekomendasi dokter ya, Moms!
- https://www.health.harvard.edu/blog/vitamin-b12-deficiency-can-be-sneaky-harmful-201301105780
- https://www.tabletwise.net/indonesia/neurodex-tablet
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/neurodex/neurodex?lang=id
- https://www.sdrugs.com/?c=drug&s=neurodex&ingredient=vitamin%20b1/vitamin%20b12/vitamin%20b6
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.