30 Maret 2018

Sering Buang Air Kecil Saat Hamil? Bahayakah?

Biasanya frekuensi meningkat di awal dan akhir kehamilan

 

Moms sering buang air kecil saat hamil? Sering buang air kecil saat hamil kadang merupakan gejala yang memalukan dan bikin repot karena harus sering bolak-balik ke toilet. Peningkatan frekuensi kencing bahkan tidak jarang berujung timbulnya infeksi kandung kemih. Mengapa itu bisa terjadi?

Frekuensi kencing yang meningkat merupakan gejala awal kehamilan . Biasanya gejala ini berkurang pada trimester kedua kehamilan, namun muncul kembali pada trimester ketiga hingga selesai pada enam minggu setelah melahirkan.

 

Penyebab Meningkatnya Frekuensi Kencing

 

Jika Moms merasakan dorongan terus-menerus untuk buang air kecil, berikut ini adalah beberapa penyebab sering buang air kecil saat hamil.

1. Perubahan Hormonal

Hormon HCG yang aktif selama kehamilan adalah salah satu penyebab utama sering buang air kecil saat hamil. Perubahan hormonal ini meningkatkan aliran darah menuju area panggul dan ginjal. Tubuh mencoba berupaya keras dan ekstra-cepat mengeluarkan limbah dari ibu hamil dan bayinya.

 
2. Tekanan Pada Kandung Kemih

Kandung kemih dapat menyimpan sekitar setengah liter urine selama tidak hamil. Namun pada trimester pertama, rahim mengembang dan mulai bergerak ke arah kandung kemih, dan menekannya. Kandung kemih yang menyempit tidak dapat menahan lebih banyak urine dan mencoba mengosongkannya sesegera mungkin.

 
3. Kelebihan Cairan

Kadar darah meningkat selama kehamilan, hampir melebihi 50% sebelum hamil. Hal ini disebabkan karena kelebihan cairan diproses dalam ginjal dan menyebabkan frekuensi kencing meningkat.

 
4. Infeksi Saluran Kencing

Meningkatnya frekuensi kencing sering kali merupakan salah satu di antara gejala infeksi saluran kencing (ISK).  Menurut dr. Julianto Witjaksono AG, SpOG, ISK pada ibu hamil bisa membuat tubuh mengalami peradangan, yang bisa berdampak serius pada kehamilan dan janin, yaitu bayi lahir prematur.  Infeksi saluran kencing juga dapat menyebabkan infeksi ginjal (pielonefritis), demam, muntah, dan sakit punggung parah.

Selain meningkatnya gejala frekuensi kencing, waspadai gejala lain infeksi saluran kencing lainnya meliputi:

  • urine tampak keruh
  • urine berwarna merah, merah muda, atau pekat
  • urine berbau kuat atau busuk
  • sensasi terbakar ketika buang air kecil
  • nyeri saat buang air kecil

 

Jika Moms memiliki gejala-gejala ini, segera beritahu dokter. Infeksi saluran kencing yang tidak diobati bisa berkembang sampai saluran kemih dan menyebabkan gejala yang lebih serius.

 

Bagaimana Mengatasi  Sering Buang Air Kecil Saat Hamil?

 

Berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk meminimalkan frekuensi buang air kecil: 

 
1. Membungkuk saat buang air kecil

Membungkuk akan membantu mengosongkan kandung kemih sampai tuntas sehingga Moms tidak perlu bolak-balik ke toilet.

 
2. Hindari diuretik

Hindari minuman yang bersifat diuretik atau mendorong produksi air seni seperti teh, kopi atau alkohol. Sebaliknya Moms bisa mengonsumsi madu yang dapat membantu menyembuhkan infeksi saluran kemih secara alami.

 
3. Jangan terlalu banyak minum sebelum tidur

Kurangi minum sebelum pergi tidur tetapi pastikan Moms minum lebih banyak air, setidaknya delapan gelas air sepanjang hari.

 
4. Kosongkan kandung kemih

Cobalah untuk mengosongkan kandung kemih sebelum pergi keluar atau tidur. Selain itu, jika Moms menghadiri beberapa acara, pastikan ada toilet di sekitarnya.

 

5. Kenakan pembalut

Kenakan pembalut terutama jika Moms sedang batuk atau bersin atau melakukan aktivitas seperti mengangkat benda berat. Kadangkala hal tersebut sering menyebabkan kebocoran dan bikin malu.

 

6. Latihan senam kegel

Latihan senam kegel membantu Moms mengendalikan uretra (saluran kemih). Yang paling menarik adalah olahraga ini dapat dilakukan diam-diam hampir di mana saja. Moms dapat melakukan latihan ini sekitar tiga kali sehari dengan 10-20 kontraksi waktu selama 10 detik.  

 

Bagaimana cara Moms meminimalkan frekuensi kencing saat hamil?

 

<ROS>

 

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.